16. April dan traumanya

30 8 13
                                    

yang tulisan miring itu ceritanya flashback ya.




▫️▫️▫️

Jawaban Lucas benar-benar membuat kedua cowok itu terkejut. Bukan sembarang terkejut, tapi benar-benar terkejut sampai jantung keduanya dirasa seperti ingin meletus.

"Pacar? jadi bang Rakha beneran punya pacar?"

Lucas mengangguk seraya tersenyum kecut. "Iya.  Pacarnya itu hilang selama tiga hari setelah Rakha meninggal. Gua sama teman-teman Rakha sempat datangin dia, tapi dia sama sekali nggak mau ketemuan. Selang sebulan, dia kembali ke sekolah. Itupun nggak lama, karena setelah itu gue dapat kabar kalau dia udah keluar dari sekolah. Udah lima tahun ini gua nggak pernah ketemu lagi sama tu cewek."

Reano tercekat. "Nama pacarnya siapa bang?" tanyanya hati-hati. Walau jujur sebenarnya Reano punya dugaan yang kuat perihal siapa pacarnya Rakha setelah tadi mendengar penjelasan dari Lucas membuat Reano tiba-tiba teringat akan seseorang.

"April. Namanya April."

Cakra sontak melirik Reano, kedua matanya terbuka lebar dengan senyum yang perlahan mengembang. "Rey... berarti kakak lo?"

Lucas mengernyit bingung. "April itu kakak lo?" tanyanya pada Reano yang sontak menyeringai kecil.

Ternyata dugaannya benar.

"Iya, bang."

Lucas tersentak, mendengus tak percaya. "Wah, wah, nggak bener nih."

"Maksud lo?" Reano mendelik begitu mendengar gelegar tawa Lucas yang terdengar tak ikhlas.

"Nggak habis pikir gue." Lucas menghentikan tawanya. Menatap dua cowok itu dengan raut wajah tak minat. "Gue udah lama cari si April dan setelah lewat lima tahun dua bocah tiba-tiba datang ke gua, tanya-tanya soal kejadian Rakha yang meninggal karena dia tau kalau gue itu teman dekatnya Rakha tapi ternyata yang paling dekat dan orang yang dicari sama gua dan teman-teman Rakha selama ini adalah kakaknya sendiri yang sekarang adiknya ada didepan gua?"

Reano mengerjap, berusaha mencerna kata perkata yang keluar dari mulut Lucas.

Sementara Cakra merespon Lucas dengan anggukan beberapa kali. "Berarti lo beruntung. Kita juga beruntung karena kalau lo nggak bilang soal itu, kita nggak bakal tau tentang fakta besar ini."

Lucas tersenyum lebar. "Kalau begitu, ayo antar gua ke April."


•••

Setelah kekacauan yang terjadi pagi tadi, kepala sekolah meminta Miss Sonya untuk mendatangkan anggota penegak disiplin di ruangannya untuk bertemu. Sekarang, Kiki selaku ketua penegak disiplin bersama Erik sebagai wakilnya sudah berdiri didepan ruangan Pak Antoni setelah tadi mendapat arahan dari Miss Sonya lewat grup chat.

"Ingat kata Miss Sonya, apapun ucapan Pak Antoni, gua sama lo nggak ada hak buat menolak." Kiki mengingatkan dengan sorot mata tajam.

Erik menghela napas, mengangguk tak minat. "Gue ingat."

Kiki menarik napas dalam-dalam. Sebelah tangan dia ulurkan ke depan untuk membuka pintu ruangan yang tertutup. Sebelum melangkah masuk, ekspresi yang sebelumnya datar dan cenderung tidak bersahabat berubah 180 derajat jadi ramah dengan senyum cerah begitu Pak Antoni yang berada didalam ruangan menengok kearah mereka berdua.

"Selamat pagi, Pak."

Pak Antoni menyunggingkan senyum. "Pagi, silahkan duduk."

Kiki berjalan masuk diikuti Erik dibelakangnya. Senyum lebar masih terpampang di wajah keduanya. Mereka mulai menduduki diri di sofa.

extracurrikiller Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang