👉[٠٢٦]👈

180 26 7
                                    

Happy reading<3
Typo bertebaran!



Dengan langkah gontai Farhan memasuki kamarnya dan langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur empuk. Arul dan Putra pun menyusul lalu duduk di samping Farhan yang terbaring.

"Anjing! cape banget badan gue!" keluh Arul meregangkan otot-ototnya yang tegang.

"Apalagi gue, bayangin di suruh ngangkat dua galon sekaligus dari lantai satu ke lantai tiga. Baru di kasih parafnya," cerocos Putra memegangi sebelah pundaknya yang terasa pegal sehabis memanggul dua galon air berukuran 19liter.

"Tapi gapapa sih jadi gue bisa ketemu sama Ayu," ujar Arul nampak binar kesenangan menghias wajah tampannya.

Putra mendengus, "enak banget sih lo berdua bisa ketemu si doi," ucap Putra pada Arul dan Farhan.

Farhan dan Arul tidak menanggapi ocehan teman satunya ini. Farhan berusaha untuk memejamkan matanya, badannya pun terasa sangat pegal-pegal sekali. Arul mengambil buku Farhan yang ada di sampingnya berniat untuk melihat berapa banyak paraf yang Farhan dapatkan.

Nyatanya Farhan memang benar-benar mendapatkan banyak sekali tanda tangan, bahkan hampir mencapai satu buku penuh. Saat di lembaran berikutnya ada salah satu aurograf yang terpisahkan alias tidak di campur seperti yang lain, dan adapun kata-kata di dalamnya.

Srekk...

Belum sempat Arul membaca catatan tersebut, namun sudah di rampas kasar oleh sang pemilik buku, Farhan menatap tajam Arul yang berani-beraninya ingin mengetahui privasinya.

"Yah... Belum gue baca, udah di ambil ajah," rengut Arul memajukan bibirnya membuat Farhan jijik melihatnya.

"Emang apaan sih isinya?" tanya Putra ikut penasaran.

Farhan memutari biji matanya memandang malas dua kawannya, "kepo banget sih, sana mending lo berdua pergi deh!" usir Farhan.

"Lo ngusir nih?" tanya Putra.

"Hmm," balas gumaman Farhan.

Putra beranjak dari tempat duduknya lalu menarik pergelangan tangan Arul, " Ayok Rul, kita ke kelas ajah!" Arul pun ikut bangkit berdiri tegak tidak lupa mengambil catatan yang berisi semua tanda-tangan santri putri.

"Jangan lupa lo masuk kelas! Jam dua masih ada jadwal," peringat Arul untuk Farhan yang tengah mendekap erat buku yang sempat tadi Arul pegang.

"Hmm..." Lepas itu Arul dan Putra melangkah pergi meninggalkan Farhan sorangan. Farhan melirik guna memastikan dua bocah itu sudah benar-benar pergi menjauh dari dirinya.

Perlahan Farhan membuka lempengan demi lempengan bukunya hingga sampai pada satu lembaran ia terhenti. Seperti yang di ucapkan Arul sebelumnya, terdapat satu aurograf yang tersendiri dan di sertai beberapa kata-kata penyemangat sebagai pemanis. Farhan membacanya dalam hati.

 Farhan membacanya dalam hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE SANTRI {On-Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang