11: Rencana gila

112 8 0
                                    

Semua siswa dan siswi SMA Kencana Putra sedang berkumpul di lapangan. Sekolah mereka mengadakan bazar yang rutin dilakukan setiap tiga bulan sekali. Suasana bazar ini sangat ramai.

Kila dan Febi sedang menunggu Renjana di depan kelas. Renjana berniat untuk membeli beberapa makanan karena dari semalam ia belum makan.

"Lo mau makan apa? Gue traktir," ucap Renjana.

Febi langsung melotot. "LO SERIUS?"

Kila dan Renjana menutup telinganya. Suara Febi sudah seperti pembesar suara masjid.

"Iya. Udah cepetan."

Febi melesat menyusuri stand bazar satu persatu. Sementara Kila dan Renjana, mereka seperti orang tua yang sedang menjaga anaknya agar tidak hilang.

Renjana melihat siluet tubuh mirip Gemintang yang sedang berdiri di pojokan lapangan. Gemintang tampak sangat menawan ketika terpapar sinar matahari. Rembutnya begitu bagus disertai tubuhnya yang proporsional. Terbesit sebuah rencana di kepala Renjana.

"Gue ke rooftop dulu ya," pamit Renjana.

"Mau ngapain?" tanya Kila. Renjana tidak menjawab, ia langsung berjalan menuju rooftop gedung perpustakaan.

Sesampainya di atap gedung perpustakaan, Renjana bisa melihat seluruh siswa dan siswi SMA Kencana Putra. Atap gedung ini tidak terlalu tinggi. Renjana juga membawa pengeras suara yang diambilnya dari ruang kepala sekolah.

"Perhatian semuanya!" seru Renjana dengan pembesar suara.

Sontak semua siswa dan siswi menatap ke arahnya. Gemintang pun menatap dirinya. Renjana tersenyum karena semua orang menatapnya.

"Gue mau mengungkapkan sesuatu untuk orang yang gue anggap spesial."

Semua siswa dan siswi meneriaki Renjana dan mereka penasaran dengan lanjutan ucapan Renjana. Terutama Gemintang, ia sudah memiliki feeling buruk.

"Orang yang gue anggap spesial adalah Gemintang Bahran Baktya. Gue suka sama lo, Gemintang. Kemarin gue udah berusaha untuk nembak lo, tapi lo malah nolak. Gue nggak terima itu. Sekarang, bagi yang bernama Gemintang mohon untuk ke depan."

Dengan perasaan sangat malu, Gemintang berjalan menerobos lautan manusia untuk sampai di barisan depan diikuti oleh Levi, Hidan, dan Riko.

"Lo ngapain? Nggak punya malu, ya? Gemintang tuh nggak suka sama lo!" seru Levi.

"Iya! Ngapain sih?" sahut Hidan.

Renjana tersenyum menatap Gemintang. "Disini, gue mau bilang kalau gue sangat mencintai lo. Gue mau lo jadi pacar gue."

Gemintang tidak menjawab.

"Kalau nggak, gue bakal loncat."

Gemintang menggeleng-gelengkan kepala. Sungguh sangat gila cewek ini. Gemintang bingung harus bagaimana. Apakah ia harus menerima sebagai alasan agar Renjana tidak loncat? Tapi, ia tidak ingin berpacaran dengan gadis itu.

"Oke, gue bakal loncat," ucap Renjana sembari menurunkan satu kakinya.

Gemintang langsung berlari menaiki tangga untuk menyusul Renjana.

"Stop!" ucapnya.

Renjana membalikkan tubuh. "Jadi, lo terima gue?"

Dengan sangat berat hati, Gemintang mengangguk lalu menarik Renjana dan mendekapnya. Ia tidak ingin Renjana mati konyol karena dirinya. Pelukan Renjana dan Gemintang disambut sorakan oleh siswa dan siswi. Mereka turut bahagia, ada pula yang tidak suka.

Gemintang Renjana [Completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang