De Leon

6K 721 142
                                    

Aristo menatap Mc Lareen P1 didepannya, menyetuhnya sambil memejamkan mata

"Plis, jangan mempermalukan saya" ujarnya serius

**************

Pintu kamar mandi terbuka, menunjukan Rian yang susah payah menopang tubuhnya dengan menggunakan tongkat, sebenarnya ini bukan pertama kalinya Rian menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan. Rian terbilang cukup sering jatuh atau sekedar menabrak pohon dulu saat mencoba bergabung dengan geng motor ternama di kotanya, tapi akhirnya Rian sadar bahwa dia gak cocok gabung dengan geng seperti itu serta memutuskan bahwa Dadang dan Trisna adalah yang terbaik untuk dijadikan teman bergaul.

Jujur rasanya aneh tanpa si masokis Sofie yang selalu dengan bodohnya membantunya walaupun sering dibentak, kini Rian tersenyum miris mengingat perlakuannya pada adik tirinya itu, mungkin seharusnya dulu Rian bersikap lebih ramah pada Sofie.

Aristo juga sejak kemarin tidak pulang dengan dalih sedang berlatih untuk balapan nanti malam, intinya Rian di telantarkan, Aristo dengan mudahnya melepaskan tanggung jawab padahal sudah membuat kakinya seperti ini. Rian kesal setengah mampus, sebenarnya dia bisa saja meminta bantuan Daniel yang selalu standby 24 jam di depan kamarnya tapi gengsinya lebih besar jadi Rian memutuskan untuk melakukannya sendiri.

Rian melepaskan bathrobe yang dikenakannya dan mulai menggenakan pakaian andalannya yaitu kaos hitam serta jaket denim biru kesukaannya, untuk bawahannya Rian memilih celana pendek longgar serta tidak lupa kacamata hitam yang membuatnya tampak flawless. Rian membuang nafas lelah, acara mari memakai baju ala Rian ini memakan waktu sekitar setengah jam, yang nanya kenapa lama, ya karena susah bor, entah sudah berapa kali Rian meringis kesakitan akibat tak sengaja menyenggol kakinya sendiri saat berusaha memakai pakaiannya.

Jam sudah menunjukan pukul 11 malam di jepang yang berarti 1 jam lagi pertandingan de Leon resmi dibuka, sebenarnya rian tidak mau kesana, dia malu jika harus menggunakan tongkat di depan gadis-gadis cantik yang datang ke acara itu, tapi bagian tu...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam sudah menunjukan pukul 11 malam di jepang yang berarti 1 jam lagi pertandingan de Leon resmi dibuka, sebenarnya rian tidak mau kesana, dia malu jika harus menggunakan tongkat di depan gadis-gadis cantik yang datang ke acara itu, tapi bagian tubuh mana lagi yang mau ditembak Aristo sebagai konsekuensi melawan perintahnya, memikirnya saja membuat Rian merinding.

Tok tok tok ...

"Tuan muda, apakah anda sudah siap?" ujar Daniel dari depan pintu kamar Rian.

Rian berdecih malas mendengar suara Daniel, mungkin ini salah satu alasan Rian benci ulang tahunnya, selain umurnya yang semakin memendek, dia juga selalu sial di hari itu.

"Ya Tuhan tolong bunuh Aristo di pertandingan malam ini, jika berhasil aku akan menyumbang banyak ke gereja" mohon Rian sambil memejamkan matanya serta menyatukan kedua tangannya . Rian memang bukan penganut yang taat tapi anak itu masih sering bernegosiasi dengan Tuhan ketika mengalami situasi yang buruk.

"Gapapa Rian setidaknya kamu masih bisa berdiri di kaki sendiri jadi gak terlalu malu" cicit Rian pelan pada dirinya di depan cermin

"Fighting !!" tutupnya sambil berjalan pelan ke arah luar. Didepan pintu ternyata Daniel sudah menunggunya sambil membawakan kursi roda kemudian mempersilahkan Rian untuk duduk.

Evil meet Hacker [bxb]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang