38. Flashback

18 2 0
                                    

11 januari 2012

Hari ini adalah hari ulang tahun aurora yang ke 16 tahun. Ia berangkat ke sekolah dengan perasaan senang karena ayah nya baru saja memberikan nya hadiah sebuah motor sport yang ia idam-idamkan.

Aurora menaiki tangga sekolah menuju lantai 3 dimana kelasnya berada, yaitu kelas 10 IPA empat. Tetapi saat tengah asik menaiki tangga, tiba-tiba ada seseorang yang menghalangi langkahnya.

"hai rora, hari ini kamu ulang tahun kan? Happy birthday ya. Doanya pasti yang baik-baik, tapi yang paling utama itu semoga kamu mau jadi pacar aku."

Aurora mendengus. "berapa kali si gue bilang sama lo kalo gue gak suka sama lo! Ya tapi btw makasih buat ucapannya."

Aurora melanjutkan langkahnya menaiki tangga menuju kelasnya dengan menabrak pundak rendy. Yap, laki-laki itu lagi yang tidak pernah lelah mengganggu nya setiap hari.

Rendy yang melihat aurora berjalan melaluinya begitu saja dengan cepat mengejarnya.

"ehh rora, maaf ya aku gak ngasih kado. Tapi kalo kamu mau aku bisa kok ngajak kamu makan di restoran mahal atau mau belanja di mall juga ayok." tawar rendy.

Aurora hanya melirik tidak minat. "sorry, gue gak minat."

Aurora melambai-lambaikan tangannya diudara guna mengusir laki-laki itu supaya tidak terus mengikutinya.

Rendy, laki-laki itu benar-benar membuat mood nya yang tadinya bagus menjadi jelek.

Jam istirahat pertama, aurora bersama dengan aurel pastinya sedang duduk disatu meja yang sama dikantin gedung IPA yang sudah sangat ramai dipenuhi dengan anak-anak ipa dari kelas 10 sampai dengan 12.

Saat aurora tengah asik menikmati baso yang ia beli bersama dengan aurel, tiba-tiba datang seorang laki-laki dengan pakaian urakan. Jas sekolah tidak dikancing dan kemaja putih bagian dalamnya yang seharusnya dimasukkan kedalam celana tidak dimasukkan.

"widihh, ada yang ultah nih! Traktiran gue mana, ra?" tanya laki-laki itu.

Aurora, gadis itu gugup ditata sebegitu intens dengan laki-laki yang merupakan kakak kelasnya ini. Aurel yang menyadari hal itu hanya tersenyum tipis dengan geleng-geleng kepala.

"apaan si lo yan, beli sendiri! Ogah gue traktir lo!" ucap aurora dengan nada judes menutupi kegugupannya.

"yaelah pelit lo!"

"bodoamat!" laki-laki itu mengacak rambut aurora terlebih dahulu lalu pergi berlalu menuju mejanya bersama teman-temannya.

Aurel tertawa mengejek. "ciee rora digodain kak brian. Salting tuh pasti." ledeknya. Yap, laki-laki tadi adalah brian, aurora gugup karena pada saat itu aurora tengah mengagumi kakak kelasnya itu. Tetapi aurora jelas sadar diri karena dirinya dan brian itu beda agama.

"apaan sih engga!" bantah aurora.

"ohh jadi kamu sukanya sama cowo yang kayak gitu?"

Aurora terlonjat terkejut saat ada seseorang yang tiba-tiba sudah duduk disampingnya dan orang itu adalah rendy.

"lo mau jadi jailangkung hah?! Datang tak dijemput pulang tak dianter!" kesal aurora.

"gak pa-pa, biar bisa menghantui pikiran kamu."

"amit amit amit amit." aurora mengetok-ngetokan genggaman tangannya ke kening dan meja.

Naufalrora 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang