Rian bergerak gelisah dalam tidurnya. Sumpah demi bulu ketiak Trisna, Rian baru kali ini ngerasain ngilu luar biasa dibagian persendiannya belum lagi beberapa lecet yang didapatkannya akibat dilempar sana-sini sama si om bejad itu bahkan saat pingsan pun Rian masih bisa ngerasain nyeri dibagian yang terkena pukulan.
Rian nyerah, dia udah gak bisa tidur lagi. Bukan cuma matanya yang pegel pura-pura tidur tapi badannya kebas semua jadi mending ngelakuin peregangan kali ya.
Rian mendudukan tubuhnya perlahan,memperhatikan sekelilingnya yang terlihat sepi namun ia yakin didepan ada anak-anak ayam Aristo yang berjaga.
Tidak ada yang istimewa dari kamar yang ditempatinya karena jujur saja kamarnya dirumah jauh lebih besar dari ini walaupun Rian akui kamar ini cukup mewah dengan desain kuno namun klasik. Informasi pentingnya, Rian yakin ini pasti bukan kamar hotel atau apapun sejenisnya jadi besar kemungkinan ini kawasan perumahan gagal sudah aksi kaburnya.
Matanya terhenti pada sebuah rantai pada sisi kasur yang terhubung langsung pada kakinya. Oh Tuhan cobaan apalagi ini.
Sekarang Rian harus apa ya Lord. Masa Rian harus menjerit-jerit histeris biar didenger tetangga,tapi itu bukan gaya Rian banget. Rian ini lelaki tangguh sampai kiamatpun gak bakal ngererit kayak anak gadis kehilangan keperawananya najis tralala.
Beberapa menit kemudian pintu didepannya terbuka nyalang. Dan tebak kesialan apalagi yang menghampiri Rian.
Yaps, Aristo muncul dengan rambut tertata rapi jangan lupa setelan jasnya yang tumben-tumbennya berwarna biru tua. Berbeda dari sebelumnya diwajahnya terpatri senyum simpul penuh arti yang mendatangkan firasat buruk pada batin Rian.
Dan benar saja Aristo menggenggam benda persegi dengan ujung besi seperti tanduk yang Rian yakini alat kejut listrik .
Dari mana Rian tau? dulu Rian sering nimbrung dalam tawuran pelajar dan itu salah satu senjata andalan Rian. Mana dia tau sekarang malah dia yang harus merasakan sakitnya sengatan listrik itu.
Om-om itu emang udah gila,setelah ngebonyokin mukanya sampai kayak gini sekarang dia harus ngerasain sengatan listrik. Demi neptunus Rian emosi, sumpah psikopat amat jiwanya.
Aristo semakin berjalan mendekat yang dilihat seperti slow motion dimata Rian.
"AAAAAAAAAAAAAAAaa... TOLONG SIAPAPUN!!!! GUE SEKARAT!!!!!"
"AAAAAAAAAaaaaaaa ADA ORANG GILA DISINI OMAYGAT!!'HELEPPPPP!!!"
Akhirnya Rian teriak,persetan dengan pendapat orang yang penting nyawanya aman. Anggap saja Aristo kiamat yang Rian maksud diatas."JAUH-JAUH LO DARI GUE!!!" Teriak Rian frustasi sambil menginas-ngibas tangannya agar Aristo tidak mendekat.
Bukannya berhenti Aristo malah makin jalan ngedeket dan ngasih Rian tatapan meremehkannya. Ayolah apa Tuhan sedang bermain-main dengan nasibnya, Rian tersinggung disini.
Tapi disini dia sandra buka dewi sandra tapi beneran sandraan om-om psikopat yang bisa aja ngebunuh dia kapan aja kalo lagi mood.
Rantai kakinya dilepas tapi bukannya makin tenang itu malah buat Rian makin panik. Mencoba pingsan lagi namun gagal haruskan dia mentokin palanya pada sudut meja biar pingsan,setidaknya tidak akan lebih sakit dari sengatan listrik kan?.
"Kamu ikut saya atau mau saya geret?" Tanya Aristo dengan suara beratnya. Asli Rian merinding sekarang. Mengigat kejadian pahit saat dia digeret-geret kemarin akhirnya Rian memutuskan berpasrah saja dan membiarkan hari ini mengalir seperti air.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evil meet Hacker [bxb]
RomanceAristo Bryan Alvaron Seorang boss mafia dengan sejuta pesonanya harus berurusan dengan remaja tanggung dengan sikap nyeleneh dan kadang gak tau malu. Bagaimana juga sang boss mafia menyikapi perasaan asing dan keposesifannya yang muncul hanya keti...