5. Lembaran Baru

30 3 0
                                    

Aurora jongkok didepan sebuah makam yang bertuliskan 'aurel cantika khoirunissa' sahabatnya yang sudah lebih dulu dipanggil oleh tuhan.

"assalamualaikum sayang, apa kabar? Lama ya kita gak ketemu, maaf aku baru bisa dateng kesini sekarang setelah lebih dari delapan tahun. Ohh iya, sekarang aku udah punya gelar dokter spesialis bedah loh. Kamu seneng kan? Kamu katanya seneng kalau punya temen dokter, ternyata sahabat kamu dokter. Aku selalu disini rel doain yang terbaik selalu buat kamu."

Aurora mengusap-usap batu nisan. Setelah membaca doa dan menaburkan bunga aurora langsung bangkit meninggalkan makam aurel.

Saat aurora akan masuk kedalam mobil, tiba-tiba matanya melihat naufal yang masih berada diarea pemakaman. Ia kembali menutup pintu mobilnya lalu menghampiri naufal.

"mobilnya kenapa, kak?" tanya aurora to the point.

Naufal sedikit tersentak karena terkejut lalu ia berbalik menatap kearah aurora.

"gak tau nih mogok. Udah telfon bengkel si."

Aurora mengangguk-anggukan kepalanya. Tidak lama aira datang dengan membawa dua botol air mineral.

"nih." aira memberikan satu botol air mineral nya kepada naufal.

Naufal menerimanya dan langsung membuka tutup botolnya lalu menegakkan hingga tandas.

"eee, yaudah kak saya duluan." pamit aurora, tetapi naufal dengan cepat menahannya.

"ehh bentar, lo mau nomernya nadia gak?" tawar naufal.

Aurora mengangguk. "boleh, kak."

Naufal mengeluarkan handphone, mencari kontak nadia lalu menunjukkan handphone nya kepada aurora.

Aurora mengernyit membaca kontak nadia yang ada di handphone naufal.

"busek?"

"ibu sekretaris. Dia kerja jadi sekretaris gue." jawab naufal mengetahui kebingungan aurora.

Aurora mengangguk mengerti lalu dirinya mengeluarkan handphone nya dan mencatat nomer nadia.

"makasih, kak."

"sama-sama."

"saya permisi." aurora tersenyum kearah naufal dan aira lalu langsung berlalu ke mobilnya.

Aira melirik kearah naufal yang matanya tidak lepas dari aurora.

"cantik ya?"

Naufal tanpa sadar mengangguk lalu dirinya dengan cepat menggeleng.

"cantik, iya kan semua cewek cantik." ralat naufal.

"gak pa-pa, emang cantik kok."

Naufal menatap tajam aira. "gak boleh insecure!"

Naufal sangat paham dengan aira yang memang selalu insecure jika dengan mantan-mantan nya, terutama aurora. Ntah apa alasannya, padahal mereka hanya bagian dari masa lalunya.

"udah cantik, pinter, anak konglomerat, dokter. Apa coba yang kurang dari dia?"

"sayang!!!"

Aira tersenyum. "bener kan?"

"ya kamu juga cantik, pinter, kaya dengan uang kamu sendiri, desainer."

"cantikan dia lah."

"cut aira prameswari!!"

"iya iya iya, cantikan aku."

Naufal mengacak rambut aira lalu mencium kening aira sekilas. Ia menangkup kedua pipi aira dan menatap lembut mata wanita itu.

Naufalrora 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang