👉[٠٠٣]👈

644 248 92
                                    

Happy reading<3
Typo bertebaran!

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu, kini Dina dan kawan-kawannya sedang makan siang setelah melakukan sholat Dzuhur berjamaah. Tika juga ikut makan bersama mereka.

"Assalamualaikum." Saat mereka sedang fokus melahap makanannya masing-masing mendadak ada seseorang yang memasuki kamar mereka.

"Waalaikumussalam," jawab semuanya yang tengah duduk di lantai, ternyata itu Tia yang baru saja kembali setelah sebelumnya sempat di panggil oleh ustadzah Puput.

"Sasa, kamu di suruh bantuin ustadzah Puput," ujar Tia sambil duduk di samping Tika yang sedang meminum obatnya.

Sasa yang tengah mengunyah makanannya lantas berhenti dan menghadap sepenuhnya pada Tia. "Bantuin apa?" tanyanya.

"Nempelin jadwal ta'lim di setiap kamar," jawab Tia hendak bangkit untuk mengganti pakaian nya, Sasa pun hanya manggut-manggut tanda mengerti.


ヽ((◎д◎))ゝ

"Permisi, Assalamualaikum," ucap Sasa dan Ayu saat sudah sampai di depan salah satu ruangan. Sasa sengaja mengajak Ayu untuk menemani dirinya menemui ustadzah Puput.

"Waalaikumussalam, masuk!" perintah ustadzah Puput dari dalam ruangan. Kedua gadis itupun masuk lalu menghampiri seseorang yang tengah sibuk mencatat berkas-berkas, entah berkas apa.

"Ehh Sasa, sama siapa ini?" tanya ustadzah Puput kala melihat wajah asing salah satu santri putri yang berada di sebelah Sasa.

"Saya Rahayu ustadzah, panggil Ayu ajah biar simpel," kata Ayu dengan menampilkan senyum lembutnya.

"Okeh! emm, tadi saya sudah menyuruh beberapa santri putri untuk menempelkan jadwal ta'lim ini di beberapa kamar. Kalian berdua tolong berikan ini ke ustadz Amar, kalau gak salah namanyaz" ujar Ustadzah Puput memberikan lembaran-lembaran kertas di tangannya.

"Tadi saya sempet ketemu sama ustadz Zikri, katanya suruh kasih ini ke yang namanya ustadz Amar," lanjut nya. Sasa mengambil map tersebut dari tangan ustadzah Puput.

"Baik, ustadzah kalau gitu kita permisi, Assalamualaikum," ujar Ayu.

"Waalaikumussalam," jawabnya dan kembali melanjutkan pekerjaannya mencatat.

Sasa dan Ayu berjalan melewati koridor-koridor kamar yang lumayan ramai oleh para santri yang berlalu lalang. Namun ketika mereka berdua melewati taman yang menjadi pembatas antara gedung barat dan gedung selatan, mereka melihat ada santri putra yang sedang di ikat menggunakan rantai di pohon yang sangat besar.

"Yu, itu kaya ustadz Amar bukan sih?" tanya Sasa kepada Ayu sambil menyipitkan matanya untuk memperjelas penglihatannya, sontak ayu menghentikan langkahnya dan memfokuskan pandangannya pada apa yang di tunjuk Sasa.

"Iyah, itu ustadz Amar lagi hukum santri putra," jawab Ayu meyakinkan bahwa itu benar orang saat ini mereka cari, dan sedang memberi hukuman untuk seorang santri yang melanggar peraturan.

"Tapi, siapa anak itu? kenapa di hukumnya sampai diiket pake rantai di pohon beringin lagi? dan Kayanya aku juga gak pernah lihat dia kalau ta'lim gabungan," kata Sasa tanpa mengalihkan pandangannya melihat ustadz Amar yang sedang memarahi santri tersebut  di tangannya pula menggenggam gagang sapu.

"Ohhh... Dia, Farhan. Paling kalo gak ngerokok ya kabur. Gitu kan kebiasaan santri putra kalau kena hukuman. Udah tiga bulan kayanya dia mondok di sini, tapi emang gitu jarang ada di pondok kabur-kaburan terus," terang Ayu sambil terus memperhatikan gerak-geriknya.

Sasa mengalihkan pandangannya menatap Ayu yang berada di sampingnya."Kok, kamu bisa tau dia?" tanya Sasa dengan tampang menyelidik.

Ayu yang sadar dengan tatapan Sasa pun kembali menjelaskan. "Dia keponakannya ustadzah Ami, beliau cerita sama aku kalau ada keponakannya yang mondok di sini, namanya Farhan." Sasa yang mendengar hanya menganggukkan kepalanya dan menatap kembali ke objek tersebut.

THE SANTRI {On-Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang