Raya kembali ke kelasnya bertepatan dengan bel istirahat berbunyi. Miss Sonya yang masih berada didalam kelas menatap Raya dengan alis terangkat.
"Bagus ya, Raya. Hampir tiga puluh menit keluar kelas, sudah keluyuran kemana aja?"
Raya tersentak, menoleh kearah Miss Sonya seraya tersenyum kikuk. "Eh, Miss, hehe. Nggak keluyuran kok Miss, cuma singgah sebentar tadi di lapangan futsal."
"Oh, gitu." Miss Sonya mendekat kearah Raya, menyenggol pelan bahu muridnya itu sembari menunjuk para murid IPA 1 yang berada didalam kelas. "Ngomong-ngomong kasihan teman kamu, Ray. Mereka tersiksa kalau nggak ada kamu di kelas."
Raya menoleh kearah teman sekelasnya yang pada tepar ditempat duduk mereka masing-masing. Sudah jelas, kalau teman-temannya itu frustasi setelah mengerjakan soal ulangan dari Miss Sonya.
Bagaimana tidak? mereka baru dua bulan sekolah. Dan Miss Sonya-- selaku guru matematika yang dikenal rajin serta killer itu sudah memberikan ulangan harian pada mereka di pertemuan ke-4. Padahal seharusnya mereka lebih dulu fokus dengan materi pelajaran yang belum mereka pelajari.
Raya berpikir, mungkin Miss Sonya mengira kelas 11 IPA Unggulan 1 adalah murid-murid pintar yang tergolong rajin belajar. Padahal sebenarnya kelas itu berisi murid-murid pemalas, karena mereka ingin terlihat highclass, mereka pun mencari perhatian para guru dengan berlagak seolah-olah mereka adalah murid pintar dan idaman.
Walaupun kelas 11 IPA Unggulan 1 berisi murid-murid dengan akademik tertinggi di sekolah cuma kan tetap saja ada kekurangannya.
"Untung ada Kiki, jadi dia bisa tegur dan atur murid kelas kamu yang tadi sempat protes ke Miss." Miss Sonya tersenyum lebar melihat Kiki yang sedang duduk bercengkrama dengan teman sebangkunya. Pemuda ber-almamater merah jambu itu sadar, lalu tersenyum sopan seraya membungkuk singkat kearah Miss Sonya.
"Nggak salah Miss pilih dia jadi ketua penegak disiplin sekolah." Miss Sonya tersenyum bangga. Sementara Raya hanya bisa diam menyimak. "Kalau di pikir-pikir tugas Kiki jadi berat banget ya, selain jadi ketua penegak disiplin. Kiki juga harus bertanggung jawab atas jabatannya sebagai wakil ketua OSIS di sekolah ini."
Raya mendengar itu sontak mengatupkan bibirnya. Memang benar kata Miss Sonya. Jadi Kiki berat banget. Bukan sekedar jadi wakil ketua OSIS atau penegak disiplin, Kiki juga menjabat sebagai ketua kelas mereka. Selain Raya yang di kenal sebagai murid cerdas dan jadi kegemaran para guru-guru di sekolah, Kiki si ketua kelas itu juga menjadi murid kesayangan para guru apalagi Miss Sonya. Pemuda itu di kenal disiplin serta keramahannya pada semua orang. Dia juga santun dan hampir tidak pernah melakukan tindakan buruk di sekolah. Walau dalam bidang akademik dia tidak terlalu tinggi, tapi Kiki memiliki sikap yang tekun serta open minded sehingga dia bisa mudah berbaur dengan para murid unggulan di sekolah ini. Miss Sonya mulai menceritakan tentang Kiki dengan memuji murid kesayangannya itu. Sementara Raya, memilih diam seraya mendengarkan ocehan dari Miss Sonya.
"Kelas unggulan memang sepantasnya di isi oleh murid kayak kamu sama Kiki." Raya menoleh heran kearah Miss Sonya yang kembali melontarkan seruan. "Kalian yang bakal jadi contoh buat para murid-murid lain disekolah ini, jadi Miss harap para murid unggulan jangan sampai melakukan tindakan buruk apalagi terlibat masalah di sekolah."
Raya hanya bisa mengangguk sebagai respon. SMA Budaya 127 mempunyai sistem yang unik dari sekolah lain yaitu kelas unggulan. Sistem yang di pakai itu berkonsep Binaan Khusus atau Binsus. Dimana orang-orang yang berada dalam kelas unggulan dipilih secara ketat serta harus mengikuti tes akademik dan potensi yang sulit. Mereka yang memiliki nilai tertinggi akan masuk ke dalam kelas unggulan 1. Serta mereka yang berada di urutan ke-dua dan ke-tiga dimasukkan kedalam kelas unggulan 2 dan 3. Kelas unggulan itu hanya ada di jurusan IPA. Sehingga anak dari jurusan lain hanya di nilai dengan nilai raport mereka sewaktu SMP.
KAMU SEDANG MEMBACA
extracurrikiller
Mystery / Thrillere x t r a c u r r i k i l l e r Kata orang, masa yang paling indah itu adalah masa remaja. Masa yang ada untuk bersenang-senang. Menikmati masa muda dengan berfoya-foya dan menjalankan hidup seolah sedang berada dalam novel telenovela. Namun, keny...