35: Berkutat dengan masa lalu

69 3 0
                                    

Renjana sedang berada di mall dengan Gemintang. Mereka baru saja membeli minuman kesukaan Renjana. Rencananya, gadis itu akan menemani Gemintang mencari baju.

Saat hendak berjalan, Renjana bertemu Fina, Bunda, dan Papa tirinya. Renjana terus menatap Bundanya, berharap agar membalas senyuman yang terlukis di bibirnya. Realita mengubah segalanya, Melati menganggap Renjana tidak ada. Sementara Fina, ia tersenyum licik ke arah Renjana.

"Ups. Ada anak yang udah nggak dianggap nih," sindirnya.

Renjana mencoba untuk tidak peduli.

"Jangan sok budek ya! Gue tau lo dengar gue! Oh iya, sih. Lo kan berusaha menguatkan diri lo sendiri. Bunda udah nggak sayang sama lo dan Ayah lo itu udah hilang dari dunia ini!"

Sudah, cukup. Kesabaran Renjana habis. Tangannya mengepal dan menatap Fina tajam. Ia hendak menampar pipi Fina, tapi dihalangi oleh Gemintang. Tiba-tiba, cowok itu memegang tangannya.

"Jangan diladenin. Dia cuma mancing emosi lo. Ingat, gadis cantik nggak akan merelakan tangannya kotor. Tenang aja, semua pasti ada balasannya nanti," bisik Gemintang.

Renjana luluh. Ia mulai menstabilkan emosinya.

"Dadah anak yang nggak dianggap!" ucap Fina lalu pergi.

Gemintang menatap wajah Renjana.

"Mau pulang aja?"

Renjana menggeleng. "Gue harus temenin lo cari baju, kan?"

"Nggak perlu. Lebih baik kita pulang dan tenangin diri lo dulu. Ya?"

"Jangan, Gemi. Ayo gue pilihin baju."

Dengan terpaksa, Gemintang mengikuti Renjana yang sudah berjalan terlebih dulu masuk ke dalam toko pakaian. Gadis itu berusaha tegar dan tidak ingin terlihat lemah. Terbukti, ia memilihkan beberapa pasang baju untuk dicoba Gemintang.

"Coba dulu ya?"

Gemintang mengangguk kemudian berjalan menuju kamar pas.

Setelah beberapa menit menunggu, Gemintang keluar dari kamar pas. Pandangan Renjana tidak lepas dari Gemintang. Cowok itu terlihat sangat tampan memakai celana pendek dan atasan kaos berwarna krem.

"Gimana?"

Renjana mengangguk. "Bagus kok."

"Tapi gue nggak percaya diri pakai kaos warna terang gini," keluh Gemintang.

Renjana mendekat ke arah Gemintang dan menatap matanya. "Kenapa nggak percaya diri? Lo tuh ganteng. Jadi, semua warna baju bisa cocok sama lo."

"Beneran nih?"

Renjana mengangguk dengan tersenyum.

Setelah belanja, mereka berjalan menuju restoran. Sebenarnya, Renjana ingin langsung pulang saja, tapi Gemintang memaksanya untuk makan terlebih dulu.

Gemintang menatap Renjana. Mata gadis itu seperti sedang menyembunyikan kesedihan. Gemintang menyodorkan tisu ke arah Renjana.

"Buat apa?"

Cowok itu memegang tangan Renjana. "Gue tau lo sedih. Jadi, tisu itu bisa untuk menghapus air mata dan luka lo."

Renjana menatap Gemintang lalu tersenyum. Sikap Gemintang akhir-akhir ini membuatnya bahagia. Berbeda dengan dulu yang selalu cuek dan tidak peduli.

"Kok senyum-senyum sendiri sih?"

Gadis itu menggeleng. "Gue bahagia karena sikap lo berubah banget. Entah kenapa gue selalu ingat awal kita pacaran. Lo terus cuek ke gue dan nggak peduli. Sekarang beda banget. Makasih udah berubah, Gem."

Gemintang Renjana [Completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang