Selamat Tidur, Rian

9.7K 986 61
                                    

Rian mindahin kopernya kekamar Aristo, awalnya emang dia gak bawa koper tapi entah setan darimana Aristo ngebeliin dia baju beserta koper-kopernya sekalian.  Dan parahnya lagi dari puluhan pembantu Aristo gak ada yang bantuin Rian padahal secara status Rian udah jadi tuan muda dirumah Aristo.

Bayangin betapa ngenestnya Rian yang ngangkat koper dari lantai satu kelantai lima naik tangga pulak dan dalam kondisi babak belur, kalo bisa ngesot udah dari tadi Rian ngesot.

"Kenapa muka kamu? "

"EH BUSET OM, OM INI ANEMIA APA GIMANA. ORANG SAKIT BUKANNYA DIBANTUIN BAWA KOPER MALAH DITINGGAL. INI RUMAH JUGA ANEH BENER UDAH TAU SEGEDE GABAN MALAH KAGAK ADA LIFTNYA, HERMAN AKU TU."  ujar Rian ngegas.

"Kalo ngegas jangan lupa rem sama inget-inget kamu lagi ngomong sama siapa." Ujar Aristo kalem.
"Oh iya nanti kamu tidur disitu. Satu lagi jangan panggil saya om" ujar Aristo sambil nunjuk kasur king size 

"Trus om eh maksudnya kak Aristo tidur dimana?" 

Gila, sok ide banget Rian manggil Aristo 'kak' kan bulu kuduknya jadi parada naik semua dan ternyata bukan cuma Rian namun yang dipanggil juga ikut merasa hal yang sama.

"Jangan manggil saya kayak gitu, kalau kamu masih mau tidur nyenyak dirumah saya. Satu lagi kamu bisa liat disini ada kasur lain selain kasur itu?"

"Enggak "

"Kalau begitu kamu harusnya sudah tau saya akan tidur dimanakan?"

"Dimana?" ini bukan Rian pura-pura bego, sebenarnya Rian sudah tau kemana arah pembicaraan ini tapi pertanyaan Aristo  cukup membuat otaknya yang  sudah hampir terkikis habis menolak mentah-mentah kemungkinan yang ada.

"Sudah jelas di kasur itu juga Rian."

"Hah?! gimana-gimana om?"

"Kenapa? lagipula kamu sudah jadi anak saya, kita juga sama-sama lelaki kenapa kaget begitu?" 

Emang benar yang dikatakan Aristo, masalahnya Rian punya kebiasaan buruk ketika tidur mulai dari mendengkur, mengiggau, posisi tubuhnya yang suka berputar-putar dan satu lagi yang  paling parah terkadang Rian suka berjalan sambil tertidur. hal itulah yang membuat Rian sejak kecil tidak pernah menginap karna walaupun jarang tapi mengiggau dan khususnya berjalan sambil tertidur bisa terjadi kapan saja, hal ini jugalah yang membuat kamarnya tidak memiliki jendela buka tutup dan pintu kamarnya selalu dikunci dari luar oleh bibinya namun akan dibuka lagi pukul 5 pagi. Tidak ada yang pernah tau kebiasaannya selain keluarga Rian dan pelayan dirumahnya karna bagi Rian ini memalukan.

"Kalo gitu aku tidur di sofa saja om" jawab Rian setelah berfikir sekitar 5 menit berharap Aristo akan berubah pikiran untuk tidur satu kamar dengannya dan pindah ke kamar pacarnya.

"Baiklah, nanti saya akan minta Daniel membelikan selimut baru serta bantal baru" Jawab Aristo dengan muka datarnya sambil mulai menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Disitulah Rian merasa heran sekaligus emosi, kalau bisa membelikannya selimut dan bantal kenapa tidak sekalian membelikannya kasur busa lipat biar lebih empuk mo crying aja Rian rasanya.  Rian berjalan ke arah sofa dan mendudukinya sambil melompat sedikit untuk mengetes keempukan sofanya kemudian mencoba berbaring untuk mengukur apakah sofa ini bisa menampung seluruh tubuhnya. Seperti dugaannya bahwa sofa ini terlalu kecil untuk ditempatinya bahkan kakinya harus sedikit ditekuk agar tidak menggantung keluar sofa. Hal ini jelas membuat Rian misuh-misuh sambil terus bertanya apa yang membuatnya sesial ini apa karena ada seseorang yang mengutuknya atau mungkin Tuhan sudah mulai lelah melihat eksistensinya dibumi, Ah Rian jadi kangen kamarnya. 

Setelah beberapa menit misuh-misuh sambil berbaring disofa, Aristo keluar dari kamar mandi dengan hanya melilitkan handuk di pinggangnya dimana hal ini membuat Rian dapat melihat dengan jelas  lekuk otot diperut dan lengan Aristo belum lagi air yang masih menetes dari rambutmya serta aroma maskulin yang diperkirakan Rian berasal dari deodorant yang dipakai Aristo. 

Evil meet Hacker [bxb]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang