35. Selesaikan Dulu Masa Lalumu

24 4 0
                                    

Ternyata benar kata orang, kalau jangan pernah memiliki hubungan dengan seseorang yang masih belum selesai dengan masa lalunya atau nanti kamu sendiri yang merasakan sakitnya.

Cut Aira Prameswari
______________________________________

"tapi gue masih cinta sama lo."

Deg

Aurora semakin mematung ditempatnya. Ia tertawa renyah menganggap jika naufal itu sedang bercanda.

"bercanda aja lo, kak." kekeh aurora dengan menabok pelan lengan naufal.

Naufal menarik tangan aurora yang membuat gadis itu menatapnya.

"lo tatap gue! Ada gue bercanda?"

Aurora mengikuti perintah naufal dengan menatap manik mata hitam milik laki-laki itu, tetapi ia tidak menemukan kebohongan disana yang ia temukan malah keseriusan naufal.

Aurora menggeleng. "lo bercanda kan, kak! Gak lucu sumpah!"

"lo tatap gue sekali lagi! Ada hal gue bercanda?!" desak naufal.

Di lain sisi, nadia yang baru saja ingin menuju meja makan langkahnya terhenti mendengar desakan naufal. Ia menggeser tubuhnya menjadi berada dibalik tembok supaya bisa mendengar dengan jelas apa yang sedang diobrolin oleh naufal dan aurora.

"kak! Lo udah tunangan sama aira! Lo juga udah mau nikah sama dia! Gak mungkin kan kalau lo masih cinta sama gue!"

Nadia sudah menduga itu. Tatapan naufal kepada aurora itu berbeda dengan tatapan naufal kepada aira. Yang nadia lihat naufal menatap aira itu hanya rasa sayang sebagai seorang abang kepada adiknya.

"kenapa gak mungkin?! 9 tahun ra! 9 tahun gue selalu nunggu lo! Gue janji akan nunggu lo pulang kan, ra?! Dan gue masih menepati janji itu, ra! Gue masih nunggu lo pulang! Karna apa?! Karna gue cinta sama lo!" tunjuk naufal kepada aurora.

"terus buat apa lo tunangan sama aira kalo lo masih cinta sama gue?!"

"lo sendiri tau kalo itu mama yang minta! Gue gak cinta sama aira! Gue cuma cinta sama lo, ra! Gue sayang sama aira sebagai seorang adik! Itu aja gak lebih!"

Aurora menggeleng. "lo gila hah?! Aira itu cinta sama lo, kak!"

"iya gue tau! Tapi lo masih cinta kan sama gue?"

Aurora menggeleng. "engga! Gue udah gak cinta sama lo!"

"lo jangan ngebohongin perasaan lo kayak gini, ra! Lo masih cinta kan sama gue? Ya kan?"

"kalo kak naufal aja bisa ngebohongin perasaan kakak, kenapa aku gak boleh? Sama aja kan. Bedanya aku gak melibatkan orang lain buat ngebohongin perasaan aku sendiri."

Aurora menghempaskan tangan naufal dengan kasar lalu langsung pergi begitu saja meninggalkan naufal tanpa peduli dengan laki-laki itu yang terus memanggil namanya.

Naufal mengejar aurora, tetapi tiba-tiba ada yang menarik tangannya yang membuatnya menurunkan niatnya.

Plak

Suara tamparan menggema diseluruh ruangan dan nadia lah pelakunya.

Naufal memegangi pipi kirinya yang berdenyut dan menatap nadia tajam.

"TAMPAR, NAD! TAMPAR GUE LAGI! TAMPAR!" teriak naufal didepan nadia.

Plak

Kini gantian nadia menampar pipi kanan naufal.

"lo tau apa yang udah lo perbuat?! Kalo sampe aira tau gimana hah?! Lo udah nyakitin dua hati sekaligus, fal! Aira itu cinta banget sama lo! Gue tau rora itu sahabat gue, tapi gue gak mau dia di cap sebagai perusak hubungan karna keegoisan lo! Cukup fal cukup! Hubungan lo sama rora itu udah selesai sejak 9 tahun lalu!"

Naufal hanya diam mendengar segala ucapan nadia. Ia tahu ia egois, tapi ia sudah tidak bisa membohongi dirinya sendiri.

"plisss fal, jangan pernah ganggu rora lagi. Dia tau apa yang terbaik buat diri dia sendiri. Rora gak pernah ganggu lo sama aira, jadi tolong lo jangan ganggu dia."

Naufal menggeleng. "gue gak bisa, nad. Berkali-kali gue mencoba buka hati gue buat aira, berkali-kali gue menghargai keberadaan aira supaya dia bisa gantiin posisi rora di hati gue. Tapi apa? Sampai kapan pun aira gak akan pernah bisa gantiin posisi rora di hati gue!"

"jadi selama ini kamu gak bener-bener cinta sama aku?"

Nadia dan naufal spontan menoleh kearah orang tersebut. Beberapa meter dari mereka berdiri aira dengan air mata yang sudah membanjiri pipi mulus gadis itu.

"aira?" kompak naufal dan nadia.

Naufal buru-buru menghampiri aira yang sudah menangis ditempatnya. Ia menggenggam tangan gadis itu.

"cut aku bisa jelasin..."

"jelasin apa?! Jelasin kalo sebenernya kamu itu masih cinta sama aurora?! Iya hah?!"

Naufal bersimpuh dihadapan aira dengan masih menggenggam tangan gadis itu.

"aku minta maaf. Maaf. Aku bener-bener minta maaf." naufal beralih memeluk aira dengan dirinya yang masih bersimpuh.

"aku kurang apa sih, fal? Apa yang bikin kamu gak bisa berpaling ke aku? Aku tau aku gak secantik aurora! Aku tau aku ga sepinter dia! Aku tau aku gak sekaya dia! Tapi aku udah kasih semuanya ke kamu, fal! Kasih sayang, cinta, perhatian, aku yang nemenin kamu disaat keluarga kamu bener-bener, fal! Tapi apa yang aku dapet? Kamu gak pernah bisa ngasih hati kamu ke aku, fal!"

"maaf." ucap naufal pelan, masih setia membenamkan wajahnya diperut rata aira. Mungkin sekarang tidak ada kata lain yang bisa naufal ucapkan selain maaf kepada aira.

"kalo kamu milih aurora, aku pergi fal."

Naufal dengan cepat menggeleng. Ia bangkit berdiri berhadapan dengan aira.

"kamu tau kenapa aku gak pernah mau jujur tentang perasaan aku? Karna aku udah pernah kehilangan rora, aku gak mau kehilangan kamu juga."

"buat apa aku bertahan, fal? Buat apa aku bertahan sama orang yang belum pernah selesai sama masa lalu nya? Aku bisa bersaing sama orang-orang yang suka dan cinta sama kamu, tapi aku gak pernah bisa bersaing sama masa lalu kamu, apalagi kamu masih cinta sama masa lalu kamu itu."

"jangan pernah pergi cut, aku sayang sama kamu."

"sayangnya kamu ke aku itu cuma sebatas sayang kakak ke adiknya fal, bukan karna kamu cinta sama aku."

Aira melepas genggaman naufal pada tangannya. "If you still want to continue our relationship, you first finish your past. Setelah itu baru kamu cari aku."

Setelah mengucapkan itu aira berlalu begitu saja meninggalkan naufal bersama nadia.

Naufal mengacak rambutnya dan menjambaknya frustrasi.

Naufalrora 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang