🌙20

2.2K 148 29
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Rutinitas pagi yang berbeda dari biasanya, ketika Sehun membuka kedua matanya setelah lelap tidurnya berakhir, Sehun langsung disuguhi wajah cantik yang teduh dan murni. Yoona dalam pelukannya masih memejamkan matanya setelah lelah bercinta dengan pria yang memeluk tubuh polosnya. Sungging manis senyum tercipta dari seorang Oh Sehun yang mengamati setiap detail wajah cantik Yoona.

Yoona memang punya wajah yang cantik, hanya saja Sehun baru terpesona dengan pancaran kemurnian paras itu setelah sekian lama tertutup oleh sifatnya yang kasar dan urakan. Helai-helai surai hitam Yoona diusapnya bukan satu atau dua kali Sehun mengusap, helaian hitam itu Sehun usap dengan lembut berulang kali sampai Yoona yang merasakan kepalanya tersentuh hangat kulit Sehun terbangun dari tidur.

"Ngghhh... kau sudah bangun ya hoamhh..."

Manik hitam memancarkan binarnya setelah kelopaknya terbuka. "Aku juga baru bangun beberapa saat yang lalu kok." Tutur yang lembut Sehun ucapkan. Semua mengalir seperti air, tidak ada paksaan ketika keduanya memutuskan untuk memperbaiki hubungan pernikahan mereka. Walau dibangun dengan sebuah keterpaksaan, takdir membuat air mengalir dari ketinggian hati yang saling menyombongkan diri, menjadi lembut dan saling menyayangi seperti ini.

Meski tak pernah keduanya saling mengatakan cinta, tapi pendewasaan mulai membangun benih-benih cinta di antara keduanya. "Aku ingin membersihkan badanku, rasanya lengket sekali setelah apa yang kita lalui semalam." Sehun mengecup pucuk kepala Yoona, "Bagaimana kalau kita mandi berdua, Sehun?" Sebuah ide yang melebarkan iris Sehun dikatakan Yoona.

"Apa kau yakin kita hanya akan mandi kalau berduaan dalam keadaan telanjang?"

"Mesum!"

Yoona menepuk-nepuk pipi Sehun, paham yang Sehun maksudkan artinya apa. "Aku sudah lelah dengan yang semalam, aku yakin kita hanya akan mandi bersama tanpa melakukan hal lain." Pipi Sehun dicubit gemas dengan menarik kulitnya pelan. "Tapi... lain kali mungkin kita akan mencobanya juga." Yoona mengerlingkan kedipan genit dan mesum.

"Maksudmu?"

"Ahahahaa...ahahhaa... sudahlah, ayo mandi Sehun!"

Gemericik air menetes dengan busa-busa dari sabun yang mengembang di atas genangan air. Bersama Yoona yang duduk bersandar ke bahunya, Sehun berendam dalam bathtub. Busa dari sabun telah menutup tubuh telanjang mereka yang duduk selonjor di dalam bak berendam sampai sebatas dada. Kedua kaki Yoona tak mau diam dalam air, kaki-kaki itu seperti bergantian muncul ke permukaan air selayaknya sedang berenang di dalam kolam.

"Yoona, apa yang kita lakukan rasanya seolah mengembalikan bulan madu yang kita kacaukan waktu itu." Sehun yang berkata seperti itu membuat manik hitam Yoona memandangnya dengan kepala yang masih bersandar di dada bidang Sehun.

"Bulan madu?"

"Ya, waktu itu kita berada di Paris sekitar satu minggu lamanya."

"Kita menikah dan bulan madu di sana."

[M] (NOT) STRAIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang