Naufalrora 2

48. Calon Cucu Mantu

Setelah memperkenalkan aurora sebagai kekasih baru raka, kini acara inti pun dimulai yaitu acara ulang tahun uti widya.

Widya berdiri berhadapan dengan sebuah kue bertingkat yang tidak terlalu besar dengan didampingi suami dan cucu-cucunya serta cicit nya, sedangkan anak-anaknya sibuk dengan tamu-tamu yang merupakan keluarga besar.

Semua menyanyikan lagu selamat ulang tahun lalu widya menipu lilin dengan angka 72 itu. Semua bertepuk tangan dengan mengucapkan selamat kepada wanita paruh baya yang sudah menginjak kepala 7 itu.

"sugeng ambal warsa uti." aliyah mencium pipi kanan dan kiri uti nya senang. "sing penting uti panjang umur, waras selamet."

"matur nuwun, putu kesayangan uti."

"selamat ulang tahun ya uti. Sehat-sehat terus sampe mas raka nikah sama mba rora." gibran juga cipika cipiki dengan uti nya.

Raka menatap tajam gibran, sedangkan widya terkekeh.

"iya, uti nda sabar mau nimang cicit dari raka." ucap uti widya.

Raka hanya berekspresi datar.

"selamat ulang tahun uyut nya cika. Semoga uti bisa bener-bener ni ang cicit lagi." rhea mencium pipi kanan dan kiri widya.

"dari kamu apa dari raka?" goda widya.

"dari raka uti, kan dari aku udah."

"bikin lagi." ucap raka.

"kamu aja sana nikah, terus bikin deh."

Raka memutar bola matanya. Ia gantian cipika cipiki dengan uti nya.

"panjang umur uti."

"biar apa? Biar bisa nimanh cicit dari kamu kan?"

Raka hanya tersenyum tipis. "masih lama."

"cepetan, uti kan udah tua."

"iya iya."

"sugeng ambal warsa uti." ucap suami rhea dengan tersenyum tipis kepada widya.

"matur nuwun."

"sugeng ambal warsa uti widya." aurora tersenyum lalu cipika cipiki dengan widya.

"matur nuwun calon cucu mantu."

Aliyah berdehem meledek. "khem... Calon cucu mantu."

Rha ikut berdehem. "khem... Kapan nih?"

Gibran ikut-ikutan seperti kedua kakak nya. "khem... Ikut ahh."

Raka menatap gibran. "gak lucu."

Gibran menyengir. "lu mas, ketawa coba."

Raka hanya memutar bola matanya malas menanggapi gibran.

*~*

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Aurora sudah sangat mengantuk dan bahkan sekarang ia hanya menyenderkan kepalanya dibahu raka, sedangkan laki-laki itu masih asik mengobrol dengan sepupu-sepupu nya.

Aliyah yang menyadari jika aurora mengantuk memberi kode kepada raka lewat tatapan matanya. Raka yang mengerti melirik kepada aurora yang nyaris menutup matanya.

"mau pulang?" tawar raka.

Aurora mendongak. "acaranya masih lama gak?"

"bentar lagi."

"yaudah tunggu aja sampe selesai."