0.6

3.3K 312 9
                                    

Siang ini Renjun kembali berlatih basket dengan Jeno. Sebenarnya Renjun sudah lumayan mahir, tapi si Jeno keukeuh pengen ngajarin. Tadinya Renjun mau nolak, tapi Jeno ngancem mau aduin dia ke Pak John. Payah banget ga see, maennya aduan.

"Cepetan lempar bolanya!!" teriak Jeno dari dekat ring.

"Iya-iya bentar, ga sabaran banget jadi orang!!" ucap Renjun dengan wajah kesal yang membuat Jeno senang.

"Cepetan Lee Renjun, ups. Hehehe" cengirnya.

Renjun mendengar itu mendengus, "Marga gue "Huang" ya Jeno!! Jangan sembarangan ganti-ganti dehhh!!" ucapnya kesal dengan wajah memerah.

"Kesel apa malu? Muka lo gabisa bohong Renjun" ucap Jeno mendekat ke arah Renjun.

"Jeno paboo!!" kesal Renjun lalu melemparkan bola basket ke arah Jeno.

Tak sengaja, bola yang Renjun lempar ternyata mengenai wajah tampan tuan Lee. Melihat itu Renjun melotot, dengan segera ia langsung berlari ke arah Jeno.

"Jeno lo gapapa? Aduh sorry, gue ga sengaja. Abisnya gue kesel banget sama lo!!" ucap Renjun tepat didepan wajah Jeno.

Jeno yang membungkuk langsung tegap, "Orang lagi sakit masih aja dimarahin" ucap Jeno sambil memegang wajahnya.

"Y-ya maap Jen. Yaudah gue obatin dulu deh" ucap Renjun.

"Obatinnya dirumah gue aja-"

"Ga ada penolakan, itung-itung sebagai ganti rugi Huang Renjun" ucap Jeno lalu menggenggam tangan Renjun menuju motor sport kesayangannya.

Sesampainya dirumah keluarga Lee, Renjun yang gugup hanya diam saja. Padahal Jeno udah ngajak ngobrol, tapi dia cuma jawab sepantasnya.

"Hai" ucap seorang laki-laki dari arah depan.

Renjun menoleh, "Kak Mark?"

"Kamu mengenaliku?" tanya Mark heran.

"A-ah tidak terlalu, hanya sekedar tau nama saja" ucap Renjun canggung.

"Oh begitu. Eh, bukannya kamu teman Nana?" tanya Mark.

"Iya kak. Kenapa memangnya?"

"Tidak ada. Kamu yang waktu itu pernah dilabrak Jeno kan? terus yang kemarin di Resto juga? Hehehe, maapkan aku jika banyak bertanya, tapi aku memang baru lihat kamu bareng sama Nana dan Chanie" ucap Mark panjang lebar.

Renjun mengangguk, "Aku kesana dulu ya kak, dipanggil Jeno. Hehe" pamitnya dengan rasa canggung.

Renjun yang dipanggil dari arah kamar oleh Jeno pun segera menuju ke lantai 2. Sebenernya Renjun gugup, dia ga berani masuk kamar cowok, apalagi ini kamar Jeno. Walaupun udah lumayan deket, tapi dia gabiasa, paling juga kalo main di kamar Nana sama Chanie sih udah biasa.

"Sini, duduk samping gue" ucap Jeno sambil menepuk kasur disampingnya.

Renjun tidak bergerak, dia hanya diam saja. Jeno melihat itu menjadi gemas.

"Astaga Huang, lo ini kenapa? gue cuma nyuruh lo duduk disamping gue bukan dipangkuan gue. Apa jangan-jangan, lo mau ya duduk disini?" ucap Jeno sambil menunjuk pangkuannya dengan senyum menyeringai.

Renjun menjadi takut dan kesal sekarang.

"Katanya mau diobatin tapi bawel bangettt!!" teriak Renjun sambil memukul Jeno. Walaupun sakitnya tidak seberapa, tapi Jeno tetep nganggep itu pukulan lumayan juga.

"Aduh aduh iya ampun Renjun ampun!!"

"Ga ada kata ampun buat lo!!" Renjun dengan kesalnya terus memukul Jeno.

Jeno memegang tangan Renjun lalu dengan cepat dia menidurkan badannya.

Renjun melotot kaget, "Ishhh Jeno lo apa-apa an sih!!" ucapnya dengan badan yang di kunci oleh Jeno.

"Diem atau gue cium?" tanya Jeno sambil mengangkat sebelah alisnya dan menyeringai.

Renjun mendengar itu langsung speechless.

"ASTAGA KALIAN INI LAGI NGAPAIN?!!!" teriak laki-laki dari arah pintu kamar Jeno.




•••




"Jadi, kalian tadi beneran ga ngapa-ngapain?" selidik Mark diruang tamu.

"Beneran bang, gue ga ngapa-ngapain. Tanya aja Renjun. Iya kan Njun?" tanya Jeno dengan wajah puppy nya membuat wajah Renjun menjadi merah.

"Renjun kamu gapapa? Wajahmu merah Renjun?" tanya Mark.

Saat Mark hendak memeriksa wajah Renjun, tangannya segera ditepis Jeno, "Gausah di pegang" ucapnya.

Alis Mark mengkerut, "Sebenarnya kalian ini ada apa?"

"Kita ga ada hubungan apa-apa kak, tadi Renjun cuma mau obatin Jeno aja" ucap Renjun menunduk.

Mark menoleh ke arah Jeno, "Apa bener?" tanya Mark lalu diangguki Jeno.

Mark menghela napas, "Yasudah jika tidak ada apa-apa. Ku kira Jeno sedang dimabuk cinta" ucapnya lalu pergi dari ruangan tersebut.

"Jadi kalo gue pacaran gapapa dong?" ucap Jeno dalam hati lalu tersenyum senang.

Renjun melihat itu menggedik ngeri.
























OF LOVE || NOREN GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang