0.9

2.6K 261 8
                                    

"Njun, lo gausah latihan dulu ya. Biar nanti gue bilang sama Pak John buat cari pengganti"

"Gausah Jen. Yaampun, gue cuma keiris doang bukan patah tulang" ucap Renjun membuat Jeno meringis.

"Abisnya gue takut lukanya basah lagi"

"Udah, lo gausah khawatir. Percaya deh sama gue, gue kan hebat!!" ucapnya yakin.

"Iya deh iya, tapi lo hati-hati. Kalo sakit, bilang ke gue" peringatnya lalu diacungi jempol oleh Renjun.

"Bawel banget sih Jen" gumam Renjun.

"Gue bukan bawel. Tap--"

"Suuut. Udah iya sorry, lo ga bawel kok. Tenang aja!!" potong Renjun lalu kembali berlatih basket.

Jeno melihat itu tersenyum. Dia heran, kenapa akhir-akhir ini dia senang sekali melihat Renjun. Dan rasanya dia gamau jauh-jauh terus sama anak ini.

Apa mungkin ini yang dinamakan cinta?

Ah entahlah, cinta akan menemukan jalannya ..





•••





Sehabis pulang latihan, mereka ga langsung pulang kerumah. Tapi mampir dulu ke Cafe dideket lapang tadi.

Pas udah masuk, Renjun ga sengaja liat gadis seumuran dia. Kayanya dia kenal deh gadis itu siapa. Renjun berjalan kearah sang gadis tersebut.

"Nana?" panggilnya.

Gadis bernama 'Nana' itu menoleh.

Ia terkejut, "Njun!! lo ngapain disini?" tanyanya.

"Jualan dimsum btw"

Alis Nana mengerut bingung.

"Ya beli minum lah Na. Yakali gue jualan di Cafe. Yang ada malah di usir nanti" ucap Renjun kesal.

"Hehehe, kirain beneran. Btw, lo baru pulang latihan ya Njun?" tanya Nana pada Renjun yang baru duduk disamping kursi Nana.

Renjun mengangguk, "Iya, sama Jeno juga kok. Lo sama siapa kesini?"

Dan dilain tempat ..

"Aduh sorry" ucap laki-laki bule.

Laki-laki dibelakangnya menoleh, "Loh, bang Mark. Lo ngapain disini?"

Mark terkejut, ternyata yang tadi dia tabrak adiknya sendiri.

"Beli minum lah. Yakali cuma nongkrong, gue ga kaya lo ya" jawabnya.

Jeno mendengus, "Sama siapa lo?" tanya Jeno heran.

"Siapa lagi kalo bukan Nana. Lo?"

"Renjun"

Mark melotot, "Widih, bagus deh. Biar jadi double date. Hehehe" cengirnya.






•••






"Eh Njun, emangnya lo kuat? tangan lo kan masih sakit. Apalagi sampe di perban kaya gitu!!" tanya Nana.

Renjun menoleh, "Gue gapapa Na. Kalo pun nanti sakit, kan masih ada cadangan. Lagian, gue gamau bikin Pak John kecewa" ujarnya lalu melanjutkan acara minumnya.

"Pak John tau kan lo lagi ga oke tangannya?"

Renjun mengangguk, "Tau, kan dia yang bilang" jawab Renjun sambil menunjuk Jeno pake dagu nya.

"Hei, kalo nunjuk yang bener" seru Jeno dingin.

"Aish, iya-iya sorry. Gitu aja diribetin. Dasar" gumam Renjun pelan.

"Gue denger ya Huang"

"Jangan bawa-bawa marga gue!!" ucapnya kesal.

"Sudah-sudah, kalian ini. Kalo berantem terus nanti jodoh, tau rasa loh" ucap Mark yang tidak didengar oleh keduanya.

Mark menggeleng, "Astaga kalian ini sama saja"

Setelah satu jam mereka mengobrol didalam, kini saatnya Renjun pulang.

"Na, lo pulang sama siapa?" tanya Renjun.

"Gue sama Kak Mark. Lo mau ikut?"

Renjun melotot, "Boleh?!"

Saat Nana akan menjawab, suara laki-laki mengintrupsi mereka.

"Ga boleh. Lo pulang bareng gue. Tadi gue yang jemput, pulang juga harus gue yang nganterin" ucap Jeno.

Nana tersenyum, "Eeee Njun, gue duluan ya. Hehehe, bye!!" pamit Nana sambil melambaikan tangannya.

"Aish, lo tuh ya" ucap Renjun kesal ke arah Jeno.

Sedangkan sang dominan malah tersenyum tanda kemenangan.





•••





"Dah sampe. Turun" ucap Jeno.

"Njun, turun udah sampe didepan rumah lo"

"Renjun"

"Huang Renjun"

"Njun"

Pas Jeno noleh kesamping, pipi dia ga sengaja beradu sama dahi Renjun.

"Cantik, lucu juga" gumamnya.

"Astaga, sadar Jen sadar" ucapnya sambil menepuk-nepuk pipinya pelan.

Jeno langsung menoleh pelan-pelan biar ga ngeganggu waktu tidur Renjun. Ya, dia tidur sedari tadi. Makannya pas Jeno panggil ga ada yang nyaut. Ternyata little foxie nya lagi bobo. ( ꈍᴗꈍ)

"Lo cape ya Njun? Hehe sorry ya, gara-gara gue lo jadi kecapean kaya gini. Padahal lo udah lumayan mahir buat lomba nanti" ucap Jeno masih menatap wajah tenang milik Renjun.

Merasa udara malam semakin dingin, Jeno buru-buru langsung masuk kedalam rumah.

Dengan ragu Jeno masuk kedalam kamar Renjun. Saat masuk, dia kaget. Ternyata kamarnya serapih dan sewangi ini. Pantas saja orangnya juga wangi. Astaga Lee Jeno!!

Jeno langsung membenahkan tempat tidur untuk Renjun, dia mengusap pelan wajahnya. Saat hendak pergi, tangannya dicekal oleh Renjun.

Jeno terkejut, "Njun, gue harus pulang" ucap Jeno lalu melepaskan cekalannya.

Namun, bukannya terlepas malah semakin mengerat. Renjun tidak ingin melepaskan cekalannya pada tangan Jeno, seperti takut kehilangan.

Jeno yang melihat itu tidak tega, "Yaudah, gue temenin lo tidur sampai lo bener-bener tenang" ucap Jeno lalu duduk dipinggir ranjang.

Jeno mengusap-usap kepala Renjun, mengapa dia nyaman di posisi seperti ini? Sadar Jen, lo hanya teman Renjun.

Merasa sudah benar-benar tenang, Jeno pelan-pelan melangkahkan kakinya keluar dari kamar Renjun. Tidak lupa ia mengecup pelan pelipis gadis tersebut.

"Goodnight cantik. Mimpi indah. Gue pulang dulu ya" pamitnya lalu pergi dari ruangan itu.




























OF LOVE || NOREN GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang