Episode -4- Cerita Sang Mantan Hashira

581 69 9
                                    

Tiga tahun berlalu, Naoko tumbuh menjadi anak yang cerdas dari kecil. Wajar saja, jiwa yang bersemayam didalam tubuh anak tiga tahun itu sudah berumur 20 tahun sudah tentu dia cerdas :v.

Kouta dan Kurusu bangga, mereka membesarkan Naoko dengan sangat hati-hati. Setiap hari Naoko diajarkan perilaku yang baik oleh keduanya.

Kanechi terkadang pulang kerumah jika tidak ada misi, dan bermain dengan Naoko sambil menjahilinya. Dia juga sering membawakan bahan pokok untuk dirumah.

Naoko saat ini sedang ada di pangkuan Kouta, dia berbaring malas sambil menikmati angin musim gugur yang udaranya cukup dingin, mengingat mereka yang tinggal di puncak gunung.

"Chichi-sama .. Apa yang teljadi dengan ail teljun yang ailnya menampung chepelti danau? Apakah ailnya pelgi, atau meleka tetap belkumpul di danau itu?"

Kouta mendengar pertanyaan Naoko kecil yang tidak pernah terpikir oleh anak umur tiga tahun kebanyakan. Dia terlihat berpikir dan kemudian menjawab dengan suara lembut.

"Pasti ada terowongan dibawah danau itu yang mengalirkan airnya menuju sungai. Jika air dari air terjun terus menerus ditampung dalam satu tempat seperti danau itu maka airnya akan tumpah kemana-mana jika tidak ada saluran lain yang mengalirkan airnya menuju tempat lain."

Naoko berbinar, dia baru saja terpikir dengan air terjun dibelakang kuilnya dulu. Danaunya tidak besar sedangkan air yang turun bagitu deras, jadi dia bingung bagaimana danau itu masih dapat menampung air sebanyak itu, dan sekarang dia mendapat jawabannya.

Sou ya, salah satu jurus dari pernapasan miliknya juga berhubungan dengan air terjun bukan? Kalau tidak salah air terjun Miko.

"Miko no taki? Seingatku dulu bentuk itu jalang kugunakan"

Gumam Naoko yang tidak didengar Kouta sedikitpun. Waktu berjalan dan sore menjelang, Kurusu sedang mempersiapkan makan malam dan Kouta sedang beristirahat.

Naoko membantu ibunya mencuci sayuran, berhubung tubuhnya sangat pendek dia tidak bisa membantu ibunya memasak makanan, Naoko hanya bisa mencuci sayuran dan menyiapkan ocha saja.

"Tadaima!"

Sebuah teriakan menggema, seiring dengan pintu fusuma yang digeser menampakkan seorang pemuda 15 tahun yang gagah dan ceria, Kanechi terlihat sumringah dia membawa keranjang yang seperti biasa isinya penuh di punggungnya.

Naoko menoleh pada Kanechi yang memasuki dapur dan segera berlari memeluk kakinya.

"Okaelinachai nii-sama!" (Okaerinasai/selamat datang kembali)

"Arigatou, Naoko"

Naoko tersenyum dan merentangkan kedua tangannya meminta untuk digendong. Kanechi terkekeh lalu mengangkat tubuh kecil Naoko dan menggendong nya mendekati Kurusu. Mereka mengintip masakan yang dibuat ibu mereka.

"Udon? Haha-san, apakah Anda menambahkan bubuk cabai didalamnya?"

Kurusu menoleh sedikit dengan menggelengkan kepalanya pelan.

"Tidak, ibu tidak menambahkan cabai. Kanechi, panggil ayahmu untuk segera makan, Naoko, bantu ibu disini"

"Hai!"

Dua saudara itu menjawab serentak dan segera melaksanakan perintah Kurusu, Kanechi pergi ke kamar sang ayah dan melihat ayahnya yang sedang membersihkan Nichirin miliknya.

"Sumimasen Chichi-san, waktunya makan malam. Mari kita makan bersama hari ini"

"Eunh ( sambil mengangguk), tunggu sebentar, ayah akan membersihkan Nichirin lebih dulu"

※The Miko※ in 『Kimetsu No Yaiba』 WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang