> DOS <

618 96 26
                                    

.


.

.

~Happy Reading~

.

.

.

Setelah sampai di kamar sang adik, Jefan mendorong kasar tubuh Juna hingga tersungkur di lantai.

"Kenapa lo masih ga ngerti juga, gue udah sering bilang jangan usik hidup gue."

"Aku ga usik hidup kakak."

"Dengan lo sekolah di sana secara perlahan identitas lo akan terbongkar, gue ga mau sampai semua orang tau kalo lo itu adik gue." Jefan membentak sang adik.

"Aku ga akan bilang ke siapapun kalo kak Jeje itu kakak aku." Jefan berjongkok di samping Juna, dia mencengkeram dagu sang adik memaksa untuk menatap dirinya.

"Dan lagi, jangan dekati teman teman gue! Paham ga?" Jefan menekankan di setiap katanya.

"Iya kak." setelahnya Jefan keluar kamar Juna, tak lupa dengan bantingan pintu.

Masih dengan posisi yang sama Juna tersenyum kecil. "Kenapa kak Jeje ga mau akuin aku sebagai adik lagi? Sebenarnya salah ku apa?"

Tidak mau berlarut dengan pikirannya Juna memutuskan untuk mandi. Setelah mandi dia ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Setelah beberapa menit semuanya sudah siap, saat ini Juna hanya tinggal berdua dengan Jefan. Ayahnya sedang ke luar kota mengurus bisnisnya.

Sebelum Juna memanggil kakaknya, Jefan lebih dulu keluar kamar. Jefan berjalan mengambil minum di kulkas.

"Kak Je ayo makan!" kata Juna dengan senyuman manisnya. Jefan melirik Juna sekilas lalu melanjutkan acara minumnya yang tertunda.

"Gue ga nafsu makan." kata Jefan lalu kembali masuk ke kamarnya. Selalu seperti itu, setiap kali Juna mengajak Jefan makan jawabannya selalu sama. Tapi itu tidak membuat Juna menyerah untuk memperbaiki hubungan dengan sang kakak.

Juna mengambil piring, meletakkan nasi dan beberapa lauk, serta membuat segelas susu. Dia berniat mengantarkan makanan ke kamar Jefan. Dia tidak mau kakaknya sakit karena tidak makan.

"Kak Jeje buka pintunya!" pintu terbuka, muncullah Jefan dengan ekspresi kesal.

"Ngapain?"

"Aku bawain kakak makanan, makan ya kak!" Juna menyodorkan nampan yang dia bawa tak lupa dengan senyum manis yang selalu menghiasi wajahnya. Jefan menatap Juna dan nampan ditangan Juna bergantian.

Prankkk...

Jefan menepis nampan itu hingga semua isinya berserakan di lantai.

"Lo tuli atau gimana? Gue bilang ga nafsu ya ga nafsu."

"Tapi kak Jeje bisa sakit kalo ga makan."

"Mau gue sakit atau mati sekalipun ga ada yang peduli."

"Aku peduli." lirih Juna.

"Ga usah sok peduli lo depan gue! Pergi sekarang gue muak lihat muka lo." Jefan membanting pintu kamar tepat di depan wajah Juna.

"Ga apa apa, suatu saat nanti kak Jeje pasti bisa kembali lagi seperti dulu." Juna memunguti pecahan kaca yang berserakan di lantai.

***

Eternal Smile || Sunhak ft. HyunjaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang