Prolog

30K 2.2K 93
                                    

Halo dan apa kabar?

Lama nggak nulis dan sekarang lagi membiasakan diri lagi. Ini pasti akan kagok, mungkin juga rawan ngaret. Tapi serius, aku nyoba yang terbaik! Jadi semoga aku bisa nganterin cerita ini sampai ending ya.

Mohon ditemani, terima kasih.

OooO

Gundukan tanah merah itu sukses membuat mata Ayumi terpaku. Beberapa orang lengkap dengan pakaian hitamnya membuat dada gadis itu terasa tersayat sembilu. Dalam keterbekuannya, Ayumi menyangkal hebat. Kemarin sore,
Alina bahkan masih menelepon dengan raut semangatnya. Mengatakan dia akan membuat pacarnya bertanggung jawab lalu sebulan berikutnya mereka akan berakhir di pelaminan yang begitu dia damba.

Lalu bagaimana ceritanya hingga Alina sekarang malah terkubur di dalam tanah? Apa yang terjadi?

"Semua ini karena Argantara."

Sepanjang yang Ayumi tahu, Argantara adalah atasan Alina di tempatnya bekerja. Laki-laki itu juga merangkap sebagai kekasih yang kemudian masih berlanjut sebagai ayah dari janin yang Alina kandung.

"Argantara menolak bertanggung jawab, makanya Alina putus asa lalu tanpa pikir panjang melompat dari lantai dua kamarnya."

Mata Ayumi memerjam rapat. Ingatan soal  bagaimana senangnya Alina mendapati dia hamil—meski di luar jalur pernikahan—seminggu yag lalu menari-nari dalam otak. Kali itu Ayumi tak berpikir dua kali saat menyalahkan sahabatnya. Ayumi katakan bahwa Alina terlalu sembrono dan tak menyayangi masa depannya sendiri. Untuk semua kemarahan itu, Alina cuma diam—bibirnya agak bergetar seolah ketakutan. Meski begitu, Alina masih saja tampil optimis di atas suaranya yang bergetar. Dia masih yakin sekali bahwa kekasihnya akan bertanggung jawab. Di saat yang sama dia terus yakin bahwa bayinya akan mengangkat kehidupan keluarganya yang memang sedang terpuruk. Ketika memang begitu maunya Alina, mana bisa Ayumi berkata lebih?

"Jadi, ini karena Argantara?" cicit Ayumi dengan ragu.

Reni—mama dari Alina—mengangguk lemah. Linangan air mata membuat wajah cantiknya berubah sembab.

"Ini karena laki-laki itu. Karena laki-laki itu anak saya yang cantik meninggal," tambah Fadli dengan raut sedih tak tertahankan. "Dan kamu sebagai adiknya, tidakkah merasa perlu untuk membalas dendam?"

OooO

 

Lempar Dendam Sembunyi Cinta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang