Beberapa hari kemudian datang, tibalah waktunya untuk para Hashira berlatih dengan Naoko. Yah walaupun mereka enggan tapi kekalahan yang mereka dapatkan membuat mereka dengan berat hati mengakui jika Naoko lebih kuat dan pantas menjadi guru mereka.Sebelum matahari terbit, Naoko sudah berada di taman halaman depan, memakai hakama putih merah seperti pakaian Miko, dia menari menyambut musim gugur yang datang.
Dengan lonceng yang diikat pada tangkai sakura dan dihiasi pita panjang, Naoko kembali menari seperti saat dia menjadi Miko dahulu. Rambutnya diikat diujung menggunakan pita merah milik Kanechi, di tangan dan kakinya juga terikat gelang yang berbuah lonceng.
Membuat setiap gerakan Naoko menjadi meriah dengan suara lonceng yang ber-gemerincing. Langkah demi langkah dilakukan, putaran dan lompatan membentuk sebuah tarian yang mengagumkan.
Inilah kebiasaan Naoko, dan selalu menjadi tradisi untuknya. Cahaya matahari terbit sedikit demi sedikit menyinari Naoko yang terlena dalam gerakan indah dari penyambutannya. Dia memasuki jiwa kosong saat keseluruhan tubuh dan hati memusatkan segalanya pada tarian itu.
Tanpa dia sadari kupu-kupu emas terbang mendekat dan hinggap di kepalanya dan menghilang saat telah menyentuh helai rambut yang selembut sutra itu. Berputar, melompat dan menyanyi, Naoko seakan menjadi sebuah teman untuk mentari yang pemalu.
"Kenapa kalian tidak protes hah?!! Aku tidak ingin dilatih oleh anak kecil itu walaupun dia lebih kuat dari kita!"
"Sanemi, jangan menjadi egois, ini keputusan Oyakata-sama. Berhentilah .." Uzui berusaha menenangkan Shinazugawa yang ribut.
"Jangan membantah ku! Kenapa kau juga ikut dengan mereka hah Tengen? Kau berpihak padaku bukan?! Dia hanya anak kecil, tidak pantas melatih kita!!"
"Sanemi berhentilah mengeluh! Mikazuki-san adalah orang yang hebat! Kita beruntung dapat berlatih dengannya! Umu!" Kali ini Rengoku yang menjawab.
"Sudah kukatakan!! Aku tidak ingin berlatih denganny-----"
Beberapa percakapan terhenti saat Kochō telah membuka gerbang kediaman Naoko. Terdiam, para Hashira yang datang memandang dalam sunyi pada Naoko yang menari di halaman. Suara lonceng membuat semua perhatian mereka beralih pada Naoko, seutuhnya.
Kupu-kupu mengelilingi sosok mungil yang rapuh itu. Setiap nyanyian dan gerakan menyeret para Hashira untuk merasakan rasa sedih setiap bait lagu yang ada. Membawa perubahan dalam hati mereka kala nada sedih, senang, dan amarah silih berganti dilantunkan.
Rengoku Kyojurou tak berkedip saat gerakan gemulai yang lentur dan lembut menjadi sebuah pertunjukan untuk mereka yang melihat disana. Bayangan sosok Naoko yang luar biasa saat pertarungan berubah menjadi lembut dan tenang seperti teratai di danau.
Indah tapi tak tersentuh dalam ketentraman air yang menggenang disetiap cobaan. Keberanian, keyakinan diperlukan untuk dapat menggapai keindahan yang tersembunyi dalam sunyi yang sendiri.
"Itu .... Mikazuki---dono? Luar biasa"
Kochō memandang takjub, komentar yang dipenuhi rasa kagum itu membuat para Hashira yang lain mengangguk setuju tanpa sadar. Naoko terlihat berbeda dalam balutan pakaian Miko dan tarian penyambutan musim baru itu. Terlihat bukan seperti dirinya yang biasa ber-aura lembut, sekarang Naoko memiliki aura tenang yang berirama. Seperti nyanyian, ekspresi pun bergantian ditunjukan.
"Sungguh indah ... Mikazuki-dono memang luar biasa. Ne, Sanemi, bagaimana menurutmu hm?" Uzui bertanya dengan menggoda pada Shinazugawa yang terdiam menampilkan wajah terkejut. Dia ingin menjahilinya sekarang!
KAMU SEDANG MEMBACA
※The Miko※ in 『Kimetsu No Yaiba』 World
Fiksi PenggemarGak ada deskripsi, Hina bingung mau nulis apa 😄 Langsung baca aja deh ya kalo kalian mau. Karya pertama Hina jadi maaf kalo berantakan. Dan karya ini terwujud akibat kebosanan dari seorang pengangguran seperti Hina yang kehidupan nya monoton dan b...