41 - Valka Dimulai

178 35 0
                                    

[PERINGATAN!] Cerita ini hanyalah fiksi belaka, semua karakter, alur, serta beberapa latar dalam cerita adalah milik penulis yang tidak terlepas dari berbagai inspirasi.

Selamat Membaca!

Selamat Membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✬✬✬

Berdegup dengan kencang. Suara drum dan bass yang terpantul melalui pengeras suara itu membuat jantungnya seolah berdetak lebih kencang. Bahkan rasanya adrenalinnya kini ikut terpacu dengan kuat.

Valka. Babak terakhir Venturion kini akan segera dimulai. Letupan kembang api dan musik keras yang mengiringi perayaan puncak ini seakan tidak ada hentinya. Antusiasme masyarakat untuk melihat tayangan perdana babak terakhir itu juga mulai terlihat.

Wajah dan nama peserta yang mengikuti Valka terpampang jelas di panel hologram yang tersebar di seluruh Centrus. Bergantian satu per satu menghiasi setiap sudut ibu kota. Membuat sponsor semakin bersemangat untuk menunggu skor akhir yang akan muncul di panel itu ketika permainan telah usai.

Mereka menantikan siapa saja pemenang yang akan naik ke atas singgasana Venturion. Menantikan adanya wajah baru yang akan mereka soroti di media publik. Mengharapkan keuntungan besar akan pertaruhan yang telah mereka berikan sebelumnya.

Setitik keringat muncul di ujung dahinya, tetapi secepat kilat tangan seseorang menyekanya dengan selembar tisu kering. Amaryllis menghela napasnya panjang. Dia masih heran dengan apa yang ia lakukan selama satu jam di sana.

"Apa aku perlu memakai riasan, Lucia? Kau tahu kan, ini tidak akan berguna," desahnya yang pasrah ketika wanita itu memoleskan bedak ke kulitnya.

"Tentu saja berguna! Memangnya tugasku apa, Amy? Tugasku adalah membuatmu tampil menarik di depan kamera!"

"Aku sangat bingung dengan ini. Lagi pula, nanti juga akan lutur," ujar Amaryllis yang memandangi pantulan dirinya di cermin.

"Oh! Ini anti air tahu! Paling tidak bisa bertahan selama seharian. Kau harus tampak cantik di hari pertamamu, walaupun nanti kau bisa berubah menjadi kusam," jawab Lucia yang membuat Amaryllis tertawa.

Lucia memberikan sentuhan terakhirnya dengan memakaikan pita panjang holograpik di kuncir kuda Amaryllis. Gradasi warna hologram itu tampak cantik di rambut brunettenya. "Ingat, jangan gunakan pita rambutnya untuk hal aneh-aneh!" ingat Lucia kepada Amaryllis.

"Sudah selesai kan? Jika itu mendesak aku akan tetap menggunakannya," jawab Amaryllis dengan sedikit mengedipkan sebelah matanya lalu berdiri dari duduknya.

Wajah Lucia tampak sedikit mencomel, tetapi kemudian terkikih dan langsung memeluk Amaryllis. Tangannya sedikit menepuk pundak gadis itu sebelum ia melepaskannya.

"Lakukan semaumu, Amy. Mau kau pakai untuk memanjat pun tidak masalah kalau bisa. Tapi jangan digunakan di hari-hari pertama, oke?"

"Iya, aku akan mengingatnya, Lucia," jawab Amaryllis dengan tersenyum lebar.

VENTURIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang