Kidnapping

11.7K 1.1K 34
                                        

Rian membuka matanya perlahan,kepalanya masih pusing mungkin efek mabuk diclub semalam. Kemarin 3 sekawan itu memutuskan untuk merayakan keberhasilan mereka di club milik ayah Trisna dan sialnya Rian minum cukup enggak deh sangat banyak disana, dia aja gak ingat siapa orang kurang beruntung yang bernasib nganter dia pulang. Yang Rian ingat dia udah sampe rumah dan beberapa kali terjungkal ditangga ketika berjalan kekamarnya.

Rian bangkit untuk mencari handphone –nya tapi gak ketemu. Sialan segala tempat udah dia susuri tapi masih belum ketemu.

Beberapa menit kemudian Rian mulai pasrah kemudian mengacak rambutnya frustasi,siapa yang gak frustasi coba kalo hpnya hilang. Bukan masalah harga ato apa tapi hampir semua video Jav koleksinya ada dihp itu dan belum dipindahin ke hard disk. Emang gak jodoh dia sama Sora Aoi.

Seingat Rian tadi malam masih dikantong trus dipinjam Dadang trus ntah kemana lagi. Intinya Rian lupa ngeletakin handphone -nya dimana belum lagi kepalanya yang gak bisa diajak kerja sama sama sekali,berdiri lurus aja bikin Rian sempoyangan kalo kayak gini kasusnya mending dia tidur lagi.

Belum sempat Rian kembali membaringkan tubuhnya,pintu kamarnya diketuk secara brutal yang oknum yang ia yakini adik tirinya,anggap saja begitu walau mereka satu ayah beda ibu.

"Apa?" tanya Rian sedikit berteriak dari dalam kamar. Rian gak terlalu dekat dengan adik tirinya atau bisa dibilang Rian yang selalu ngehindar dari manusia bernama Sofie itu. Sebenarnya Rian gak berniat nyalahin Sofie atas semua yang terjadi dikeluarganya. Dia tau itu murni kesalahan orang tuanya tapi Rian juga gak bisa bohong,Sofie ngingetin dia kalo semuanya gak lagi sama.

Masa kecilnya,kedua orang tuanya semua gak bakal bisa balik seperti semula dan Rian benci itu.

"Kak, papa sama mama nunggu dibawah buat sarapan sama aku bawain teh herbal buat redain mabuk kak Rian" ujarnya namun belum berani masuk.

"Gak usah repot-repot,pergilah" Tolak Rian halus namun terkesan dingin. Sofie sebenarnya sudah terbiasa dengan penolakan yang Rian sering lakukan namun kenapa tetap terasa menyakitkan.

"Ya udah kak,Sofie tunggu diruang makan aja ya." Ujar Sofie dengan nada sedikit bergetar kemudian dapat Rian dengar suara langkah kaki yang makin menjauh.

Diliriknya kalender yang diwarnai merah olehnya,sialan dia tetap menandainya padahal harusnya dia tidak mengingat hari ini. Dengan langkah sempoyongan Rian berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap.

Selang beberapa menit Rian keluar dari kamarnya,harusnya mereka sudah selesai makan bukan ini sudah lebih dari 1 jam sejak Sofie manggil dia tadi dan ternyata dia salah. Dapat Rian lihat ketiga manusia itu sedang bercengkrama ria sambil sesekali tertawa akibat lelucon garing Sofie.

'menjijikan' guman Rian kemudian beranjak pergi.

"Mau kemana kamu?" suara berat milik ayahnya menghentikan langkah Rian.

"Rian sini sarapan dulu,mama buat makanan kesukaan kamu nasi goreng ikan teri" ujar wanita paruh baya sambil berjalan kearah Rian kemudian merangkulnya hangat dan menggiring Rian kekursi disamping Sofie.

"Sini kak" ujar Sofie antusias sambil menepuk kursi kosong di sampingnya mau tidak mau Rian duduk disana. Oh ayolah,Rian gak punya waktu untuk menonton acara makan-makan keluarga sok bahagia ini,dia sudah terlalu muak menontonnya lagian sejak kapan nasi goreng teri jadi makanan kesukaannya.

"Saya alergi ikan teri kalo Anda lupa" ujar Rian Sarkasme sambil mengacak-acak nasi goreng dipiringnya dan menatap intens kearah ikan teri disendoknya. Wanita itu tampak sedikit terkejut namun buru-buru manutupinya dengan senyuman hangat.

"Ah,maafin mama. Gimana kalo makan roti bakar aja Rian mau pake selai apa biar mama buatin"

"Anda bukan pembantu saya jadi jangan bertingkat seperti pembantu lagipula saya cukup mandiri untuk mengolesi roti saya dengan selai" ujar Rian lagi kemudian berdiri berniat melangkah pergi.

Evil meet Hacker [bxb]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang