39 - Kesepakatan

196 36 0
                                    

[PERINGATAN!] Cerita ini hanyalah fiksi belaka, semua karakter, alur, serta beberapa latar dalam cerita adalah milik penulis yang tidak terlepas dari berbagai inspirasi.

Selamat Membaca!

Selamat Membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✬✬✬

Amaryllis duduk di kursi penumpang dengan tenang. Dia memandangi tabletnya dengan serius. Sebagian informasi yang ia dengar dari Samuel semalam, ternyata dipublikasikan hari ini.

Beberapa tajuk memberitakan hal yang sama, yaitu rumor mengenai union mereka yang akan dibubarkan dalam waktu dekat. Padahal aslinya mereka akan bergabung dengan union teratas Venturion. Namun, tidak ada satu pun pemburu berita yang tahu mengenai hal itu.

'Red Thunder! Anak emas Myriad Corp memutuskan untuk bubar?'

'Apakah Red Thunder akan benar-benar mengakhiri sepak terjang mereka setelah 6 tahun?'

'Frans Hwann memutuskan untuk pensiun dini setelah menjadi miliuner!'

'Apa alasan Red Thunder berakhir?'

Setidaknya semacam itulah judul headline yang sedang Amaryllis baca saat ini. Gadis itu menghela napasnya panjang. Dia kemudian menutup tabletnya dan memasukkannya ke dalam clutchnya.

Kepala Amaryllis terasa menegang karena terlalu banyak berpikir. Rasionalitasnya seolah berhenti di tengah jalan. Mengapa Frans ingin pensiun dini dari dunia yang membuatnya terkenal? Apa penyebabnya?

"Tapi tidak ada satu pun artikel yang memuat berita tentang masalah satunya," pikir Amaryllis sembari menatap keluar jendela mobil.

"Atau mengenai rumor pemberontakan," pikirnya lagi.

Dewan sepertinya menutup rapat masalah itu dari publik. Padahal jelas-jelas hal itu menyangkut keamanan negara mereka. Apa pihak pemerintah juga menyetujui untuk merahasiakan rumor pemberontakan ini untuk sementara waktu?

"Nona, kita sudah sampai," ujar sopir yang mengantarkannya ke sebuah kediaman elit yang masih terletak di komplek Cascallustre.

Akhirnya, Amaryllis akan menemui orang itu hari ini. Amaryllis mengepalkan tangannya ke samping tubuh. Dia berjalan dengan mantap untuk memasuki rumah mewah itu.

Salah seorang pelayan mempersilahkannya untuk duduk dan menunggu di sofa merah panjang. Amaryllis mengedarkan sedikit pandangannya. Mengamati setiap inchi kemewahan yang tersuguh di depan matanya.

Suara langkah kaki yang sedang menuruni tangga itu membuat Amaryllis menolehkan kepalanya. Laki-laki flamboyan bermata biru itu tersenyum kepadanya.

"Selamat datang di kediamanku, Amaryllis. Aku tidak menyangka kau akan menghubungiku lagi secepat ini. Silahkan duduk saja," sambut Alastair mencegah Amaryllis yang hendak berdiri dari duduknya.

VENTURIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang