43: Fokus

44 4 0
                                    

Sejak beberapa hari lalu, Gemintang dan Renjana tidak saling berkabar. Gemintang sibuk dengan lomba yang akan diikutinya minggu depan. Sementara Renjana, gadis itu tidak ada kabar hingga saat ini. Perasaan cemas terus menghantui Gemintang, tapi ia juga harus fokus dengan lombanya.

Renjana berjalan menyusuri trotoar. Ia sengaja berjalan kaki ke sekolah karena jaraknya tidak terlalu jauh. Selain itu, ia ingin menyegarkan pikiran. Renjana ingin melupakan semua kejadian yang terjadi beberapa hari lalu. Lima menit kemudian, ia sudah sampai di sekolah.

"Gemintang?" ucap Renjana.

Fokus Gemintang teralihkan kepada wajah Renjana. Gadis itu sedang berdiri dihadapannya.

"Iya?"

"Sibuk?"

Cowok itu mengangguk.

"Oh, oke. Gue nggak akan ganggu."

Renjana berjalan melewati Gemintang. Sebenarnya, ia rindu dengan cowok itu. Bahkan, sangat rindu. Namun, kini Gemintang harus fokus ke perlombaan dan melupakan sejenak tentang urusan hati.

Gemintang menatap tubuh Renjana dari belakang. Ia tidak enak hati dengan gadis itu, tapi mau bagaimana lagi?

Jam istirahat telah tiba. Renjana sedang duduk di bangkunya. Ia tidak ingin pergi kemana-mana. Untuk ke kantin saja, ia sungguh malas.

"Ke kantin kuy!" ajak Feby yang sudah siap dengan Kila.

Renjana menggeleng pelan.

"Lo baik-baik aja?"

"Iya, gue nggak papa."

Kila mendekat ke arah Renjana. "Lagi ada masalah ya?"

"Enggak. Gue nggak lapar," jawab Renjana malas.

"Oke, gue ke kantin dulu ya?"

Renjana mengangguk.

Setelah Kila dan Feby pergi, Renjana memainkan ponselnya. Ia mengecek profil Gemintang, berharap cowok itu mengiriminya pesan singkat. Berulang kali Renjana melihat profil Gemintang.

Tiba-tiba, ia mencium aroma parfum yang biasanya Gemintang gunakan. Renjana masih fokus ke ponselnya, ia mencoba menghilangkan Gemintang dari pikirannya.

"Kangen sama gue?"

Jantung Renjana seakan berhenti berdetak. Ia menaikkan wajahnya secara perlahan.

"Halo," ucap Gemintang.

Renjana diam. Ia sangat malu.

"Kalau kangen, bilang aja langsung. Sejak kapan Renjana yang gue kenal jadi malu kayak gini? Biasanya juga lebih bar-bar dari ini."

Untuk pertama kalinya, Renjana dibuat tidak bisa berkata-kata dengan seorang cowok.

"Kok diam?"

"Eh, enggak," jawab Renjana.

"Kangen kan?"

Renjana menggeleng cepat.

"Jangan bohong, gue tau."

"Enggak. Gue nggak kangen sama lo. Tadi pengin ngajak ke kantin, tapi nggak jadi deh."

Gemintang terus menatap wajah Renjana yang merah padam. "Beneran? Gue udah disini daritadi dan lihat lo buka tutup room chat itu."

Sial, benar-benar sial. Renjana sangat malu dengan Gemintang. Ia menutup wajahnya dengan tangan. Sedangkan, cowok itu duduk di bangku yang ada didepan Renjana. Mereka saling diam cukup lama.

Gemintang Renjana [Completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang