Suara ledakan pun terdengar, asap menyebar ke seluruh ruangan. Pandanganku mengabur, aku hanya mengingat ada sebuah tangan yang meraih tubuhku dan sisanya gelap.
*******
Beberapa menit kemudian asap yang ditimbulkan oleh bom abal-abal itu mulai menghilang menyisakan Aristo yang menatap curiga Evely. Tidak dapat dipungkiri Evely takut, Aristo mode ini benar-benar membuatnya merinding, walaupun Evely tau Aristo tidak akan membunuhnya tapi tetap saja hukuman yang akan diberi Aristo sering tidak beradab, bahkan sekarang Evely rasanya ingin muntah melihat belasan orang tewas dengan mengenaskan.
"Kak, aku bisa menjelaskannya" ujar Evely
"Kalian semua keluar !!" Perintah Aristo
Sekarang hanya tersisa Evely dan Aristo, Aristo kemudian mencengkram dagu evely sehingga sang empunya mendongak
"Sekarang jelaskan" ujar Aristo dengan penuh penekanan
"Aku janji aku akan membantumu menemukan Rian, tapi membunuh Daniel, bukankah itu sedikit berlebihan" ujar Evely
Aristo masih diam dan menatap adiknya itu tajam tanda tak puas
"Okey, jika pada akhirnya Rian tidak bisa di temukan maka aku sendiri yang akan membunuh Daniel di depan matamu dan kau juga boleh mematahkan kakiku jika mau" Aristo kemudian melepaskan cengkramannya dan meninggalkan Evely begitu saja.
"Sialan, kalau benar-benar tidak ketemu bagaimana, Rip kakiku :("
Diluar seluruh anggota Cosa Zetas berbaris sambil membungkuk hormat ketika Aristo lewat
"Kita ke Jepang malam ini, siapkan penerbangannya."
"Dean kamu pimpin team, cari Rian bagaimanapun caranya, jika dalam 24 kau tidak menemukan petunjuk apapun, kau tahu sendiri akibatnya" Ujar Aristo dingin
"Satu lagi, antar adik ku pulang" lanjutnya
Aristo memacu mobil porsche panamera hitam milikinya dengan kecepatan tinggi, tidak peduli berapa lampu merah yang dilanggar. Lagipula dendanya tidak seberapa untuknya
Aristo tidak bisa berfikir jernih, semuanya tampak salah, bahkan ia emosi dengan hanya melihat anggota Kronos yang mengikutinya dari belakang.
"Sialan, ini membuatku frustasi, seharusnya dari awal aku tidak menyetujui pertemuan bodoh ini. Siapapun yang terlibat akan kuhabisi" gumannya sambil terus menekan pedal gas. Membayangkan bahwa Rian disentuh oleh tangan kotor itu saja membuat Aristo marah, Aristo merasa ia mulai kehilangan akal sehatnya.
Dirumah, Aristo mengemasi barang-barangnya, membawa senjata yang menjadi andalannya tiap bertarung. Saat ia hendak mengganti jaketnya, ia melihat ada benda kecil yang jatuh dari kantungnya
Flasdisk
Ekspresi Aristo yang semula dingin berubah menjadi seringai, ia mengeluarkan kembali isi tasnya dan menelfon Dean
"Batalkan penerbangan kejepang, lebih dekat dari itu kita akan hunting disini" ujar Aristo di telfon kemudian tersenyum kemenangan. Menyalakan rokoknya, menghirup kemudian menghembuskannya kasar
"Anak itu benar-benar tidak kapok rupanya" gumam Aristo
******
Disisi lain Rian sedang dalam penerbangan ke Bartolome, Ekuador. Awalnya Rian ingin protes, bisa tepos pantatnya duduk belasan jam tapi melihat perjuangan keluarganya, mau bilang terimakasih aja gak enak. Intinya Rian sudah sangat bersyukur diselamatkan.
Dibandara Rian di jemput oleh salah satu penjaga villa disana, yang menemani Rian selama disini hanya Tuan Pratama sedangkan sofie dan ibu tirinya pergi ke rumah Tuan Kusuma. Rian terus menatap ke arah luar, menikmati jalanan yang ia lewati menuju villa.
![](https://img.wattpad.com/cover/153943036-288-k618311.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Evil meet Hacker [bxb]
RomansaAristo Bryan Alvaron Seorang boss mafia dengan sejuta pesonanya harus berurusan dengan remaja tanggung dengan sikap nyeleneh dan kadang gak tau malu. Bagaimana juga sang boss mafia menyikapi perasaan asing dan keposesifannya yang muncul hanya keti...