0.16

1.9K 185 9
                                    

Skip satu minggu setelah ujian ..

Setelah ujian semester, murid diliburkan tiga hari untuk persiapan Camp ke kota Jeju nanti. Karena acara Camp sebentar lagi, Jeno inisiatif mau ngajak Renjun keluar. Alibinya mau belanja.

Ting!

Suara notifikasi line di handphone Renjun berbunyi.

Renjun yang lagi keringin rambut karena abis keramas langsung liat handphone nya.

Oh, ternyata pangeran.

jenolee
| Sayang, udah siap-siap?
| Aku jemput sekarang ya?
| Kangen kamu soalnya, mau poo (ʃƪ^3^)

Membaca chat dari Jeno, Renjun malah geli sendiri. Bukan apa-apa, tapi dia belum terbiasa. Apalagi Jeno yang dia kenal adalah Jeno cuek dan dingin, bukan cringe kaya gini.

hjunn
| Udah siap Jen
| Iya, sini cepetan

jenolee
| Kok manggilnya Jen sih?! ಠ︵ಠ

Renjun tersenyum, astaga dia lupa!!

hjunn
| Aduh Nono~ maap ya, Njun lupa .·´¯'(>▂<)´¯'·.
| Cepetan kesini sayang, mau Njun poo..

jenolee
| Kuy gas nguenggg~

Renjun tidak berhenti tersenyum, ada saja alasan untuk membuatnya bahagia. Itu karena dia, iya dia, Lee Jeno.

•••

Jeno sudah sampai dihalaman rumah keluarga Huang. Saat turun dari motor, ia melihat Yuta yang sedang duduk diteras. Seperti biasa, Yuta yang sedang baca koran dan ada Winwin yang sedang menyapu halaman.

"Pagi Tan" sapa Jeno.

"Pagi Jen, mau jemput Renjun?" tanya Winwin.

Jeno tersenyum lalu mengangguk, "Iya Tan, izin ya mau ngajak keluar"

"Iya bawa aja Jen, daripada dirumah terus dia. Sini masuk, duduk disamping Om Yuta tuh. Tante beresin ini dulu, jangan dulu pergi ya" ucap Winwin lalu Jeno mengangguk lagi.

Yuta yang sedang asyik membaca berita dalam kertas itu tidak menyadari bahwa sedari tadi ada seorang pemuda sedang memanggilnya berkali-kali.

"OM!!"

"Astaga, ngagetin aja kamu!!"

"Ya maap Om, soalnya dari tadi Jeno panggil Om nya ga nyautin terus. Jadi Jeno teriakin aja, maap ya Om. Hehehe"

"Gapapa, maklum Jen Om udah tua. Faktor umur nih"

"Eh mau kemana kamu?" tanya Yuta saat Renjun sudah sampai diteras.

"Mau keluar sama Jeno. Izin ya Pa!!" ucap Renjun lalu diangguki Yuta.

"Yaudah iya, hati-hati dijalan. Emang mau ngapain sih?"

"Kamu tuh gaboleh kepo deh, biarin aja mereka mau kemana. Tapi kayanya mau belanja buat Camp nanti, iya kan?" tanya Winwin lalu duduk disamping Yuta.

"Iya Ma.. Renjun izin keluar ya"

"Iya, jangan pulang terlalu larut. Sebelum magrib harus udah sampai dirumah" ucapnya lalu diangguki Renjun.

"Jen, Om titip gadis Om ya"

Jeno mengangguk, "Iya Om. Yaudah, Jeno sama Renjun pamit dulu"

"Bye Ma, Pa!!" ucap Renjun lalu pergi menuju motor Jeno.

"Seneng banget kayanya diajak pergi sama Jeno" ucap Yuta setelah melihat Renjun pergi menjauh dari perkarangan rumahnya.

"Gadisku sudah besar ya Yut~"

Yuta mendengus, "Yat Yut Yat Yut, sayang dong Ma.." (。•́︿•̀。)

"Geli deh. Udah jangan kaya gitu, malu sama uban" ucap Winwin lalu pergi kedalam rumah.

"Nasib gue gini amat"

•••

Ternyata Jeno mengajak Renjun ke sungai Han. Kebetulan disana sedang ada acara pameran tahunan. Ia tahu Renjun menyukai pameran, apalagi pameran lukis seperti ini.

"Kamu tau darimana ada pameran kaya gini?" tanya Renjun saat sedang mengantri membeli tiket.

"Dari bang Mark. Sebenernya dia juga mau kesini, tapi gatau jam berapa. Terus, kebetulan juga pamerannya tentang lukisan, yaudah aku ajak kamu kesini deh. Suka ga?"

Renjun mengangguk, "Suka banget!! Eh, Kak Mark kesini sama Nana kan?!"

"Iya, bentar lagi kayanya. Yuk masuk dulu" ajaknya sambil menuntun Renjun agar berjalan sejajar dengannya.

Dua jam mereka berkeliling di pameran, tentu saja berdua karena Mark sama Nana udah pulang duluan. Mereka datang cuma sebentar, karena ingin melihat inti dari acara pameran saja. Tidak seperti Renjun yang stay dari pagi sampai acara selesai. Ga heran, Jeno juga memaklumi itu karena dia tau kalo Renjun suka banget sama pameran lukis.

"Udah selesai acaranya. Mau lanjut jalan-jalan kemana?" tanya Jeno.

Renjun yang sedang asyik melihat brosur pameran tidak mendengar omongan Jeno tadi.

"Sayang"

"Eh iya, apa?"

Jeno mendengus, "Kamu tu dari tadi ditanya ga nyaut mulu, lagi apa sih?"

Renjun langsung menyodorkan brosur tersebut, "Nih, lagi liat ini. Lukisannya bagus-bagus tau"

"Eh tadi kamu nanya apa Jen?" tanya Renjun.

"Sekarang mau kemana? Langsung belanja aja?" ulang Jeno.

"Iya, langsung belanja aja. Lagian kalo jalan dulu pasti kamu cape, kan dari tadi keliling-keliling terus"

"Yaudah. Yuk cepetan keburu ujan"




















OF LOVE || NOREN GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang