> DIENCISIETE <

364 66 18
                                    

Vote + komen = update

.

.

.

~Happy Reading~

.

.

.

Juna berjalan seorang diri di trotoar fly over. Dibawah langit sore yang mulai berubah menjadi senja, dia berjalan dengan tatapan kosongnya. Dengan balutan kaos hitam dan celana training, dia terus berjalan tanpa mempedulikan udara yang mulai dingin.

Dia berhenti, menatap jalanan dibawahnya. Jalanan cukup ramai karena sekarang malam minggu. Dia memejamkan mata lalu mendongak kan kepalanya. Menikmati angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya.

Dia menghela nafas entah yang ke berapa kali setelah keluar rumah. Dia lelah dengan hidupnya, dia muak dengan semua yang terjadi. Hidupnya semakin hari semakin tidak karuan, hidupnya seperti tidak berharga lagi.

"Boleh ga sih aku benci kakak kandung ku sendiri?" gumam Juna dengan air mata yang mulai menetes. Dia kembali menatap kendaraan yang berlalu lalang.

"Aku ingin bebas, sampai kapan aku harus disini?" kata Juna lirih.

"AAAAAAAAAAAA." Juna berteriak frustasi. Banyak orang yang sedang berlalu lalang menatapnya aneh.

"Kata orang teriak bisa membuat kita merasa lega, tapi kenapa aku tidak merasakannya?" Juna tersenyum kecil.

"Apa aku mengakhirinya sekarang aja." Juna kembali menatap jalanan yang ramai. Dia berfikir jika dia menjatuhkan diri dari atas sini, semuanya akan berakhir.

Juna mulai memanjat pagar pembatas, memejamkan matanya erat dan bersiap menjatuhkan diri ke tengah jalan Raya. Dia merasakan tubuhnya terjatuh, namun tidak ke depan melainkan ke belakang.

Juna membuka matanya, melihat seseorang sedang memeluk tubuhnya erat. Mereka terbaring di atas trotoar. Dengan perlahan Juna menatap orang yang menyelamatkannya.

"Vano?" Vano membawa tubuh mereka untuk duduk.

"Bodoh." Vano menyentil dahi Juna.

"Aww sakit."

"Gitu aja sakit, sok sokan mau bunuh diri."

"Aku kan ga mau sakit lagi." kata Juna lirih. Vano menarik perlahan tangan Juna untuk berdiri, membersihkan debu yang menempel di tubuh keduanya.

"Ikut aku!" Vano menarik Juna menuju mobilnya.

"Kita mau kemana?"

"Kencan." Vano mengendarai mobilnya dalam diam. Juna yang tidak tau mau dibawa kemana memilih diam, karena saat ini raut wajah Vano sangat serius.

Vano berhenti di dekat bukit yang berada di pinggir kota, tidak begitu jauh dari tempat tinggal mereka. Setelah mereka turun, Vano membawa Juna ke Puncak bukit.

"Gimana? Kamu suka?" tanya Vano.

"Kamu kok bisa tau tempat kaya gini?" Juna memandang takjub pemandangan di depannya.

Eternal Smile || Sunhak ft. HyunjaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang