Prolog

55 5 0
                                    

Istanbul, 02 februari 2017 | 15.40 PM

Seorang laki-laki berjas berjalan beriringan dengan seorang wanita berhijab dengan wajah Timur Tengah yang sedang membawa berkas-berkas.

"What time my plane, aisyah?" tanya laki-laki berjas tersebut.

"16.20 PM, sir." jawab wanita berhijab tersebut.

"the car is ready?"

"yes, sir."

"oke, i go straight to the airport now."

"ket me take you to the car."

Laki-laki itu mengangguk.

Mereka berjalan beriringan menuju lobby gedung ini. Keluar lobby ternyata sudah ada sebuah mobil yang terparkir rapih disana.

"thank you aisyah for escorting me."

"you're welcome, sir."

Laki-laki itu langsung masuk kedalam mobil dan mobil yang ia tumpang pergi meninggalkan gedung itu.

Dimobil, laki-laki itu mengeluarkan handphone dari saku jas nya. Lalu ia mengotak atik handphone nya, tidak lama layar handphone nya yang tadinya berada di sebuah aplikasi sekarang berubah karena ada panggilan vidio dari seseorang.

Laki-laki itu menggeser tombol hijau pada handphone nya, hingga menampilkan wajah seorang gadis di layar handphone nya.

"assalamualaikum."

"waalaikumsalam, are you going to Jakarta today?"

"it was in the car going to the airport."

"kamu hati-hati."

"yes, baby."

"okay, i want to continue working again."

"semangat sayang!"

"yes, see u."

Sambungan video call terputus, laki-laki itu kembali memasukkan handphone nya kedalam saku jas nya.

Beberapa menit kemudian mobil yang ditumpangi laki-laki itu berhenti di bandara.

Laki-laki itu langsung masuk untuk check in dan boarding lalu setelah itu langsung masuk ke pesawat.

*~*

Jakarta, 03 februari 2017 | 08.30 AM

Disebuah kantor tengah pada sibuk karena akan menyambut pemimpin perusahaan mereka yang baru dan baru akan tiba dari Turki.

"pak aksa dateng!!!" teriak salah satu karyawan.

Seluruh karyawan seketika berlari dan berkumpul di lobby membentuk barisan menyambut kedatangan atasan baru mereka.

Mobil Mercedes-Benz E-Class berwarna hitam berhenti di lobby. Seorang laki-laki berjas abu-abu dan kaca mata hitam keluar dari mobil itu.

Laki-laki itu berjalan memasuki gedung perusahaan dengan mendapatkan sambutan dari karyawan karyawan nya.

Semua karyawan yang berkumpul membentuk barisan terus menyapa nya sampai ia masuk kedalam lift.

Didalam lift ia memencet angkat 20 yang merupakan tempat ruangan nya berada.

Sesampainya di lantai 20, saat ia keluar dari lift ia kembali mendapat sambutan dari petinggi petinggi disana karena lantai 20 adalah tempat-tempat petinggi perusahaan.

Laki-laki itu terus berjalan dengan sesekali membalas sapaan dan sambutan dari mereka, hingga saat akan memasuki ruangan nya adalah seorang wanita cantik yang merupakan sekretaris nya.

"selamat datang, pak Aksa." sambutan dari wanita tersebut dengan menunduk hormat.

Bukannya membalas sambutan wanita itu, laki-laki itu malah fokus dengan wajah wanita itu karena merasa kenal. Hingga tiba-tiba terlintas satu nama di otaknya.

"nadia?"

Wanita itu mendongak. "iya, pak? Ada yang bisa saya bantu?"

"tunggu tunggu, kamu bener nadia?"

Wanita itu mengernyit lalu mengangguk. "i-iya, pak."

"lo lupa sama gue?"

Wanita itu semakin mengernyit. "maksudnya, pak?"

"gue naufal elah, kakak kelas lo, sohib nya septian."

Wanita yang bernama nadia itu melotot. "naufal? Naufal mantan nya aurora? Naufal sahabatnya septian? Naufal kakak kelas gue waktu SMA? Yang ngeselin itu?"

Laki-laki itu berdecak. "ck, lo lebih ngeselin kali."

Nadia semakin tidak percaya, pasalnya pimpinan baru di perusahaan ini adalah aksa effendi. Kenapa jadi dia?

"tapi kan katanya pimpinan baru disini itu aksa effendi, kok jadi lo si?"

Laki-laki itu terkekeh. "iya, effendi itu nama keluarga nyokap gue dan ini juga perusahaan punya keluarga nyokap gue. Jadi gue pake nama effendi bukan syahputra."

Nadia masih tidak percaya. "tapi ini kayak bukan naufal, sejak kapan lo brewokan gitu?"

Laki-laki itu kembali terkekeh. "ya lumayan baru setahun ini si."

"jadi bos gue, elo nih?"

Laki-laki itu mengangguk. "iya, semoga gue betah ya punya sekretaris kayak lo."

Nadia mendorong bahu laki-laki itu. "yang ada gue yang gak betah."

Mereka tertawa bersama dan setelah itu mereka melakukan aktivitas mereka masing-masing.

Naufalrora 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang