24 - Acumen

275 49 0
                                    

[PERINGATAN!] Cerita ini hanyalah fiksi belaka, semua karakter, alur, serta beberapa latar dalam cerita adalah milik penulis yang tidak terlepas dari berbagai inspirasi.

Selamat Membaca!


✬✬✬

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✬✬✬

Acumen, babak kedua Venturion akan dimulai hari ini di Plethora Hall. Arena itu mulai diselubungi oleh kubah berpola pentagonal transparan. Bangunan melingkar bertingkat, dengan lantai berbahan dasar kaca metal tampak mengkilap karena biasan lampu sorot. Beberapa layar yang terpasang mulai menampilkan tema Acumen dalam Venturion tahun ini.

Hari ini, Amaryllis hanya datang sebagai penonton. Dia menempati tempat duduknya di tribun khusus bersama dengan peserta yang tidak terjun di Acumen. Kali ini giliran Selina Bell dan Hans Lincoln unjuk gigi sebagai perwakilan Red Thunder untuk babak Acumen.

Selina dan Hans sudah mengenakan setelan berwarna gelap. Setelan itu juga dilengkapi dengan teknologi terkini. Menyesuaikan desain arena Acumen yang lebih mengutamakan kecerdasan buatan.

Amaryllis masih memperhatikan arena itu dengan saksama. Namun, penglihatannya sedikit terhalangi oleh kaca willow yang terpasang di depannya. Sebuah sekat yang membatasi antara tribun dengan arena. Sarana untuk memproyeksikan arena yang luasnya melebihi jarak pandangnya.

Amaryllis penasaran dengan tantangan seperti apa yang akan diterima oleh Selina dan Hans. Dari apa yang ia dengar, Acumen akan dilangsungkan dalam 3 tahap. Dirancang dengan total estimasi waktu selama 4 jam.

Setiap tahap akan dihadapkan dengan teka-teki yang saling berkesinambungan. Peserta harus bisa memecahkan teka-teki itu untuk memperoleh bendera Acumen dan melanjutkan ke tahap berikutnya. Namun, setiap tahap hanya akan diberikan waktu maksimal selama 1 jam.

Ketika Amaryllis masih fokus memperhatikan persiapan Acumen. Tiba-tiba saja pemuda berambut pirang cerah yang baru saja datang itu sudah berdiri di sebelahnya. Dia tersenyum lebar ke arah Amaryllis sembari mengulurkan tangannya.

"Senang bisa bersama denganmu lagi, Amaryllis Heath," sapanya ramah dengan menjabat tangan Amaryllis sebentar.

Amaryllis tersenyum kecil. "Senang bertemu denganmu juga, Gavin Tinnez."

"Aku boleh duduk di sini kan?" tanyanya sebelum duduk di kursi sebelah Amaryllis.

"Wah! Di sini bagus sekali pemandangannya! Aku senang kita mendapatkan tempat duduk yang bagus untuk menikmati permainan. Bukankah begitu, Amaryllis?" tanyanya dengan aksen Acerion yang kental.

"Iya," jawab Amaryllis lirih karena canggung.

Dia dan Gavin adalah pemenang Zavesys. Oleh karena itu, tribun mereka lebih khusus daripada peserta lain. Tempat duduk mereka berada jauh di depan dan sedikit lebih tinggi dari yang lainnya.

VENTURIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang