0.12 <pt.2>

2.3K 235 4
                                    

Lomba dimulai sudah dari limabelas menit yang lalu. Itu artinya pertandingan sudah hampir mendekati babak kedua.

Tim sekolah SNC yang berisikan Renjun, Chenle, Shotaro, Xiaojun, Hendery, dan Yangyang sudah memasukkan bola sebanyak limakali kedalam ring.

Pertandingan semakin sengit saat tim lawan tidak sengaja menyenggol badan Renjun yang mengakibatkan dirinya oleng dan terjatuh.

Renjun meringis saat siku tangan sebelah kanannya terluka dan berdarah. Ia segera bangkit dan melanjutkan pertandingan tersebut.

Saat waktu istirahat pertama, Jeno segera menghampiri Renjun diruangan khusus. Karena panik, Jeno tidak sengaja memegang luka Renjun.

"Awsh. Liat-liat dulu dong Jen!!" teriaknya.

"Sorry Njun gue ga sengaja. Sini gue bantu bersihin", ucap Jeno lalu mengambil alih kapas dari tangan Renjun.

"Kalo gakuat, mending di ganti aja sama cadangan yang udah Pak John siapin. Lagian, tangan lo yang keiris kemarin juga belum sembuh total kan?"

"Gue gamau. Udah ko gue gapapa, tinggal dikasih alkohol aja udah kering. Percaya sama gue" ucap Renjun lalu tersenyum kearah Jeno.

Jeno terdiam saat melihat senyuman manis gadis didepannya. Ia merasa betah, dan rasanya sungguh membuat hatinya menghangat seperti diberi obor.

"Jennn" panggil Renjun.

Jeno terkejut, "Eh iya, apa?"

"Lo ngapain ngelamun? Udah bersihinnya? Bentar lagi gue balik ke lapang nih" ucap Renjun.

"Oh udah ko. Hati-hati Njun" ucap Jeno lalu mengusak pucuk rambut Renjun, sang korban mendengus gemash.

"Hahaha, yaudah sana. Gue balik ke kursi penonton lagi"

Renjun mengangguk lalu pergi kelapangan.




•••





Setelah dua babak mereka lewati, akhirnya kemenangan berada ditangan Renjun dan tim nya. Sorak surai mereka dengar dengan kencang. Mereka menangis terharu dan tak lupa untuk berpelukan tanda kebahagiaan dan rasa terimakasih.

Saat sedang berganti pakaian, Jeno menunggu Renjun diruangan tadi. Bagaimana reaksi Jeno pas dia tau kalo yang menang adalah tim Renjun? Tentu saja Jeno senang, senang sekali. Bahkan dia sampe menangis, walaupun hanya beberapa tetesan saja.

"Udah?" tanya Jeno.

"Udah, bentar ya Jen gue ke toilet dulu" ujarnya lalu diangguki Jeno.

Sepuluh menit Jeno menunggu, akhirnya Renjun kembali.

"Yuk Jen" ajak Renjun.

"Orangtua lo nungguin diparkiran, terus si Nana sama si Chanie langsung pulang. Katanya ada urusan" ucap Jeno.

"Oh ya gapapa, maunya sih pelukan sama mereka sekalian pengen traktir juga karena gue menang lomba. Tapi kayanya nanti aja deh"

"Pelukan sama gue aja Njun, gamau? Kan sama gue juga bisa, tapi kalo masalah traktiran nanti gue aja yang jajanin lo. Gimana?"

Renjun speechless. Dia mencerna omongan Jeno barusan. Apa dia gasalah denger? Pelukan?! sama dia?!

Belum juga Renjun ngomong, Jeno udah langsung nyerbu dia alias meluk walaupun ga terlalu kenceng. Renjun terkejut, tapi tangannya terangkat untuk memeluk Jeno juga.

"Pasti lo cape banget ya? Maap ya, karena gara-gara gue lo harus latihan tiap hari. Padahal lo udah lumayan mahir kemarin tu, cuma karena itu satu-satunya alesan yang bisa bikin gue makin deket sama lo" ucap Jeno masih dengan pelukan sayangnya kepada Renjun.

Renjun mendongak, "Maksud lo Jen? Bentar gue ga ngerti"

Jeno tersenyum, "Gapapa lo ga ngerti juga. Intinya, gue udah sayang sama lo sejak lama. Mungkin ini rada memalukan, tapi perasaan gabisa diboongin Njun. Sorry kalo gue tiba-tiba ngomong kaya gini, tapi sebenernya gue tu mau bilang kaya gini dari lama cuman belum sempet aja karena gue takut. Dan sekarang gue beraniin buat ungkapin perasaan gue ke lo. Masalah ditolak atau engganya itumah belakangan aja, tapi kayanya gue yakin lo gabakalan nolak gue" ucap Jeno panjang lebar.

Alis Renjun mengerut, "Tau darimana gue gabakal nolak?"

Dagu Jeno menunjuk ke arah badan mereka, "Nih, buktinya gue meluk lo aja ga ditolak. Jadi, cinta gue lo tolak ga?" tanyanya dengan mengeratkan pelukan itu.

Renjun tersenyum, "Aishh Jen, lepasin dulu. Gue engap gabisa napas"

Jeno melepaskan pelukannya namun sekarang tangannya menggenggam tangan Renjun.

"Jadi?"

Renjun tidak menjawab, dia hanya mengangguk.

"Ngangguk tu tandanya iya atau leher lo pegel?"

Renjun mendengus, "Ah males, lo nya jelek" ucapnya langsung ditertawakan Jeno.

"Hahaha, sorry Njun. Astaga, pacar gue gemes banget sih!!" ucapnya sambil menguyel pipi bulat milik Renjun.

"Sejak kapan gue jadi pacar lo?!"

"Ihh diem Lee Jeno!!"

"Jawab gue!!"

Bukannya menjawab, Jeno malah tertawa semakin kencang. Lucu sekali gadisnya ini ketika marah.
Ups, gadisnya katanya.. (◍•ᴗ•◍)























Oh ya, Xiaojun sama Hendery jadi 00line ceritanya.


OF LOVE || NOREN GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang