28: Tempat baru

89 5 0
                                    

Renjana membuka kelopak matanya. Matahari pagi menusuk ke dalam kamar barunya. Malam ini, Renjana tertidur sangat pulas. Mulai malam ini juga ia tidur tanpa beban dan rasa khawatir. Mulai detik dan hari ini, Renjana sudah bebas dari hitamnya rumah itu.

Suara ketukan pintu terdengar. Renjana segera membuka kunci dan pintunya. Ternyata, sudah ada Melan disana.

"Ayo sarapan. Tante udah masak buat kamu," ucap Melan.

"Bukannya Tante kerja?"

Melan tersenyum. "Hari ini Tante libur. Yuk sarapan bareng, nanti telat lho sekolahnya."

Renjana mengangguk lalu menuruni tangga dan sarapan di meja makan. Renjana merasa ada seorang yang menyayanginya lagi, memberikan perhatian, dan kasih sayang lebih pada dirinya. Renjana sangat bersyukur akan hal itu.

***

Seperti biasanya, Gemintang sudah berada di depan rumah Tante Melan. Ia sedang menunggu Renjana yang memasang sepatu. Hari ini Renjana terlihat sangat bahagia, berbeda dari biasanya. Wajahnya juga terlihat sangat berseri-seri.

"Bahagia banget nih?"

Renjana mengangguk. "Bahagia banget dongg. Yuk."

Gemintang melingkarkan tangan Renjana ke perutnya. "Pegangan yang kuat biar nggak jatuh."

Renjana tersenyum. Ia selalu merasa spesial jika berada di dekat Gemintang. Saat itu juga, Renjana menyandarkan kepalanya ke punggung Gemintang kemudian mereka melaju menuju sekolah.

Sesampainya di sekolah, Renjana langsung disambut oleh kedua sahabatnya. Entah mengapa beberapa hari ini mereka terasa jauh dari Renjana.

"Ceria banget kayaknya. Ada apa? Kita ngelewatin info apa?" tanya Kila.

Febi mengangguk. "Ekspresi lo nggak kayak bisanya. Lo lagi bahagia banget ya? Apa lo dilamar sama Gemintang? IYA?"

Renjana tersenyum.

"Hush! Mikirnya kejauhan ih! Gue tuh masih mau sekolah sampai sarjana, yakali dilamar sekarang."

"Ya, habisnya wajah lo kayak orang yang habis lamaran."

Kila menggelengkan kepala ketika mendengar ucapan Febi. Ada-ada saja yang keluar dari mulut anak itu. Mulai dari hal yang biasa, sampai hal yang sangat tidak terduga sekalipun. Memang sangat random Febi.

"Oke, gue cerita ya."

Renjana mulai menceritakan semua kejadian yang terjadi pada dirinya beberapa hari terakhir ini. Ia menceritakan dengan senyum yang tidak pernah pudar. Bukan alay, tapi terlalu bahagia. Sementara Febi dan Kila, mereka ikut terharu mendengar cerita Renjana. Bisa dibilang, mereka adalah saksi bisu kehidupan Renjana.

"Gue seneng banget dengarnya. Akhirnya waktu baik ini tiba, ya? Tiap malam gue selalu doain lo agar terbebas dari semua ini dan akhirnya dikabulkan. Gue seneng banget!" ucap Febi.

"Gue juga. Pokoknya, habis ini lo harus seneng-seneng terus, okay? Nggak boleh sedih-sedih lagi. Setelah ini, lo harus jadi Renjana yang baru. Renjana yang ceria lagi. Oke?" ucap Kila sembari membuka telapak tangannya.

Tangan Febi, Renjana, dan Kila menyatu dan mereka saling berpelukan. Renjana bahagia karena menjadi salah satu manusia beruntung yang memiliki dua sahabat yang selalu ada untuknya. Ia sangat menyayangi Kila dan Febi. Rasa sayangnya tidak terkira dengan apapun.

Gemintang Renjana [Completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang