Waktu 6 (enam) tahun berlalu dengan cepat seperti angin yang menyapu lalu berhenti, umur Naoko sudah menjadi 9 (sembilan) tahun sekarang. 3 (tiga) tahun yang lalu dia habiskan dengan belajar menggunakan pernapasan dan bokuto secara rahasia.
Awalnya memang berjalan lancar, tapi setelah beberapa lama Kouta (ayah Naoko) mengetahui kegiatan anak perempuannya itu. Naoko mengira dia akan dimarahi tapi ternyata tidak seperti dugaannya, Kouta secara ketat melatih Naoko setelah tahu.
Saat Naoko telah dapat menggunakan bokuto dengan mudah dan mengalahkan Kouta yang ahli dalam tipuan pedang. Kakek nya dari pihak ayah pun memberikan sepasang Nichirin indah yang berpola. Menuntut Naoko agar dapat menggunakan pedang kembar yang lebih efektif.
"Kakek hanya dapat memberi mu ini sebagai hadiah, jadilah kuat dimasa depan Naoko cucuku sayang. Selamat atas kerja keras mu selama ini, kakek tua ini sangat bangga"
Senyum itu mirip seperti kepala pendeta di kuil nya, ingatan tentang kehangatan mereka merangsek masuk dan membuat Naoko segera memeluk kakek itu dengan gembira. Mengira mereka adalah orang yang sama walaupun berbeda senyuman Naoko naik lebih tinggi.
"Terimakasih kakek! Terimakasih! Naoko berjanji akan terus bertambah kuat agar dapat melindungi kalian semua!"
Sumpah Naoko kecil yang semakin pandai berbicara. Dan setelah semua itu dia menjalani pelatihan keras yang dipimpin oleh ayahnya, ibunya dan kakak laki-lakinya yang terkadang membantu memperbaiki gerakan Naoko.
Tapi, bukan pernapasan petir ataupun air yang Naoko pelajari melainkan pernapasan Miko yang terus dia dalami dan kembangkan. Awalnya Kouta melarang Naoko untuk menciptakan pernapasan sendiri, tapi karena setelah itu Naoko menunjukkan gerakan demi gerakan dalam teknik pernapasan Miko, Kouta pun tercengang karena kagum.
Langkahnya rumit dan ritme itu sulit dimengerti. Tapi, setiap kali langkah diambil, napas ditarik, tekanan yang kuat terus menekan perasaan Kouta untuk mengalah. Karena kekagumannya diapun setuju jika Naoko ingin menyempurnakan jurus itu.
"Tapi, ayah menyarankan padamu untuk tetap berlatih teknik dasar pernapasan petir milik ayah dan pernapasan air milik ibu mu, kedua pernapasan itu penting dan saling melengkapi. Elemen air yang tenang melancarkan serangan secara halus tapi mengerikan, elemen petir lebih fokus pada kekuatan kaki agar dapat bergerak secepat kilat dan membunuh tanpa disadari musuh"
"Walaupun aku tidak berharap kau dapat menguasai semuanya, tapi setidaknya kau memiliki bantuan lain selain dari pernapasan Miko ciptaan mu itu, bagaimana?"
Melalui ucapan Kouta, Naoko menjadi sadar untuk tidak berfokus pada satu hal saja. Diapun menerima gagasan itu dan berlatih tiga teknik pernapasan sekaligus walaupun bergantian setiap satu minggu.
Sampai 3 (tiga) tahun kemudian, sembilan tahun sudah umur Naoko. Dia tumbuh menjadi gadis manis dan cantik. Sifatnya lembut dengan suaranya halus dan tenang, matanya sedikit sayu dan kulit putih bersinar. Rambutnya lurus tanpa ada poni, panjangnya mencapai mata kaki dan setengah warna dibawah adalah merah menyala yang indah.
Terlebih saat malam hari tiba rambut Naoko akan terlihat bersinar seperti lampu yang terang dirumah.
Badannya tidak cukup tinggi memang, masih berada pada standar anak seumuran-nya hanya saja, kepintaran Naoko sama seperti orang dewasa membuat dia sedikit memiliki teman yang dapat diajak bicara.
Beberapa lama dengan berdiam diri tanpa teman dan hanya latihan di sekitar rumah, Naoko pun mencoba bermeditasi dengan tenang dan seperti biasa Kouta tidak sengaja melihatnya dan mendapatkan ide untuk bermeditasi yang nyaman ditempat yang tenang dan indah.
![](https://img.wattpad.com/cover/258501876-288-k931344.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
※The Miko※ in 『Kimetsu No Yaiba』 World
Fiksi PenggemarGak ada deskripsi, Hina bingung mau nulis apa 😄 Langsung baca aja deh ya kalo kalian mau. Karya pertama Hina jadi maaf kalo berantakan. Dan karya ini terwujud akibat kebosanan dari seorang pengangguran seperti Hina yang kehidupan nya monoton dan b...