Episode -10- Penglihatan Masa Depan (2)

383 61 7
                                    

Musim gugur berakhir dengan cepat, ditutup pada hari terakhir dengan airmata kesedihan dan rintihan pilu kehilangan, salju tipis mulai berjatuhan di langit menghiasi udara dengan warna putih yang begitu bersih. Malam ini terasa lebih dingin dan sunyi, suasana tenang yang panjang dan tanpa kehangatan mengisi malam.

Naoko seperti biasa berlatih di halaman depan dengan katana kembar miliknya, satu hitam dan satu putih. Tetesan keringat bersaing dengan cahaya salju yang diminati rembulan yang pemalu, melawan hembusan angin malam, bergerak dengan lincah.

Teknik pernapasan teratai. Kelopak pertama; iris bunga teratai!

Naoko menyerang dengan tenang, katana kembar diayunkan dengan pola bunga teratai dan cahaya putih berbentuk serupa terbang cepat menghantam pohon di depannya, menumbangkan pohon dengan potongan rapi.

Pernapasan ini baru saja dibentuk beberapa hari yang lalu setelah Naoko mendapatkan inspirasi dari bunga teratai di tubuhnya. Dia tidak menyangka gerakan pertama yang dia ciptakan dengan sembarangan dapat menyerang seperti itu. Sedikit kekaguman melintas dimata emas Naoko, diapun tersenyum kecil dan mengangguk pelan, puas dengan hasilnya.

"Aku tidak menyangka bakat ku didunia ini akan hebat, ini berbeda dengan pertama kali aku menciptakan pernapasan Miko milikku. Setidaknya aku berhasil membuat pernapasan baru, nah mari kita sempurnakan teknik pernapasan nya sekarang"

Dan terus seperti itu hingga bulan berada dibelakang kepala, melewati jam tengah malam, Naoko baru merasa lelah dan berhenti. Dia memandang sekitarnya yang gelap dan mulai tertutup salju yang bersinar.

Bulan perak mengintip malu-malu dibalik awan malam yang menaburkan benda dingin berkilau seperti hujan dari langit. Rambut Naoko sedikit memutih karena salju dan kulitnya menjadi lebih putih karena dingin, mata emas itu memandang bulan dan siluet seorang pemuda yang tersenyum muncul di pandangannya.

Itu adalah Kanechi yang tertawa nakal setelah mengganggu Naoko yang tidur atau sekedar duduk bersantai. Mirip, begitu mirip dengan kakak perempuannya, baik sifat ataupun hati mereka. Naoko merasa kedua orang tersebut adalah saudara yang sangat cocok. Andai keduanya berdiri bersisian maka akan terlihat seperti Kanechi dan kakak perempuan Naoko adalah kembaran.

Tersenyum, Naoko menggelengkan kepalanya pelan dan menyingkirkan ingatan itu. Dia merogoh sesuatu dari dalam lengan haori  putih dengan motif daun bambu dan mengeluarkan sebuah benda.

Dia menatap serius pada benda di tangannya dengan alis bertaut, menelisik setiap sisi benda itu berulang kali. Menghela napas, "Sudah tiga hari setelah aku memetiknya dan masih tidak ada tanda-tanda akan layu. Bunga yang aneh"

Bergumam pelan sambil mengarahkan bunga lili laba-laba biru itu ke langit. Dia tidak tahu untuk apa bunga ini sebenarnya, gagak hitam itu juga tidak datang lagi setelah hari itu. Memberikan tanda tanya besar dikepala Naoko, apa dan untuk apa?

#Srriiing~~

Cahaya berpendar di area dahi Naoko dan bunga teratai putih itu melayang keluar menuju telapak tangan Naoko yang memegang bunga lili laba-laba biru. Bunga teratai itu bersinar terang dengan membawa hembusan angin, mengibarkan helaian rambut dua warna milik Naoko.

Bunga teratai putih terus terbang dan berhenti diatas bunga lili laba-laba biru, kabut putih turun dari kelopak putih bunga teratai dan melahap bunga lili laba-laba biru tanpa sisa. Lalu memasuki dahi Naoko kembali dengan santai. Menghilang. Hanya beberapa detik tak terduga dan kedua benda aneh itu menghilang begitu saja menyisakan Naoko yang kebingungan.

"Tadi itu--apa maksudnya??"

Bertanya seorang diri, Naoko tertawa canggung dengan wajah bingung yang jelas. Bunga teratai itu baru saja memakan bunga lili laba-laba biru? Yah ... Ku rasa memang seperti itu, Naoko bingung, tapi tidak memikirkannya terlalu dalam.

※The Miko※ in 『Kimetsu No Yaiba』 WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang