15: Aneh

116 4 0
                                    

Renjana mendapati Gemintang yang sedang duduk sendirian diatas motornya. Langkah Renjana mendekat ke arah Gemintang. Ia menatap Gemintang bingung. Bagaimana bisa dia tahu kalau Renjana sedang menginap di rumah Febi?

"Gemintang?"

Gemintang menoleh ke arah Renjana.

"Lo ngapain disini?"

"Emangnya gue nggak boleh kesini?" tanyanya.

Renjana menggaruk tengkuknya. "Ya, boleh sih. Tapi lo tau darimana kalau gue nginep di rumah Febi?"

"Nggak perlu tau."

Renjana kesal. Mengapa cowok satu ini sangat menyebalkan?

"Cepetan ambil tas. Kita berangkat bareng."

Mata Renjana membulat dengan sempurna. Dia tidak salah dengar, kan? Renjana juga menepuk pipinya, takut jika ini adalah mimpi yang hadir dalam tidurnya.

"Cepat."

Renjana langsung berlari secepat kilat untuk mengambil tasnya dan duduk di boncengan motor Gemintang. Ini adalah kali pertama Gemintang membonceng seorang cewek.

Perjalanan ke sekolah terasa sangat canggung. Renjana masih syok dan bingung mau membuka obrolan seperti apa. Sementara Gemintang, ia sibuk memperhatikan jalanan yang lumayan padat dan sesekali menatap wajah Renjana dari spion. Keheningan itu berakhir di gerbang sekolah. Siswi Kencana Putra seakan kebakaran jenggot ketika melihat Gemintang membonceng Renjana.

"Ayo gue antar ke kelas," ucapnya.

"Lo nggak salah makan, kan?"

"Emangnya kenapa? Lo nggak suka kalau gue perhatian sama lo? Katanya kemarin lo pengen diperhatikan."

Renjana menggeleng cepat. "Nggak. Gue seneng banget malah, tapi aneh banget. Kenapa tiba-tiba kayak gini? Apa jangan-jangan karena lo kasihan sama gue iya?"

Tanpa menjawab. Gemintang menggenggam tangan Renjana hingga sampai di depan kelasnya. Tangan Gemintang terasa sangat hangat dan membuat Renjana berbunga-bunga.

"Nanti pulangnya sama gue. Jangan kemana-mana."

Renjana mengangguk. "Semangat belajar ya."

Gemintang mengangguk lalu berjalan pergi.

***

Di dalam kelas, Renjana senyum-senyum sendiri. Kila dan Febi menatapnya aneh. Tidak seperti biasanya.

"Lo kenapa?" tanya Febi.

Renjana tidak menjawab, hanya menebarkan senyumannya.

Kila memegang dahi Renjana dengan punggung tangannya. Dahinya tidak terasa panas, itu menandakan jika sahabatnya dalam keadaan baik-baik saja.

"Lo ada masalah, ya? Bisa cerita ke kita. Jangan gila dulu," sambung Kila.

"Enak aja! Gue nggak gila ya. Gue tuh sedang mensyukuri nikmat-Nya. Gue bahagia banget hari ini."

"Kenapa?"

Renjana tersenyum. "Gue tadi berangkat bareng sama Gemintang.

Kila dan Febi saling bertatapan. "KOK BISA?"

Renjana tetap tersenyum dan tidak mau menjawab pertanyaan Febi dan Kila. Ia sengaja membuat kedua sahabatnya mati penasaran karena dirinya bercerita setengah-setengah.

Gemintang Renjana [Completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang