tulisan ini dan ini
obrolan sebelumnya
obrolan sekarang.▫️▫️▫️
Sesuai arahan Pak Jo kemarin, Raya pun mulai menjalankan aksinya.
“Raya harus dapat masalah. Dengan begitu dia akan di diskualifikasi dari lomba."
Tapi ternyata, sejak pagi tadi hingga sekarang memasuki jam istirahat kedua. Raya akhirnya sadar, berbuat atau mencari masalah, tidak semudah seperti yang dia bayangkan.
“Ternyata cari masalah lebih susah daripada ngerjain ulangan ekonomi." Raya menghela napas kasar.
Padahal rencananya Raya pengen banget datang terlambat ke sekolah, tapi ibunya malah sudah marah-marah depan pintu kamar karena Raya yang belum kunjung bangun di jam enam pagi.
Mau tak mau, rencana pertama itu gagal deh. Namun, itu tidak meruntuhkan semangat Raya untuk bisa terkena masalah. Setelah sampai di sekolah, Raya berniat untuk bolos mata pelajaran sesuai arahan dari temannya- Jeje.
“Waktu lo datang ke sekolah, lo jangan masuk dulu ke kelas. Lo lama-lama dulu ya kan di kantin, sampai ada guru yang lihat lo. Baru deh lo bakal di marahin habis-habisan sama tu Guru."
“Seriusan?"
“Iya, serius. Gue tiap hari kayak gitu soalnya."
Namun, ekspetasi memang nggak pernah sesuai sama realita. Saat bel masuk jam pertama berbunyi, Raya langsung buru-buru jalan ke kantin. Duduk santai di sana, sambil main handphone. Tapi, baru juga lima menit lewat. Raya langsung keringatan. Nggak nyaman banget, terus dadanya berdegup kencang kayak lagi kena serangan panik. Sampai-sampai Mbak Bunga yang lagi sibuk meracik bumbu bakso pun jadi tergerak untuk menegur Raya.
“Aduh gusti, Raya! kunaon teu kamu diam-diam bae dimari? entong ka kelas kan udah bel masuk?"
Raya yang udah keringat dingin pun hanya bisa menoleh dengan wajah panik.
“Heh!? Kunaon kamu keringetan kayak gini? aduh, Raya, anjeun teu damang?"
“Nggak, Mbak." Raya meneguk ludahnya dengan susah payah. "Permisi saya masuk ke kelas dulu." Lalu begitu saja, lari kalang kabut keluar dari kantin sekolah.
Karena panik dan merasa berdosa banget buat bolos mata pelajaran, akhirnya Raya memilih untuk ngacir kembali ke kelas.
Rencana kedua gagal.
Saat masuk kelas itu semua pada liatin Raya dengan ekspresi terheran-heran. Bahkan Pak Eka yang mengajar pun sontak dibuat planga-plongo sama kehadiran Raya yang telat 5 menit masuk kelas.
“Gue nggak bisa cari masalah, Ji." Raya bertanya pada Yeji sewaktu dia dipersilahkan duduk oleh Pak Eka.
Tapi, kala itu Yeji bukannya kasih solusi malah, “Semangat, Raya. Lo pasti bisa cari masalah!"
Raya bukannya semangat tapi malah semakin nggak punya niat. Benar-benar Yeji itu definisi nyata dari sahabat terbaik.
Di rencana ketiga, tepatnya pada jam istirahat pertama Raya memutuskan untuk meminta bantuan pada Cakra. Selain sering kena sial, Cakra itu termasuk teman yang sangat baik memberikan sebuah solusi.
“Coba lo bolos."
“Apapun selain bolos!”
“Ah atau nggak, coba lo pura-pura nggak ngerjain PR! gue sering tuh, langsung kena hukum bersihin toilet guru!"
KAMU SEDANG MEMBACA
extracurrikiller
Mystery / Thrillere x t r a c u r r i k i l l e r Kata orang, masa yang paling indah itu adalah masa remaja. Masa yang ada untuk bersenang-senang. Menikmati masa muda dengan berfoya-foya dan menjalankan hidup seolah sedang berada dalam novel telenovela. Namun, keny...