20 - Hal Berharga

267 56 4
                                    

[PERINGATAN!] Cerita ini hanyalah fiksi belaka, semua karakter, alur, serta beberapa latar dalam cerita adalah milik penulis yang tidak terlepas dari berbagai inspirasi.

Selamat Membaca!


✬✬✬

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✬✬✬

Benda dingin yang menyentuh kulit Amaryllis itu membuatnya sedikit terkinjat. Amaryllis bahkan tidak tahu terbuat dari bahan apakah kain yang tengah dipakaikan Lucia kepadanya. Amaryllis hanya tahu kalau kain itu tampak seperti air yang melayang. Sama sekali tidak membuat kulitnya basah ataupun jatuh ke bawah.

Lucia mengamati Amaryllis sebentar. "Coba berputar, Amy!"

"Seperti ini?" tanya Amaryllis sembari memutar tubuhnya dengan pelan.

"Bagus, tapi kenapa seperti ada yang kurang ya?" gumam Lucia dengan mengetuk-ngetuk dagunya.

Amaryllis masih mengamati bahan kostum yang akan ia kenakan untuk Zavesys dua hari lagi. Lucia berhasil membuat rahangnya jatuh karena desain yang ia gagas. Amaryllis rasa semua persiapannya sudah selesai dan hanya memerlukan sentuhan terakhir untuk hasil yang sempurna.

"Sepertinya ada yang ingin aku tambahkan lagi. Tolong bantu aku melepaskan ini," ujar Lucia kepada Ellen dan satu asistennya yang lain.

"Amy, apa kau bisa menunggu sebentar di ruang tengah bersama Thomas? Aku akan ke sana nanti," tanya Lucia.

Amaryllis mengangguk pelan. "Aku akan menunggumu di sana."

Amaryllis kembali memakai baju yang sebelumnya ia pakai. Dia lantas menuju ke ruang tengah sesuai dengan permintaan Lucia. Namun, ternyata Thomas yang sudah lebih dahulu berada di sana sudah duduk dengan menyilangkan sebelah kakinya.

"Halo, Amaryllis," sapanya dengan menyeringai.

"Halo juga, Thomas," jawab gadis itu sedikit malas seraya berjalan ke sisi sebrang.

Setelah duduk di sofanya, tangan Amaryllis langsung menekan sebuah tombol di atas meja transparan. Dia tengah menampilkan proyeksi rancangan yang dibuat oleh Lucia. Kostum yang akan mereka pakai di babak pertama Venturion.

Biomimikri adalah konsep yang digagas oleh Lucia untuk Red Thunder tahun ini. Kostum itu bahkan tampak sangat tidak nyata bagi Amaryllis. Hal itu dikarenakan Lucia mengkolaborasikan rancangannya dengan bahan berteknologi tinggi.

Salah satunya adalah aurora organza, sejenis sutra tertipis dan teringan yang pernah dibuat di dunia. Sutra itu dipintal dengan fiber optik dan serabut neuron di setiap untaian seratnya. Menjadikannya sebagai salah satu bahan termahal yang pernah diciptakan oleh Noffram.

Berbeda dengan enzim luciferase yang bercahaya dalam redup. Fiber optik yang terkandung dalam seratnya membuat sutra itu untuk bercahaya di mana saja. Memungkinkan penggunanya untuk memancarkan cahaya yang tak terbatas.

VENTURIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang