Renjana sedang duduk di balkon kamar Kila dengan secangkir teh hangat. Ia memikirkan tentang Gemintang dan sikapnya siang tadi. Renjana semangat lagi dan tidak sabar untuk bertemu dengan Gemintang esok hari.
"Hayo, kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Kila yang tiba-tiba datang dari belakang.
Renjana tersenyum.
"Nggak apa. Gue keingat sama Gemintang."
Kila duduk di sebelah Renjana. "Kenapa dia?"
"Jadi, tadi pas gue ambil mobil gue ketemu sama Gemintang. Gue nggak sengaja nabrak dia. Terus, dia ngomong sesuatu gitu ke gue. Dia tanya kenapa gue hari ini kayak beda, terus dia juga tanya kenapa gue nggak gangguin dia."
Kila mengangguk-angguk mendengar cerita Renjana. "Kayaknya dia suka sama lo."
"Masa?"
"Menurut gue sih."
Renjana tersenyum bahagia. "Oke, besok gue bakal dekatin dia lagi."
"Nah, sip. Jangan sedih-sedih terus. Oke?"
Renjana mengangguk dan memeluk Kila. Beruntung sekali ia masih punya Kila yang mau menerima dirinya dan juga orang tuanya yang begitu baik pada Renjana. Terima kasih orang-orang baik!
***
Matahari pagi mulai memancarkan sinarnya. Renjana memasang seragam ke tubuhnya dan bergegas untuk berangkat sekolah. Ia dan Kila berangkat bersama.
"Gue nggak sabar banget sampai di sekolah," ucap Renjana.
Kila memegangi sabuk pengaman karena Renjana melajukan mobil dengan mengebut.
"Tapi nggak ngebut juga kali."
Renjana terkekeh.
Setelah menunggu perjalanan yang cukup lama dan menegangkan, Renjana dan Kila sudah sampai di sekolah. Lagi-lagi, Renjana memarkirkan mobil tepat disamping sepeda motor Gemintang. Tak butuh waktu lama, Renjana langsung berjalan menuju kelas Gemintang.
Suasana kelas Gemintang masih sepi. Hanya ada Gemintang, Levi, Hidan, dan Riko. Tanpa berpikir panjang, Renjana langsung berjalan mendekat ke arah Gemintang.
"Selamat pagi, Gemiiiiii," ucapnya dengan nyaring.
Levi dan Hidan langsung reflek menutup telinganya. Suara Renjana sangat merusak gendang telinga.
"Nggak usah teriak-teriak bisa nggak sih?" protes Levi.
Renjana tidak mempedulikan semua ocehan Levi maupun Hidan. Ia hanya fokus untuk dapat perhatian dari Gemintang.
"Katanya lo nyariin gue? Nih, sekarang gue udah balik untuk mencari perhatian lo lagi. Lo seneng, kan?"
Levi dan Hidan langsung bertatapan satu sama lain. Terdiam sejenak untuk mencerna ucapan Renjana.
"Jangan terlalu percaya diri. Kapan Gemintang nyari lo? Halunya jangan kebablasan dong," ejek Hidan.
"Gue nggak halu, ya! Lo tanya sendiri aja sama Gemintang."
Hidan menatap Gemintang, seolah meminta kejelasan dari semua ini. Sedangkan Renjana, ia masih senyum-senyum dan menunggu jawaban dari cowok itu. Renjana yakin, Gemintang pasti mengakui dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gemintang Renjana [Completed] ✔
Teen FictionRenjana Aranka Arundati, gadis pembuat onar yang terkenal dengan wajah cantiknya. Dia memiliki banyak mantan. Bagi Renjana, sekolah adalah tempat untuk bersenang-senang dan melupakan semua kejadian yang selama ini dibenci dirinya. Gemintang Bahran B...