Rian memarkirkan motornya di supermarket dekat sekolahnya,berjalan dengan santai sambil bersiul riang tampa beban. Jam sudah menunjukan pukul 10 pagi dan mustahil manusia berkepala licin yang menjabat jadi satpam sekolahnya itu mau membukakan gerbang.
Dengan segala trik dan sisa-sisa iqnya yang hampir terkikis habis Rian menaiki tembok belakang sekolahnya dan lolos seperti biasa. Ya bisa dibilang Rian sudah mumpuni dalam urusan lompat-melompat.
Tampa menunggu lama,Rian berjalan keatap.Tempat yang biasa dijadikan tempat nongkrong ia dan teman-temannya sambil sesekali menolah kanan kiri mengecek situasi. Ya kali aja bu terminator lewat kan Rian sawat dipotong memanjang sama kumisnya yang tajam,lagian tu kumis gerus kek udah tau cewek.
Sesampainya disana,dilihatnya bungkus-bungkus makanan berserakan dan mangkok-mangkok mie yang isinya sudah ludes tak bersisa. Oh ayolah,Rian juga laper dia belum sarapan tadi. Terlalu malas ngeliat muka masokis pembantunya,bikin iritasi.
"Woy Dang,lu makan gak nunggu-nugguin gua. Dah tau temennya lagi krisis nutrisi ini" teriak Rian heboh yang bikin Jantung Dadang berdisko ria. Rian emang gak prihatin sama kesehatan jantung Dadang,emang temen durhaka!
"Eh gembel,nungguin lo datang sama aja kayak ngelatih anjing gue jungkir balik,lagian sisaan tong sampah lo cemilin ya jelas malnutrisi" sewot Dadan misuh-misuh. Lagian Rian tu uang melimpah tapi soal makanan masih aja mgemis ma Dadang jelas-jelas dari segi ekonomi Dadang kalah,tapi kalo tampang Dadang mah paling tamvan kata emaknya sih.
"Hina amat hidup lu mbul,lain kali main aja kerumah. Dirumah gue banyak kok" ujar Trisna yang secara mengejutkan muncul disisi Rian kemudian merangkulnya.
"Makanan?"
"Bukan,sisaan tong sampah" ujar Trisna watados yang ngebuat dadang tertawa ngakak jungkir balik. Tunggu dulu,kalo Dadang bisa jungkir balik kenapa dia harus repot-repot ngelatih anjingnya jungkir balik.
"SETAN LO BERDUA! PERGI AJA KENERAKA SANA" teriak Rian frustasi,punya temen kok sialannya ngalahin Bowo.
"Lah,berarti lo temennya setan dong" balas Trisna sambil nyengir gak jelas. Emang paling asik ngegodain temen seperpopokannya dulu.
"Kalian siapa ya?" tanya Rian sarkatis sambil mengentakkan tangan Trisna yang semula bertengger dipundaknya.
"Woah Yan, kau...kau menyakiti hatiku dan menghempaskan ku kejurang. Bagaimana bisa kau memperlakukan temanmu sejak jaman kau berak celana hingga jaman lupa cebokmu itu seperti ini?" tanya trisna sembari menggenggam tangan Rian dramatis,seriusan Rian berasa lagi syuting sinetron-sinetron indosihor.
Dadang yang nontonpun hanya menganguk-ngangguk bangga. Harusnya tadi dia beli popcorn biar asoy.
Rian memijat keningnya yang sedikit berkedut,membuang nafas kasar kemudian mengubah wajahnya menjadi sendu.
"Nistain aja trus Hayati bang,Hayati ikhlas lahir batin" jawab Hayati eh bukan Rian maksudnya sambil memegang dadanya miris.
"Bukan begitu maksud abang Annisa" ujar Trisna sambil mengelus puncak kepala Rian
'lah kok jadi Anissa' Batin Dadang bergemuruh
"Abang benar-benar tidak bermaksud memilih dia daripada ---" lanjut Trisna yang kemudian dibungkam mulutnya oleh jari tengah Rian.
"Cukup bang!Siti udah enggak mau denger penjelasan abang"
'lah kok beda lagi' kerutan dipelipis Dadang mulai jelas.
"Tidak Aisha! Abang tidak akan berhenti sebelum kamu mau me---"
"SIALAN, GUE BISA IKUTAN GAK WARAS KALO KELAMAAN DISINI. DIEM GAK KALIAN?!" Erang Dadang frustasi. Terima kasih pada Dadang yang dengan sigap ngebungkap mulut iseng setengah mampus Rian dan Trisna kalo gak mungkin ceritannya bakal end disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evil meet Hacker [bxb]
RomanceAristo Bryan Alvaron Seorang boss mafia dengan sejuta pesonanya harus berurusan dengan remaja tanggung dengan sikap nyeleneh dan kadang gak tau malu. Bagaimana juga sang boss mafia menyikapi perasaan asing dan keposesifannya yang muncul hanya keti...