"Maafkan saya" ujar Aristo sambil semakin mengdunsel pada ceruk leher Rian. Jangankan Rian, author aja kaget Aristo minta maaf. Seumur hidupnya Aristo hanya mengucapkan maaf 5x dan momen langka itu terjadi hanya karena Rian mogok makan.
****
Rian masih diam tapi tetap membiarkan Aristo terus mengdunsel sambil membujuknya seperti anak kecil meminta mainan ke ibunya."Maaf..."
"Maafin dong, kamu mau apa nanti dibeliin"
"Maaf, maaf, maaf..."
Akhirnya Rian menyerah, selain karena pengakuan maaf Aristo yang menandakan ia menang, perutnya sudah tidak bisa diajak bertoleransi lagi. Rian memutuskan untuk makan, dengan syarat Aristo yang membuatkan makanan untuknya. Sesuai request, Aristo memasakan aglio olio untuk Rian.
"Bukannya aglio olio harusnya memakai seafood?" tanya Rian terlihat ragu dengan masakan Aristo. Ini pertama kalinya Aristo memasak, bukan mie instan tapi Rian memintanya untuk memasak spaghetti. Jadi jangan salahkan Aristo bila ia membuat modifikasi menunya sendiri.
"Kamu sedang sakit, memakan makanan laut tidak baik untuk pencernaan. Saya sudah memodifikasinya dengan memasukan banyak sayuran serta protein nabati didalamnya"
Rian mengerutkan alisnya. Tidak, ini melenceng, mana ada orang yang memasukan brokoli dalam spaghetti aglio olio belum lagi terdapat komponen tahu didalamnya.
"Baiklah, itadakimas"Seperti dugaannya, rasanya memang sebanding dengan penampilannya. Keputusan Rian untuk meminta Aristo memasakan makanan untuknya membawa petaka.
"Bagaimana? Enak?" tanya Aristo dengan wajah berbinar. Jika sudah seperti ini Rian jadi tidak tega.
"Enak, mungkin sedikit terlalu sehat" Rian berbohong, rasanya lebih mirip eeq sapi di banding makanan.
"Saya juga ingin mencobanya"
"Memangnya pas tadi masak, om gak nyobain?"
"Engga""..." Rian Speechless, bahkan jika masakan Rian juga tidak enak-enak banget tapi setidaknya sebelum di sajikan Rian selalu menyicipi masakannya terlebih dahulu dan setau Rian semua orang normal juga melakukannya.
Setelah berhasil merebut 1 sendok mie buatannya sendiri, Aristo mengernyit. Bagaimana bisa mie dengan rasa rerumputan ini di bilang enak oleh Rian.
"Gak enak, jangan di makan" Ujar Aristo sambil menarik piring didepan Rian dan membuangnya ke tempat sampah.
"Kenapa di buang? enak kok" ujar Rian sambil mengikuti langkah Aristo ke dapur.
"Kamu mengatakan itu karena takut pada saya ya?" tanya Aristo berbalik kemudian menatap Rian dalam
"Kenapa harus takut, jika sejak kemarin aku selalu memenangkan pertarungan yang kita buat. Harusnya aku yang bertanya pada om, kemana perginya harga diri seorang Aristo yang setinggi langit itu?"
Aristo mengikis jarak diantara keduanya, bukannya mundur Rian malah tersenyum seduktif menyiratkan bahwa inilah yang ia tunggu.
"Ya, saya sudah kalah dan akan selalu kalah jika itu menyangkut kamu. Jadi bagaimana rasanya menjadi kelemahan seorang Aristo?"
"Kamu suka sama aku ya?" tanya Rian dengan menghilangkan embel-embel 'om' yang biasa dipakainya.
Tidak dapat di pungkiri bahwa jantung Rian berpacu lebih kencang dari biasanya. Rian mau berhenti denial dan menjadi dirinya sendiri. Persetan dengan Natalie, kali ini dia ingin egois. Jika pada akhirnya nanti Aristo bosan dengannya kemudian kembali pada kekasihnya itu setidaknya Rian tidak akan menyesal karena mengikuti keinginan hatinya. Rian sudah memutuskan untuk mencintai Aristo dengan brutal. Akan Rian buat Aristo tidak bisa lepas darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evil meet Hacker [bxb]
RomansaAristo Bryan Alvaron Seorang boss mafia dengan sejuta pesonanya harus berurusan dengan remaja tanggung dengan sikap nyeleneh dan kadang gak tau malu. Bagaimana juga sang boss mafia menyikapi perasaan asing dan keposesifannya yang muncul hanya keti...