Renjana sangat tidak sabar untuk pergi ke sekolah hari ini. Ia berangkat bersama Febi. Biasanya Renjana akan selalu pusing memikirkan dimana tempat ia tinggal, tapi kali ini tidak. Ibu Febi menyuruh dirinya untuk menetap disini sampai semuanya membaik.
"Udah siap belum?" tanya Renjana.
Febi sedang mencatok rambutnya. Febi adalah tipe orang yang sangat ngaret dan susah tepat waktu. Padahal bel masuk sudah setengah jam lagi.
"Bentar, masih belum perfect nich," jawabnya dengan nada alay.
"Cepetan. Gue tunggu di bawah ya, sekalian manasin mobil."
"Ye."
Setelah sekian purnama. Mereka sudah sampai di sekolah, tepat sepuluh menit sebelum bel masuk. Renjana mencari sepeda motor Gemintang namun tak kunjung menjumpainya. Ia bingung, apakah Gemintang tidak masuk hari ini?
Renjana menatap jam yang ada di tangannya, waktu masuk kurang tujuh menit lagi. Dengan cepat, ia berlari menuju kelas Gemintang.
"Gemintang mana?" tanyanya kepada Levi.
Levi menatap Renjana dengan tatapan tidak suka. "Ngapain lo cari Gemintang? Nggak malu?"
Renjana berusaha agar tidak terpancing emosi.
"Tolong panggilin dia."
Levi tidak mempedulikan ucapan Renjana. Ia menghalangi tubuh Renjana agar tidak bisa menerobos masuk ke dalam kelas.
"Gue mau masuk," ucap Renjana.
"Nggak."
Oke. Kesabaran Renjana sudah mulai habis. "Kenapa? Gue mau cari pacar gue! Kenapa lo selalu menghalangi gue buat ketemu sama Gemintang? Memangnya lo siapanya Gemintang?"
Levi berdecih. "Gue nggak bakal biarin sahabat gue jatuh ke tangan cewek kayak lo!"
Gemintang mendengar sedikit keributan di depan kelas. Ia menatap ke arah pintu, ternyata ada Renjana yang sedang beradu mulut dengan Levi. Gemintang berdiri lalu menghampiri Renjana.
"Udah nggak papa. Gue bisa atasin semuanya, kok," ucap Gemintang ke arah Levi yang berjalan masuk ke dalam kelas.
"Halooo," sapa Renjana.
"Ngapain kesini? Bentar lagi bel masuk, mending lo ke kelas daripada nanti telat dan dihukum," jawab Gemintang.
"Jadi gue nggak boleh kesini?"
"Bukan gitu. Sekarang waktunya belajar."
Renjana tersenyum. "Oke. Sampai jumpa nanti istirahat ya! Semangat belajarnya Gemiii. Belajar yang rajin supaya pinter terus kita nikah ya!"
Gemintang tidak merespon apa-apa. Ia hanya menatap tubuh Renjana yang mulai menjauh dari pandangan matanya.
***
Selama pelajaran Renjana sangat tidak sabar untuk menunggu bel istirahat berbunyi. Ia sudah teringin untuk bertemu Gemintang. Tak berselang lama, bel istirahat berbunyi dengan nyaring. Renjana langsung berlari menuju kelas Gemintang seperti orang yang kebakaran jenggot.
"Halo pacarr," ucapnya saat Gemintang berjalan di depan kelas.
Gemintang sangat tidak nyaman dengan sebutan itu. Ia malu karena tidak terbiasa.
"Ayo ke kantin," ajak Renjana lalu mengenggam tangan Geminintang. Dengan cepat, Gemintang melepaskan tangan Renjana dari tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gemintang Renjana [Completed] ✔
Fiksi RemajaRenjana Aranka Arundati, gadis pembuat onar yang terkenal dengan wajah cantiknya. Dia memiliki banyak mantan. Bagi Renjana, sekolah adalah tempat untuk bersenang-senang dan melupakan semua kejadian yang selama ini dibenci dirinya. Gemintang Bahran B...