53: Bertahan atau pergi?

68 3 0
                                    

Sejak kejadian kemarin malam, Renjana semakin bimbang dengan perasaannya sendiri. Gadis itu selalu melihat kumpulan foto-foto dirinya bersama Gemintang dahulu. Tak jarang, senyumnya mengembang dengan sempurna.

Pagi ini, Gemintang sedikit memaksa untuk berangkat bersama. Renjana menunggu di depan rumahnya. Lima menit kemudian, Gemintang datang.

"Yuk," ucapnya.

Renjana mengangguk.

"Eh, bentar." Gemintang memasangkan helm ke kepala Renjana dan mengaitkan talinya.

"Makasih."

"Sama-sama," jawab cowok itu.

Sepanjang perjalanan, keheningan menghantui mereka. Terkadang, Gemintang rindu dengan suara Renjana yang selalu mengoceh sepanjang jalan. Juga Renjana yang selalu mengusik hidupnya seperti awal-awal berusaha mendapatkan hatinya. Sepuluh menit berlalu, mereka sudah sampai di gerbang SMA Kencana Putra.

"Makasih udah mau jemput gue," ucap Renjana.

Gemintang tersenyum. "Nggak masalah. Itu udah jadi tanggung jawab gue sebagai pacar lo."

Tanpa disadari, Zeva menguping pembicaraan mereka. Cewek itu langsung mendekat ke arah Gemintang dengan penuh rasa dendam. Posisi Zeva membuat Renjana dan Gemintang menjauh.

Renjana menatap Zeva sekilas. Ia malas meladeni nenek lampir yang tidak jelas ini. Sementara Gemintang, ia membuang pandangan. Malas melihat cewek yang ada dihadapannya ini.

"Kapan lo bisa peka, sih?! Gue cinta sama lo dari awal lo ada di Kencana Putra. Kenapa lo nggak milih cinta gue, Gem? Kenapa juga lo milih cewek aneh yang barbar ini? Asal lo tau, gue udah muak ngelihat kalian berdua sama-sama! Apalagi waktu cewek ini nembak lo dengan cara sok drama dihadapan umum. Nggak adil buat gue, Gem!"

Ucapan Zeva sukses membuat siswa dan siswi saling berdatangan. Terutama, Levi, Hidan, Riko, Kila, dan juga Febi. Mereka menyaksikan Gemintang, Zeva, dan Renjana disana.

"Gue ke kelas dulu ya, Gemi," pamit Renjana untuk mengakhiri obrolan.

Dengan cepat, Gemintang memegang tangan kanan Renjana dan menggenggamnya erat. Gemintang seolah ingin menunjukkan jika hanya Renjana yang bisa meluluhkan hatinya, sekaligus menjadi pemilik hatinya selamanya.

"Alasan gue tolak cinta lo, karena gue udah tau sifat asli lo. Gue nggak mau berurusan sama cewek yang super ribet kayak lo. Gue juga nggak mau hidup gue berantakan hanya karena lo. Gue tau, mungkin kata-kata gue ini menyakiti hati lo. Maaf. Tapi, gue bicara jujur."

Zeva terpaku dengan jawaban Gemintang.

"Dan satu lagi, gue nggak mau lo ganggu hidup Renjana. Dia udah bahagia sama gue. Kalau lo masih kekeh, gue bisa tendang lo dari Kencana Putra," ucap Gemintang lalu berjalan menjauh dari kerumunan bersama Renjana.

Semua siswa dan siswi menatap Zeva. Ada yang menatap dengan rasa iba, ada juga yang menatap dengan rasa senang. Pasalnya, Zeva terkenal dengan sosok senior yang semaunya sendiri. Merasa tinggi daripada yang lainnya.

***

Gemintang mengantar Renjana hingga ke depan kelasnya. Sejak tadi, tangan mereka menyatu, seolah tidak ingin melepas lagi. Renjana sadar dan langsung menarik tangannya dari genggaman Gemintang.

"Sekarang, lo percaya kalau gue hanya cinta sama lo, kan? Setelah ini, gue jamin nggak ada lagi yang ganggu hidup lo. Jangan pergi dari gue, ya?"

Renjana menatap mata Gemintang. Terpancar ketulusan yang hangat.

"Ya?" ulang Gemintang.

Gemintang Renjana [Completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang