EPILOG

19K 1.5K 211
                                    

Pengen tahu dong, pembacanya Aga-Ayu, berasal dari mana saja. Siapa tahu ada yang tetanggaku gitu. hehe. Komen kota/kabupatenmu, ya.

OooO

"Aku nggak ikut turun, ya."

"Aku juga nggak ada niat ketemuin kamu sama mantanmu, kok."

Argantara tertawa lalu mencubit pipi Ayumi pelan. "Gemas sekali. Dah turun sana. Jangan lama ya. Mendung tuh."

Satu anggukan pendek Ayumi berikan. Dia ambil satu buket mawar putih yang tergeletak di kursi belakang lalu membuka pintu di sampingnya. Telapak kaki berbalut satu sepatu flat berwarna putih itu terus menyusuri tanah coklat yang sedikit basah sisa hujan semalam.

Langkah Ayumi terayun mantap. Nyaris dua tahun tidak datang ke tempat ini, tak membuat Ayumi lupa di mana titik tujuannya. Satu gundukan tanah berselimut rumput-rumput pendek itu tampak paling kotor di antara gundukan yang lain. Daun-daun kering mengerubungi, lumut bahkan tumbuh dan memudarkan batu nisan hitamnya. Melihat itu, hati Ayumi merintih perih.

Mungkin sekarang, Alina sedang bersedih di tempatnya yang gelap. Dia hampir bisa dikatakan kesepian semenjak lahir bahkan hingga usianya ditutup. Sayang sekali gadis cantik itu harus jatuh ke tangan yang salah dan memilih langkah yang keliru. Andai bukan  bersama Reni dan Fadli yang kini masih mendekam di penjara, Ayumi yakin nasib Alina tak akan sebegini mengenaskan. Setidaknya, kalau memang umurnya sependek itu, maka paling tidak harus ada yang menghampiri rumahnya dan memastikan tempat ini tetap cantik dan terawat. Dan bukannya terabaikan semacam ini.

Sungguh, Alina adalah gadis yang baik. Tidak peduli dunia gelap seperti apa yang sudah gadis itu cicip, atau seegois apa dia pada kehidupan orang lain, Ayumi akan terus menganggap Alina sebagai kakaknya. Seperti kata Argantara, Ayumi juga akan mengingat Alina sebatas sosok yang kuat, periang, dan penuh senyum. Gadis itu lebih dari layak untuk bahagia dan dicintai. Dan kalau memang tak ada seorang pun di dunia ini yang memedulikannya, biarkan Ayumi yang jadi satu-satunya.

Dengan perasaan yang sulit dijelaskan, Ayumi turun dan berjongkok di depan pusara itu. Bunga yang dia beli, dia letakkan tepat di atas nisan. Dia tak punya banyak doa, selain dari semoga Alina bisa merasakan bahagia meski entah bagaimana caranya. Selebihnya, Ayumi cuma banyak diam. Jari-jemarinya yang bergerak dengan telaten, mencabut rumput liar, mengelupas lumut, sampai dengan mengumpulkan daun-daun yang kering.

"Bulan depan, aku mau lamaran sama Mas Aga. Sebelum itu, aku pengen datang ke sini. Aku merasa, setidaknya aku harus berterima kasih sama kamu, Kak. Karena mungkin, aku tidak akan pernah ketemu Mas Aga kalau bukan kamu alasannya. Kami akan benar-benar terpisah, kalau bukan karena kamu penyambungnya. Kami tidak akan pernah bersatu, kalau bukan kamu yang jadi pemicunya."

Ayumi menghela napas dan terkenang lagi semua kebaikan Alina. "Aku sudah menemukan kebahagiaanku, Kak. Aku berharap kamu juga bahagia dengan cara yang mungkin tidak bisa kutebak dengan nalar. Apapun itu, aku berdoa untuk kedamaianmu."

OooO

Berbeda dengan pusara Alina, milik Anyelir jelas terawat dengan sangat baik. Gadis beruntung itu pergi dengan membawa banyak cinta. Argantara, Anjani, bahkan Wisnu rutin datang meski tidak bersamaan. Bergantian saja, mereka mengambil jeda untuk mengingat dan berdoa segala hal baik teruntuk gadis cantik yang kini mungkin sudah membangun istananya di surga.

"Rambutnya masih setebal dulu, Nya. Akhir-akhir ini bau strowberry, padahal aku lebih suka kalau itu bau jeruk. Tapi apapun itu, aku tetap suka sih. Tiap kali ndusel ke leher sama rambutnya, aku kerasa kayak dininaboboin."

Ayumi menoleh dan langsung mencibir. "Nggak usah genit. Ini kuburan."

Argantara mengacuhkan peringatan Ayumi dan malah tersenyum miring. Dia datang ke sini untuk bertukar cerita dengan Anyelir, jadi terserah saja dia mau mengoceh soal apa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lempar Dendam Sembunyi Cinta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang