Episode -2- Menjadi Bayi?

708 84 2
                                    


Naoko pov (on)

Tenang, damai, sunyi dan---gelap. Itulah yang kurasakan sekarang, damai, kosong dan tanpa beban seakan aku tidak pernah ada dalam dunia manapun.

Seperti mengambang didalam air yang tenang, terus mengikuti arus tanpa berhenti ataupun menghentikan. Tak ada apapun yang kurasakan sekarang, bahkan tubuhku sendiri tidak dapat kurasakan, seperti aku tidak memiliki raga dan hanya jiwa bebas yang tenang.

Aku hanya merasa ingin terus seperti ini, tanpa memikirkan apapun tanpa melakukan apapun. Sekelebat memori kehidupan ku ditayangkan didalam air seperti layar lebar.

Aku melihat dengan mataku yang tertutup saat-saat aku ulang tahun dan diberi kejutan oleh orangtua dan kakak perempuanku, kami tertawa bahagia.

Lalu kilasan lain terlihat saat kakak ku menangkan juara satu berpedang sedunia, kami sangat gembira saat itu, kedua orangtuaku sangat bangga dan aku begitu kagum dan meminta kakakku untuk mengajariku juga.

Lalu ingatan itu kembali berpindah saat aku memenangkan juara satu lomba bermain koto saat di akademi bawah (SMP). Dan keluarga kecil kami merayakan kemenangan dengan meriah saat itu.

Tak kusadari aku tersenyum melihat semua kenangan itu, kenangan manis yang tak pernah kulupakan bahkan saat aku menjadi Miko tak ada yang menentang keinginanku sebaliknya mereka mendukung ku.

Sampai tragedi kelam mulai diputar didalam air itu seketika aku merasa tegang dan beku. Saat kakak perempuanku meninggal karena penyakit jantung setelah mengalahkan Youkai yang akan menyerang rumah.

Aku---tidak berguna. Saat itu aku hanya bisa terdiam, padahal aku bisa berpedang tapi kenapa aku tidak membantu saat itu?!!

Itu adalah penyesalan terbesar ku sepanjang hidup ini, tapi kakakku selalu mengatakan,

"ini bukan salahmu atau salah siapapun, kakak lah yang ingin terus melihat senyum mu walaupun kakak tidak bisa berada disisi mu lagi mulai sekarang. Tapi ingatlah imouto-chan ku yang imut, sebesar apapun penyesalan dan juga penderitaan yang kau miliki teruslah berjuang dan maju kedepan! Karena waktu tidak pernah berhenti dan berbalik tapi waktu akan terus berputar. Percayalah, walaupun berat kau pasti bisa melewatinya, imouto-chan akiramenna ne?"

Aku tidak terima kematiannya yang tragis dan mengejutkan selama 3 hari penuh dan aku juga mogok makan karena menyesal. Sampai para pendeta tua dan yang masih magang(?) turun dari kuil dan terus menceramahi diriku setiap hari sampai aku perlahan menerimanya walaupun sedikit enggan.

Kedua orangtuaku saat itu sedang dalam perjalanan menuju rumah nenek di pulau seberang dan tidak tahu saat Youkai menyerang rumah. Disaat mereka mendapat kabar mereka kembali dengan kecepatan penuh dan terjadi kecelakaan saat mereka di kereta.

Roda kereta menyimpang dari rel kereta dan menyebabkan kereta itu jatuh ke jurang dan meledak. Tak ada satupun yang selamat bahkan kedua orangtuaku.

Hanya sehari setelah kepergian kakakku tersayang kedua orangtuaku juga menyusul dia. Aku sangat terpukul dengan semua yang terjadi tiba-tiba dalam seminggu ini. Aku sempat depresi berat dan terguncang, para pendeta segera membawa ku untuk tinggal di kuil dan menerima pengobatan jiwa dari mereka.

Aku sangat bersyukur karena aku tidak menjadi gila, dan akhirnya aku memiliki temperamen yang sekarang. Mungkin karena terlalu banyak mendengar nasehat dari para pendeta dan juga Miko di kuil aku berubah menjadi semakin lembut tapi juga tidak segan-segan membunuh Youkai tanpa berkedip.

Bahkan Guji langsung turun tangan dan melatih diriku agar menjadi Miko yang hebat dan disukai oleh para Dewa. Beliau mengetahui peristiwa menyedihkan apa yang ku lalui dan merasa kasihan, Beliau pun melatihku dengan berat tapi membuahkan hasil yang besar.

※The Miko※ in 『Kimetsu No Yaiba』 WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang