Akhir pekan telah tiba. Renjana sangat menunggu akhir pekan ini. Tidak terasa, ia sudah dua minggu berada di rumah Febi. Sebenarnya Renjana merasa tidak enak hati, tapi kedua orang tua Febi menyuruh dirinya untuk tetap disini. Mereka tidak ingin Renjana kenapa-napa.
Jam menunjukkan pukul delapan pagi. Febi dan Renjana sedang ada di ruang keluarga untuk menonton televisi. Febi meminta Renjana untuk menemani dirinya menonton upin ipin.
"Kemarin lo cerita belum selesai. Lo hutang penjelasan sama gue. Cepetan jelasin, gih!" omel Febi.
Renjana tertawa. "Jelasin nggak ya?"
"Ih! Yang bahagia-bahagia aja nggak dijelasin sama sahabatnya. Nanti giliran yang sedih-sedih diceritain. Dasar!"
Tawa Renjana semakin keras ketika mendengar ucapan dan ekspresi Febi.
Renjana mulai menjelaskan tentang Gemintang. Ia menjelaskan mulai dari Gemintang yang tiba-tiba menjemput dirinya dan juga perubahan sikap yang sangat drastis. Saat menceritakan itu, Renjana tidak berhenti tersenyum. Ia sangat bahagia akan hal itu dan berharap bisa bertahan hingga selamanya.
"Wah! Kemajuan pesat tuh! Lo pakai pelet di dukun mana?"
Renjana menoyor kepala Febi. "Enak aja! Gue mah murni pakai pesona yang dikeluarkan oleh wajah dan hati gue. Anti pelet-pelet!"
Febi tertawa keras. Ia bahagia jika melihat Renjana tersenyum seperti ini. Ia juga berharap, semoga Gemintang bisa menjadi salah satu alasan Renjana untuk tetap ada di dunia ini. Febi menyayangi Renjana seperti kakaknya sendiri.
"Renjana, dibawah ada teman kamu. katanya dia mau ajak kamu jalan-jalan. Cepat siap-siap, ya," ucap Ibu Febi yang tiba-tiba masuk ke kamar.
Renjana mengangguk lalu mengintip lewat jendela.
"Iya deh iya. Jomlo mah cuma bisa nyimak!" sindir Febi.
Renjana tersenyum. "Gue pergi dulu, ya. Tenang aja, pasti gue bawain makanan kok. Jangan iri ya jomlo!"
Febi menggelengkan kepala ketika Renjana berusaha mengejek dirinya.
***
Di luar sudah ada Gemintang yang memakai celana pendek dan juga kaus putih. Gemintang setia duduk diatas motornya sembari menunggu Renjana yang sedang menutup pagar.
"Ngapain kesini?"
Gemintang menatap Renjana. "Emangnya mau ngajak pacar jalan-jalan nggak boleh?"
Renjana tersenyum. Pipinya merah merona seperti tomat rebus. Tidak bisa dipungkiri, saat ini hatinya sedang membuka diskotek dadakan. Juga di dalam hatinya ada kembang api yang meledak-ledak.
"Ayo naik."
Renjana mengangguk lalu duduk diatas jok motor Gemintang. Renjana bingung, mengapa Gemintang tidak segera melajukan sepeda motornya?
"Kenapa nggak jalan?" tanya Renjana.
"Peluknya mana?"
"Hah?"
Tanpa berbicara panjang, Gemintang menarik tangan Renjana lalu melingkarkan ke perutnya. Ada desiran yang aneh di hati Gemintang, tapi ia tidak mengihirukan itu.
"Nah, kalau gini kan bisa langsung jalan. Pegangan yang kuat, ya."
Renjana mengangguk kemudian sepeda motor mulai melaju menyusuri jalanan kompleks rumah Febi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gemintang Renjana [Completed] ✔
Teen FictionRenjana Aranka Arundati, gadis pembuat onar yang terkenal dengan wajah cantiknya. Dia memiliki banyak mantan. Bagi Renjana, sekolah adalah tempat untuk bersenang-senang dan melupakan semua kejadian yang selama ini dibenci dirinya. Gemintang Bahran B...