"Pak." Raya mengangkat tangan di sela-sela Pak Bagus sedang menjelaskan materi. "Saya izin mau ke toilet."Raya berdiri setelah mendapat anggukan singkat dari Pak Bagus. Dia hendak beranjak, namun Yeji-- yang duduk di sampingnya-- menahan tangan Raya, membuat gadis berambut pendek itu menoleh.
"Kenapa?"
"Lo mau kemana?"
"Ke toilet lah, tadi kan udah gue bilang."
Yeji menyipitkan kedua matanya. "Pasti gegara makan bakso tadi ya. Tapi, lo kan nggak suka pedes."
Raya meringis. Mengangguk singkat. "Iya. Kayaknya bakso gue ketukar sama punya Cakra, deh." Raya juga tidak tau pasti, tapi sejak masuk di kelas tadi perutnya mulai terasa tidak enak. Dia berusaha menahan sampai jam pelajaran selesai. Namun, tindakan nya itu justru makin membuat perut Raya sakit sampai kembung. Kalian pernah tahan BAB, kan? nah, sama seperti itulah yang Raya rasakan.
Yeji menggeleng tidak habis pikir. Dia melepaskan tangannya dari lengan Raya. "Bisa-bisanya ke tuker. Yaudah, gue temenin ya."
Raya mendelik. "Gak usah. Emang gue anak paud masih pake ditemenin."
"Yakan, siapa tau lo bakal ngilang juga kayak si Lia."
"Gue nggak. Tenang aja. Udah ah, udah mules banget gue."
Raya beranjak dari bangkunya. Berjalan melewati Pak Bagus seraya membungkuk. Pak Bagus tersenyum sekilas melihatnya. Raya bisa mendengar, begitu dia melewati pintu kelas. Pak Bagus menyebutkan nama Kiki.
"Kiki."
Lelaki ber-almamater merah jambu itu menoleh. "Iya, Pak."
"Coba kamu jelesin dan analisis tentang teks resensi yang sudah saya bacakan tadi."
"Baik, Pak."
Raya mendengus di depan pintu. Melirik Kiki sekilas sebelum berjalan menjauh dari sana. Dia merutuki diri dalam hati. Seharusnya, yang ada di posisi Kiki sekarang adalah Raya bukan cowok itu.
•••
Raya keluar dari toilet setelah sepuluh menit bermukim di dalam sana. Perutnya sudah mendingan. Raya menyesali tindakannya di kantin tadi yang bisa-bisanya memakan bakso pedes level lima, dia yakin jika baksonya tertukar sama punya Cakra. Cakra kan juga di kenal penyuka makanan pedas. Tapi, dia masih belum mengerti kenapa baksonya bisa tertukar?
Atau mungkin cecenguk itu sengaja menukar bakso level limanya dengan bakso level tiga punya Raya?
Dasar. Raya mendengus. Berjalan menuju kelas. Memilih untuk segera masuk ke dalam kelas agar bisa cari perhatian ke Pak Bagus. Kan berabe kalau posisi Raya terus digantikan oleh Kiki.
Namun, ketika dia hendak melewati tangga untuk ke lantai tiga. Raya tidak sengaja melihat seorang gadis berdiri di sana dengan wajah kebingungan. Raya menautkan keningnya, dia seperti pernah melihat gadis itu sebelumnya.
Gadis itu... gadis yang tanpa sengaja tertabrak olehnya tadi pagi.
Mau apa dia ke lantai anak IPS? Raya bertanya dalam hati. Tiba-tiba saja penasaran. Gadis itu terlihat mulai menaiki anak tangga lalu menghilang dari belokan tangga. Raya berpikir untuk pergi menyusulnya. Dia segera melangkah kearah sana, tanpa pikir panjang mulai menaiki satu persatu anak tangga itu menuju ke lantai tiga.
Begitu sampai, Raya berdiri di samping ruang kelas 10 IPS, dia menatap bingung kearah gadis berambut panjang yang sedang berdiri di samping kelas 11 IPS 1 sembari sibuk mengutik ponsel. Adik kelasnya itu juga terlihat sesekali melirik ke dalam kelas lewat jendela kaca. Raya mengernyit, berjalan pelan menghampirinya. Rasa penasarannya tiba-tiba melonjak.
KAMU SEDANG MEMBACA
extracurrikiller
Mistério / Suspensee x t r a c u r r i k i l l e r Kata orang, masa yang paling indah itu adalah masa remaja. Masa yang ada untuk bersenang-senang. Menikmati masa muda dengan berfoya-foya dan menjalankan hidup seolah sedang berada dalam novel telenovela. Namun, keny...