40 - Cooldown

179 37 0
                                    

[PERINGATAN!] Cerita ini hanyalah fiksi belaka, semua karakter, alur, serta beberapa latar dalam cerita adalah milik penulis yang tidak terlepas dari berbagai inspirasi.

Selamat Membaca!


✬✬✬

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✬✬✬

Semuanya masih tampak hening. Ruang pelatihan itu terlalu luas untuk tiga orang yang berdiam diri di sana. Setelah Samuel meninggalkannya di meja makan kemarin, mereka berdua hanya sesekali tampak bertukar pandang. Gadis itu juga lebih banyak diam karena tidak tahu apa yang ingin ia bicarakan.

Amaryllis mengedarkan pandangannya. Dia bisa melihat Hans yang tengah memperhatikannya. Pemuda itu memang sudah keluar dari rumah sakit dan diperbolehkan untuk ikut serta di babak terakhir Venturion.

Hans kemudian berjalan mendekatinya. "Kau tampak muram, Amy. Apa kau tidak enak badan?"

"Aku baik-baik saja," jawab Amaryllis.

"Jadi hanya kita berempat ya?" tanya Clara yang baru saja memasuki ruangan.

"Sepertinya begitu," jawab Amaryllis.

"Sayangnya kita tidak punya kesempatan untuk merayakan keberhasilanmu kemarin, Amaryllis," lanjut wanita berambut hitam pendek itu yang dibalas seulas senyum oleh Amaryllis.

"Aku tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Frans," gerutu Clara yang kemudian membuka panel. "Tapi sudah tidak ada waktu lagi karena sekarang kita sudah memasuki permainan terakhir," sambungnya yang sekarang menampilkan gambaran arena. "Ini akhir sekaligus awal dari Venturion ke 64," gumam Clara.

"Apa itu petunjuknya?" sahut Samuel yang sekarang bergabung dengan mereka setelah melihat proyeksi yang mengambang itu.

"Hanya ini yang diberikan oleh dewan kepada Travis," jawab Clara seraya memperluas hologramnya.

"Ke mana Travis sekarang?" tanya Amaryllis.

"Dia sedang berusaha untuk menarik perhatian sponsor kita lagi di keadaan yang genting ini," desah Clara.

"Hutan hujan? Yang benar saja!" decak Samuel ketika menyadari bioma apa yang akan mereka hadapi di arena mendatang.

"Apa yang salah dengan hutan hujan?" tanya Amaryllis.

"Banyak hujan, genangan air, basah, lembab-" jelas Clara.

"Jangan lupa tentang hewan hibrida yang akan mereka keluarkan," sanggah Samuel yang memotong ucapan Clara.

"Jadi akan ada semacam serigala seperti di Acumen, tapi kali ini hibrida?" tanya Hans kemudian.

"Atau ular mungkin?" timpal Amaryllis.

"Para hibrida ini memiliki tampilan yang sangat aneh," ungkap Clara.

"Seperti liger atau semacamnya?" tanya Amaryllis yang kemudian menggumamkan kata wah saat melihat gambar yang ditunjukkan oleh Clara.

VENTURIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang