👉[٠١٤]👈

220 72 38
                                    

Happy reading<3
Typo bertebaran!!


"Imah, itu ada apasih kok rame banget?" tanya Vivi keheranan.

Vivi bersama Imah ingin kembali ke komplek, sebelum sampai ke kamar mereka berdua melewati salah satu lorong komplek Ummu Abiha Atas. Tampak lorong tersebut ramai sekali tidak seperti biasanya yang sepi bila jam 12.00 siang.

"Mana aku tau!" jawab Imah seraya mengangkat pundaknya.

"Coba kita lihat kesana," ucap Vivi melangkah mendekat di ikuti Imah.

Akhirnya mereka berdua sampai di keramaian tersebut dan seketika keduanya terkejut. Vivi juga Imah tampak tidak percaya dengan apa yang mereka lihat saat ini betul-betul tak di sangka. Vivi semakin mendekat guna memperjelas penglihatannya.

Di mading khusus komplek UAA tertera jelas sekali figura yang sengaja di laminating, ternyata hal itu yang membuat para santri putri keluar dan memicu keramaian.

Santri lainnya pun heboh, sama-sama kaget sekaligus tidak percaya akan objek yang tertempel begitu jelas di mading tersebut.

"Katanya santri teladan, tapi kok kelakuannya begitu!" celetuk salah satu santri yang bergabung dalam kerumunan tersebut.

Imah yang juga melihat objek tersebut di tambah mendengar omongan tak enak dari adik kelasnya itu sontak langsung menarik lengan Vivi, "ke kamar sekarang, Vi."

Dengan langkah secepat kilat Imah dan Vivi sampai di USB kamar mereka di lihatnya semua para sahabatnya sedang duduk berkumpul.

"Ayu mana?" tanya Vivi tanpa basa-basi menyapukan pandangannya ke sepenjuru arah tapi tentu tidak ada.

"Ayu di panggil sama ustadz Opik," jawab Dina seraya bangkit dari duduknya.

"Emang ada apaan sih? Kok bisa Ayu di panggil ustadz Opik," ujar Tia heran.

"Iyah, perasaan dia gak buat salah apa-apa," timpal Zia.

"Kalian mau tau kenapa bisa Ayu dipanggil ustadz Opik?" Semuanya mengangguk cepat penasaran akan apa permasalahannya.

Vivi menarik nafasnya sejenak, "Chattan Ayu sama Arul di laminating dan sekarang terpajang di setiap mading komplek," jelas Vivi.

"Seriusan?!" pekik semuanya serempak dengan spontan mereka semua berdiri.

Ayu baru saja keluar dari salah satu ruangan yang diatas pintu bertuliskan dengan logat Bahasa Arab غرفةالأمان yang artinya ruang keamanan. Ayu mendapatkan hukuman membersihkan seluruh hamam asrama putri karena dirinya ketahuan diam-diam saling bertukar obrolan bersama Arul,
Ia mengayunkan langkahnya di sepanjang koridor menuju tempat tujuannya saat ini.

Ayu terdiam sejenak meratapi nasibnya yang harus membersihkan seluruh kamar mandi yang berjejeran di hadapannya saat ini, Ia ragu sebab dua Minggu lalu dirinya di fonis mengidap penyakit Anemia, Artinya ia tidak boleh sampai kecapean. Apakah dirinya kuat menyelesaikan tugasnya atau ia akan berakhir pingsan karena tidak kuat capek.

Ayu mengepalkan tangannya menyemangati dirinya sendiri supaya bisa menjalani hukumannya ini, ia pun masuk kedalam salah satu bilik dan dengan telaten menyikat kerak-kerak bandal yang menempel di sudut tembok.

"Ck, mana sih gayungnya!" gumamnya saat Ayu ingin menyiramkan air ke lantai namun tidak ada gayung dalam embernya.

Ia pun mencari gayung ke salah satu bilik hamam bagian paling pojok, berharap menemukan alat penciduk air tersebut.

"Astaghfirullah, Sasa!!" teriak Ayu terlonjak kaget.

乁( ⁰͡ Ĺ̯ ⁰͡ ) ㄏ

THE SANTRI {On-Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang