17. gadis "culun" yang berani

28 8 5
                                    

Bel istirahat kedua baru saja dibunyikan. Dan Raya tiba-tiba merasa lapar. Padahal jam istirahat pertama tadi, dia sudah makan banyak. Meski tidak terlalu banyak. Hanya bakso level 3 seperti biasa ditemani gorengan bakwan serta jus jeruk segelas, berhasil membuat perut Raya kembali keroncongan.

“Ji, ke kantin yuk." Raya mengajak Yeji yang-- seperti biasa, menghabiskan jam istirahatnya dengan bermain game online.

“Lah anying! tolol malah afk!"

Namun, sepertinya mengajak Yeji bukan pilihan yang pas. Menoleh atau sekedar memberikan reaksi berupa gelengan atau anggukan pun Yeji tidak. Raya mendengus kesal, tidak punya pilihan lagi selain pergi ke kantin seorang diri. Kalau memaksa Yeji untuk menemaninya, yang ada pasti Raya akan di hadiahi deretan nama hewan kebun binatang alias Yeji akan memakinya dengan tak berperasaan.

“Yaudah deh, kalau nggak mau. Gue ke kantin dulu.”

Raya beranjak dari bangkunya. Lantas melangkah pergi keluar kelas. Untung saja kantin lumayan dekat dengan kelasnya, jadi Raya tidak perlu capek-capek lagi berjalan buat mengisi perutnya yang sudah keroncongan minta di kasih makan.

Kali ini, Raya tidak mau makan bakso. Dia harus menjaga badannya agar tetap ideal bak model internasional. Jadilah Raya berjalan menghampiri dapur Bu Yanti yang menjual berbagai macam gorengan serta makanan ringan.

“Bu, roti bakarnya satu ya yang manis." pinta Raya pada Bu Yanti yang sedang sibuk dengan penggorengannya. Sepertinya Bu Yanti lagi menyiapkan pesanan milik anak murid kelas sepuluh yang sedang berdiri di sampingnya itu.

Bu Yanti menoleh sekilas. “Okey, siap. Tunggu bentar ya, neng."

Raya mengangguk singkat. “Iya, Bu."

“Eh, di lantai satu tadi ada yang berantem, loh."

Raya melirik kecil kearah dua murid yang berada didepannya. Dia langsung menajamkan indra pendengaran begitu mendengar nama OSIS disebut oleh mereka.

“Gue tau kok, anak OSIS kan?"

“Iya. Ih, heran banget gue padahal anak OSIS loh tapi malah sering banget buat kasus pelanggaran."

“Ya biasalah, loh kek nggak kenal anggotanya aja."

Raya mendengus samar ketika dua gadis itu memilih berjalan pergi dari sana tanpa melanjutkan kegiatan per-ghibahan mereka. Padahal Raya pengen banget tau tentang masalah yang tadi mereka bicarakan.

Keadaan kantin saat ini sedang sepi, tidak seperti biasanya yang ketika jam istirahat kedua akan terisi penuh oleh murid-murid kelas 11 lantai satu. Atau mungkin Raya yang datangnya kecepatan? sebab, bel istirahat kelas IPA baru saja dibunyikan.

Atau karena masalah berantem itu makanya sepi? Raya bertanya dalam hati, lalu memilih untuk tidak lagi peduli.

Gadis itu menengadah, mengalihkan pandangan ke sekeliling. Mencoba mencari tempat yang pas untuk duduk seorang diri. Yang pasti tempat paling pojok dan jauh akan keramaian. Bukan berarti Raya itu ansos alias anti sosial ya, hanya saja Raya tidak suka jika acara makannya terganggu oleh hal-hal kecil sekalipun.

Mata Raya tiba-tiba merekah begitu mendapati Ayana sedang duduk sendirian ditempat paling nyaman, alias tempat seperti yang sudah di deskripsikan nya tadi.

Tanpa pikir panjang, Raya langsung menghampiri Ayana yang berada di pojok depan kantin sekolah.

“Hai, Ayana!"

Ayana yang sedang menyantap mie ayam sontak menoleh kaget. Gelagatnya mendadak gugup ketika melihat Raya berdiri didepannya seraya tersenyum ramah. “Ha, hai juga, kak.”

extracurrikiller Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang