Dengan menyetujui usulan yang Naoko utarakan, para Hashira pun berbaris menghadap Naoko dengan kuda-kuda bersiap. Mereka sudah beralih posisi untuk lebih ke tepi agar tidak mengganggu Oyakata-sama.
Naoko perlahan mengangkat tangannya dan menyingkirkan para kupu-kupu yang masih hinggap lalu netra emas berbintang itu bersinar dengan terang menatap para Hashira yang bersemangat.
"Saya akan menjelaskan sedikit tentang peraturannya, harap dengarkan baik-baik" Suara Naoko yang merdu tanpa gelombang emosi terdengar, membuat para Hashira mengalihkan perhatian mereka seutuhnya pada Naoko.
"Bagaimana peraturannya?" Iguro bertanya tidak sabar sambil memberikan tatapan permusuhan pada Naoko yang terlihat tenang dan santai. Entah mengapa dia merasa kesal saat melihat Naoko yang terlihat tanpa beban itu!
"Mudah saja, Anda semua hanya perlu menangkap saya, jika Anda dapat melakukannya maka Anda akan memenangkan pertandingan ini, tapi jika sebaliknya maka Anda harus mengakui saya untuk berada disini. Cara apapun boleh digunakan selagi tidak diluar batas, bagaimana?"
Para Hashira saling memandang lalu mengangguk satu persatu menyetujui persyaratan itu. Naoko tersenyum dalam diam, wajahnya yang indah tertutup sedikit oleh helaian rambut yang selembut sutra. Netra emas sedikit sayu dan menggoda, aura yang bersinar dengan cahaya lembut juga memanjakan mata.
Sesaat, para Hashira terpaku oleh pesona luar biasa Naoko. Kulit putih kemerahan yang sedikit pucat begitu mulus seperti giok yang bersinar dibawah cahaya matahari, hidung kecil yang imut, alis rapi yang terangkat dengan tenang dan ringan, bulu mata panjang yang menutupi cahaya berbahaya di manik emas seperti kristal memberikan kesan penasaran yang bergejolak dalam pandangan pertama untuk mencari tahu seperti apa sang pemilik tatapan penuh rahasia itu.
Bibir kemerahan yang cerah dan lembab terangkat dengan senyuman kecil yang memikat seperti bunga diantara rerumputan. Memusatkan perhatian hanya pada pesona yang dia keluarkan.
Aliran sutra lembut hitam-merah yang lurus berkibar kala angin menyapu tiap helai tipis yang ada. Menerbangkan setiap kelembutan dengan membawa keindahan dalam satu sosok Naoko bak seorang Dewi.
Para Hashira terlena hingga lupa jika mereka akan melawan sosok yang menakjubkan itu. Aura menyenangkan yang sejuk yang terpancar disekitar tubuh Naoko membuat setiap Hashira menjadi lebih tenang dan merasa "percaya" jika semuanya akan baik-baik saja saat Naoko ada disisi mereka.
Naoko menyadari situasi mereka saat mendongak, dia tertawa ringan sambil merapikan sedikit rambut yang ada di wajahnya. Suara yang syahdu dan gerakan yang anggun membuat orang-orang yang ada disana terdiam, termasuk Oyakata-sama yang sejatinya tidak dapat melihat. Tapi, entah mengapa dia dapat mengetahui apa saja yang Naoko lakukan disana.
Gerakannya, senyumannya, auranya, ekspresinya, bahkan emosi yang dia pendam didalam hatinya. Oyakata-sama mengetahui semua itu atas anugrah dari Dewa. Ubayashiki Kagaya, mengukir senyuman yang cerah di wajahnya, memikirkan Naoko, ada banyak rasa yang merayapi hatinya. Tapi inti saat ini, Naoko adalah ...
Miko teratai yang menyenangkan.
"Jadi. Bisakah kita memulai latih tanding nya sekarang? Siapa yang akan maju terlebih dahulu?"
Hashira tersadar kala angin kencang menyapu wajah mereka dengan sensasi dingin. Membawa kembali pemikiran mereka yang sempat menjelajah dengan berbagai macam jenis. Naoko diam, ekspresi wajahnya tenang dan santai. Terlihat tidak tertekan saat menghadapi para Hashira.
"Ayo mulai!"
Semua suara menyatu saat seruan penuh semangat dan juga kecurigaan menggema. Oyakata-sama menarik napas pelan, para Hashira harus mendapatkan bukti jika Naoko jauh lebih kuat dari mereka. Dan latih tanding ini akan membuktikan perkara pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
※The Miko※ in 『Kimetsu No Yaiba』 World
Fiksi PenggemarGak ada deskripsi, Hina bingung mau nulis apa 😄 Langsung baca aja deh ya kalo kalian mau. Karya pertama Hina jadi maaf kalo berantakan. Dan karya ini terwujud akibat kebosanan dari seorang pengangguran seperti Hina yang kehidupan nya monoton dan b...