Episode -21- Mikazuki-dono?

436 53 10
                                    

Setelah penilaian dadakan itu, para Hashira beserta Naoko berkumpul diruangan markas dengan Oyakata-sama yang memimpin didepan. Naoko duduk menemani disebelah kiri Oyakata-sama dengan posisi sedikit kebelakang. Wajahnya tenang seperti air dan indah seperti teratai.

Suasana yang ada terasa sunyi dan tegang memenuhi ruangan berukuran luas khas Jepang itu. Sekat berhiaskan motif pohon sakura dengan bunga yang mekar dan pemandangan burung  menjadi latar belakang Oyakata-sama yang masih diam tanpa berbicara sejak mereka masuk kesana.

Naoko menutup kedua matanya, sibuk dengan penglihatan masa depan yang sangat mendadak dan memaksa. Oyakata-sama menghela napas lembut dan sedikit tersenyum, perlahan dia mulai berbicara.

"Anak-anakku sekalian. Kita tahu jika pergerakan anak buah Kibutsuji akhir-akhir ini semakin merajalela, banyak korban yang berjatuhan dan tak sedikit pula yang menjadi Oni. Kita tidak dapat memberantas mereka dalam seluruh tempat secara bersamaan, tapi usaha kita sedikit demi sedikit sudah menjadi lebih baik. Sayangnya, iblis juga seperti itu, bahkan melebihi kita. Saat satu dibunuh maka dua yang lahir, saat sepuluh yang dibunuh maka iblis bulan bawah akan lahir"

"Itu tidak sama seperti kita yang memiliki sedikit keturunan yang dapat mewarisi pernapasan dan kekuatan untuk mengalahkan Oni. Dengan kata lain, usaha kita hampir tidak memberikan efek pada Oni yang berkembang dengan sangat cepat"

Hashira diam dengan wajah serius. Sedikit warna gelap ada dibagian atas wajah mereka. Nampak marah karena Oni selalu lebih cepat unggul daripada mereka.

"Tapi, bukan berarti kita tidak memiliki peluang untuk menghancurkan mereka dalam satu serangan. Saat satu mati maka keseluruhannya akan musnah, tak bersisa"

Oyakata-sama tersenyum, "Naoko, adalah manusia pertama yang selamat setelah bertemu dengan Kibutsuji Muzan. Naoko bahkan bertarung dengannya"

Sekali lagi gelombang kejutan akibat Naoko menghantam para Hashira yang secara serempak menatap Naoko yang masih dibawah penglihatan. Kedua kelopak mata itu tertutup dengan tenang menyembunyikan manik emas yang lembut dan tenang didalamnya. Mengubur dalam-dalam pada kegelapan dan bangkit saat sinar kembali terang.

"Boc---maksud saya, Mikazuki--do--no .. Bertarung dengan iblis itu? Anda bersungguh-sungguh Oyakata-sama?"

Shinazugawa bertanya, menelan rasa jengkel dalam kata-katanya saat memanggil Naoko dengan 'dono' (panggilan kehormatan untuk orang yang mengajari kita/ guru lebih spesifik lagi dono berarti Master). Dia memalingkan wajah dari Naoko yang masih belum sadar dan menyembunyikan semburat merah mencurigakan di pinggir pipinya. Entah apa yang dia pikirkan.

"Aku tidak percaya, sangat tidak percaya" Iguro selalu menjadi orang kedua yang protes tentang Naoko, dia menunjuk dengan jari telunjuk.

Oyakata-sama tidak keberatan sedikitpun, sepertinya sudah terbiasa dengan para Hashira yang seperti itu. Tentu saja! Mereka telah menerima banyak kehormatan dan penghormatan dari orang-orang dan sekarang ada satu orang asing yang tiba-tiba menjadi guru mereka dan mereka dituntut harus mematuhinya? Dimana wajah para Hashira jika seperti itu?

"Apa yang membuat kalian masih tidak percaya, apakah Naoko harus memberi arahan lain lagi sekarang?"

Seketika semuanya terdiam. Oyakata-sama langsung mengeluarkan jurus ampuh untuk membuat para Hashira diam tanpa suara lagi. Mereka menunduk dengan malu, tidak bisa menepis fakta jika Hashira seperti mereka terkalahkan oleh Naoko yang lebih muda.

Oyakata-sama tidak marah, dia hanya tersenyum lembut dengan pandangan lurus tanpa berkedip.

"Naoko adalah orangnya. Bahkan saat Giyuu menemukannya di pinggir hutan kota Asakusa tanpa sengaja dengan luka yang parah dan area sekitar yang hancur, apakah kalian tahu siapa yang dia lawan?"

※The Miko※ in 『Kimetsu No Yaiba』 WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang